F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 KRISTOLOGI IX : KESUCIAN KRISTUS




Rabu, tgl 13 Agustus 2014, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.


Apa yang dilihat Juru Selamat kita dari salib, Yoh 19:26
lukisan : James Jacques Tissot, Brooklyn Museum, NY
KESUCIAN KRISTUS

kristologi (9)


Bacalah lebih dulu bagian 8
3) Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, padahal baptisan Yohanes adalah baptisan untuk pengampunan dosa (Mark 1:4).

Mark 1:4 - “demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: ‘Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.’”.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persoalan ini:

a) Berbeda dengan semua orang lain, yang mengaku dosa pada saat dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, Yesus tidak mengaku dosa (Mat 3:6,13-17).


Mat 3:6,13-17 - “(6) Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. ... (13) Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. (14) Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: ‘Akulah yang perlu dibaptis olehMu, dan Engkau yang datang kepadaku?’ (15) Lalu Yesus menjawab, kataNya kepadanya: ‘Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.’ Dan Yohanespun menurutiNya. (16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, (17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: ‘Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.’”.

0 Menguji Pengajaran Joseph Prince “Pengakuan Dosa—Apakah Bagi Orang Percaya?” (2)



Oleh: Martin Simamora

Menguji  Pengajaran Joseph Prince
“Pengakuan Dosa—Apakah Bagi Orang Percaya?” (2)

Bacalah lebih dulu bagian1
Tetapi, apa pentingnya bagi pembaca Alkitab atau pendengar khotbah untuk memperhatikan  apa makna “we”  yang sebenarnya,  dalam bentuk kalimat “if” dan “but if” yang merupakan kalimat pengandaian yang merujuk pada masa depan. Mengapa begitu penting bagi Joseph Prince untuk menyatakan bahwa “we”  pada bentuk kalimat semacam itu adalah “orang lain.” Sebetulnya mana kala saya berbicara atau menulis kepada khalayak pendengar atau pembaca dengan gaya bahasa “ Jika kita  mengaku sebagai bangsa Indonesia, namun kita  berkhianat kepada negara dengan menjual rahasia negara, maka kita sedang berdusta dan  bukan  warga negara yang baik sama sekali.” Apakah saya sedang membicarakan “orang lain,” ketika menggunakan “kita” kala mengkomunikasikan sebuah gagasan kepada audien saya? Bukan, saya sedang membicarakan sebuah hal yang bisa saja terjadi di masa yang mendatang walau bisa saja tidak terjadi sama sekali. Namun bagi Prince, “kita” bukan menunjuk pada “saya” dan “pendengar atau penerima” pesan saya, tetapi sama sekali  “orang lain” yang tidak terdapat dalam  interaksi komunikasi yang sedang dibangun. Dia juga secara tak langsung sedang memastikan sebuah peristiwa yang pasti terjadi dan sekarang ini. Jika  mengikut  pola pikir Prince, bahwa alamat tujuan surat tersebut bukan pada jemaat, maka sebetulnya  oleh nas yang sama, pola  berpikir Prince segera tersanggah telak :
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9