Mazmur 100: Pujian yang Mengaburkan Manusia
Oleh:Martin Simamora
A.Sejak Semula Setiap Diri Manusia
Tidak Memiliki Kegemilangan Diri yang Dapat Dipersembahkan
Mazmur
100 terlihat begitu biasa dan tidak memiliki impresi yang gemilang bagi
kemanusiaan kita, sebab jika anda teliti memperhatikan mazmur ini, sama sekali
tidak menyingkapkan bahwa manusia
memiliki potensi untuk berdiri sebagai sosok yang mungkin memiliki kegemilangan
untuk bertahan dihadapan kemuliaan hadirat-Nya, Satu-satunya fokus adalah TUHAN,
dunia harus memandang hanya kepada-Nya:
Bersorak-soraklah
bagi TUHAN, hai seluruh bumi! (Mazmur
100:1)
Seluruh
bumi. Ini tidak main-main dalam menunjukan realitas dunia bahwa tidak ada
satupun dan seorangpun yang berasal dari bumi ini dapat memiliki setitik
kegemilangan yang bagaimanapun dihadapan Tuhan. Semua kegemilangan pasti datang
dari Dia tak kecuali para nabi: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali
dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan
nabi-nabi” (Ibrani 1:2).
Mengapa
seluruh bumi harus bersorak-sorak bagi TUHAN? Jawabannya terletak pada
pengenalan akan Dia yang sangat intim, personal, begitu divinitas atau ilahi
sehingga memberikan iluminasi yang gemilang bagi setiap manusia untuk
mengetahui siapakah diri ini sesungguhnya di hadapan-Nya…jika ini yang terjadi
maka apa yang lebih agung lagi akan dialami: Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita (Mazmur 100:3). Bagian ini adalah hal
yang teragung…jika saja manusia mampu sedikit saja mendekati-Nya. Sayangnya Dia
yang bertakhta dan memandang seluruh bumi hanya menemukan ini:
"Tidak ada Allah."
(Mazmur 14:1)