Oleh: Martin Simamora
Benarkah
Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.F)
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt.Dr.Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5E)”
Sehingga Yesus
Kristus memang tak bisa dipisahkan dari perjanjian lama. Tetapi apakah relasi
dirinya dengan perjanjian lama? Apakah Ia mengajarkannya agar dilakukan dan
menjadi sebuah jalan keselamatan atau jalan pengudusan atau jalan pendamaian
atau jalan untuk menjadi anak-anak tebusan-Nya?
Mari kita
memperhatikan penjelasan Yesus berikut ini, yang menunjukan secara kuat pada
bagaimanakah sesungguhnya relasinya dengan perjanjian lama itu:
▬▬Matius 5:17-19 Janganlah kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi.
Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat
sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia
akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa
yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan
menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Bagian
ini menunjukan relasi Yesus terhadap hukum Taurat atau kitab para nabi: untuk menggenapinya- Ialah yang menggenapinya. Tak hanya sampai
disitu,tetapi menghakimi semua tak ada satu saja, bahkan, menduduki tempat yang
paling rendah di dalam kerajaan sorga. Perhatikan penghakimannya ini: “Maka Aku
berkata kepadamu: Jika
hidup keagamaanmu tidak lebih benar
dari pada hidup keagamaan ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Dengan
kata lain, Yesus mengatakan: tidak ada satupun yang sanggup menggenapi apa yang
harus digenapi, selain diri-Nya saja.
Harus
dimengerti bahwa “tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” memang bermakna
neraka, sebagaimana ditunjukan oleh Yesus di dalam lanjutan penghakiman-Nya: ”Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang
yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada
saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata:
Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala-
ayat 22”; “Maka jika matamu yang kanan
menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada
tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka- ayat 29”; “Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan
engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada
tubuhmu dengan utuh masuk neraka- ayat 30.” Pengajaran Taurat
ini disampaikan oleh Yesus dengan menunjukan dua hal: (a)Ia adalah penggenapan semua tuntutan kudus
tersebut, dan (b)tak ada satupun manusia,dengan demikian, berdasarkan
melakukannya mendapatkan sebuah jalan keselamatan?
Jika
demikian, ada dimana? Jalan itu sangat terkait dengan pernyataan Yesus: Aku
datang untuk menggenapi dalam cara tak satu iotapun yang luput!
Sebagaimana pola
dalam perjanjian lama, IA adalah terang yang kudus. Tak sama sekali dengan
demikian menganjurkan sebuah kehidupan tanpa kekudusan, sebaliknya di dalam Ia
menunjukan ketakberdayaan manusia dan betapa dekatnya manusia dengan neraka, Ia
tetap memberikan perintah ini: “Karena
itu haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna- ayat 48."
Bersama-Nya tak ada ruang untuk pembiakan dosa!