Sang Kristus Dan Pernyataannya yang Begitu Sukar Bagi Manusia : Akulah Gembala Yang Baik
Oleh: Blogger Martin Simamora
Bacalah lebih dulu: Bukan Hanya Gembala Tetapi Adalah Pintu
A. Ia kerasukan setan dan gila
Kala Yesus mengajar kebenaran yang bersumber dari kitab suci maka tidak akan pernah belaka sebuah proses mengajar dalam proses interaksi yang kognitif dan spiritualitas belaka dalam sebuah tujuan untuk membangun pondasi-pondasi pengertian yang diharapkan dapat menghubungkan setiap pendengarnya pada kebenaran sehingga terbentuk sebuah spiritualitas atau bertumbuhnya sebuah kehidupan rohani tertentu. Pada Yesus, apa yang terjadi adalah jauh lebih besar daripada hal tersebut sebagaimana disaksikan oleh penulis injil Matius yang memberikan catatan penting sebagai berikut: “sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka” (Mat 7:29). Komparasi yang memperbandingkan Yesus secara ekstrim semacam ini nampak jelas tak terhindarkan dan dibangun diatas dasar pengalaman yang bersifat “current events” sehingga merupakan kesaharian Yesus yang sungguh menjadi tak sebanding terhadap ahli-ahli Taurat. Jadi harus dikatakan bukan belaka propaganda yang diciptakan oleh kalangan murid-murid Kristus. Dalam catatan injil Yohanes,bahkan, kita melihat seorang Tokoh Agama Yahudi terkemuka,Nikodemus, secara diam-diam dalam jam-jam yang tak wajar melakukan kunjungan sangat penting kepada Yesus: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." (Yohanes 3:1). Dalam hal ini, kita dapat melihat apakah wujud otentik pada “ia mengajar sebagai orang yang berkuasa,tidak seperti ahli-ahli Taurat” melalui pernyataan Nikodemus yaitu bahwa pengajaran Kristus dalam kesehariannya adalah seorang pengajar yang disertai Allah. Catatan pentingnya, Nikodemus memberikan konteks pada ”Allah menyertainya” sebagai unik dan hanya terjadi pada Yesus ketika dibingkainya dengan “tidak seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda”. Jadi memang tanda-tanda yang dilakukan oleh Yesus adalah tanda-tanda yang diverifikasi sebagai datang dari Allah, bukan diluar Allah. Mengapa hanya terjadi pada Yesus Kristus, ini adalah hal yang tak kunjung dapat dipahami oleh Nikodemus (bandingkan dan pelajari Yohanes 3:9-13 dimana Kristus menyingkapkan dirinya lebih besar daripada apa yang dapat dipahami Nikodemus sebagai “Allah menyertainya”, sebab Kristus menunjukan dirinya sebagai pribadi yang memiliki kesatuan dengan Bapa dalam Ia turun kedalam dunia ini: Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia-Yoh 3:13)).
Kristus yang telah tampil dalam sebuah kehadiran yang tak terlepaskan dari kesatuannya dengan Bapa di sorga pada akhirnya menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang sangat berat. Pada artikel ini, kita kembali melihat bagaimana Kristus menunjukan kebesaran dan keagungan kasih Allah yang besar melalui sebuah perumpamaan “Gembala yang baik”, dalam sebuah konsistensi yang divinitas pada diri Yesus pada setiap kali ia mengajar, maka “Gembala yang baik” di sini, ini bukan sama sekali gembala yang baik sebagaimana yang paling mulia yang dapat diukurkan, jadi ini tepat sebagaimana yang terjadi dengan “jika Allah tidak menyertainya.” Itu sebabnya pada saat Yesus menunjukan siapakah dirinya sebagai gembala yang baik, responnya adalah sangat negatif atau gelap: Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia? (Yohanes 10:20).