Oleh: Martin Simamora
Menguji Pengajaran
Joseph Prince
“Pengakuan
Dosa—Apakah Bagi Orang Percaya?” (4)
Luke 22:44 And being in anguish, he prayed
more earnestly, and his sweat was like drops of blood falling to the ground. Photo : Travis Silva |
Bacalah lebih dulu bagian3
Apakah
yang sedang dilakukan Joseph Prince
dengan menyerongkan makna penulis epistel 1 Yohanes, pada “we” didalam
gaya bahasa pengandaian “if we” dan “but if we?” Ini bukan sekedar
melakukan interpretasi diluar konteksnya dengan cara memaksakan gagasan-gagasan asing kedalam
gagasan-gagasan asli penulis, tetapi lebih jauh lagi merupakan sebuah
pembangkangan yang begitu telanjang
terhadap tulisan yang diilhamkan
Allah, 2 Timotius 3:16-17 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk .” Jika Prince merobek apa yang dimaksudkan oleh
Allah melalui tulisan tersebut, masihkah Prince mengkhotbahkan tulisan yang
diilhamkan Allah? Jelas tidak, sebab apa yang dikhotbahkannya menjadi “ilham
manusia!” Bagaimana Prince memandang Alkitab? Apakah semata-mata sebuah buku
yang berisikan tulisan manusia yang historis namun tidak sepenuhnya “divine”
atau “tulisan yang diilhamkan Allah?” Caranya memperlakukan teks-teks Alkitab
mengindikasikan bagaimana dia memandang. Saya pertama-tama akan memberikan
sejumlah penekanan terkait “tulisan yang diilhamkan oleh Allah,”
sebelum kita menyentuh menit-menit yang
baru dari video khotbah ini.