Oleh: Martin Simamora
Meninjau
Ajaran "Yesus dapat Berdosa Namun Memilih Tidak Melakukannya"
sebagaimana Diajarkan Pdt. Erastus
Sabdono
serial
menyambut Natal: Yesus
dapat Berdosa Karena Memang Ke-Natal-an Yesus Bertujuan Menjadi Sama dengan Manusia Berdosa yang Membutuhkan Pertobatan
Bacalah
lebih dulu: “Pengantar”
Pandangan “Yesus
dapat berdosa namun memilih tidak melakukannya” telah dibangun pondasinya oleh Pdt. Dr.Erastus Sabdono sejak
halaman-halaman awal pada Diktat Kuliah Sistematika Theologia “KRISTOLOGI.”
Saya mengajak anda untuk melihat Bab I
‘Pentingnya Mengenal Kristologi” pada halaman 13, sebagaimana saya sajikan
dibawah ini beserta penekanan yang saya berikan untuk menunjuk pokok pikiran
utama yang sedang dikemukakan olehnya untuk mendukung gagasan “Yesus dapat
berdosa namun memilih tidak melakukannya”:
Pendeta Erastus
Sabdono, pada bagian ini, membangun gagasannya berdasarkan Filipi 2:6 yang
berbunyi (anda bisa menemukan sub judul Filipi 2:6 pada halaman 12):“yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai
milik yang harus dipertahankan,” yang kemudian
ditinjaunya berdasarkan analisis kata atau leksikon pada kata demi kata teks
2:6 dalam bahasa Yunaninya. Berdasarkan analisa kata demi kata pada teks
tersebut, ia kemudian, sebagaimana pada halaman 13 pada paragraf yang saya sorot, menuliskan: “dari
analisis teks ini tersimpulkan bahwa
Yesus tidak menganggap keberadaan-Nya yang mulia sebagai sesuatu yang
berharga sehingga Ia mempertahankan-Nya (a thing to be grasped), tetapi dengan
rela melepaskannya.”Inilah yang
menjadi jembatan baginya untuk membangun sebuah Yesus yang berdosa sebagaimana
seutuhnya semua manusia adalah berdosa. Beginilah pendeta Dr. Erastus Sabdono
menuliskannya pada paragraf selanjutnya
yang juga saya beri sorotan khusus. Di situ ia menyatakan:
“Teks ayat 6 hendak menjelaskan bahwa Yesus Kristus telah melepaskan hak-Nya
sebagai Anak Allah. Sikap
seperti ini telah ditunjukan sejak Ia memberi diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Matius 3:1-1). Dengan
kesediaan-Nya dibaptis Ia menyamakan
diri-Nya dengan manusia berdosa yang memerlukan pertobatan. Hal ini dilakukan oleh Tuhan Yesus agar
Ia dapat menggenapkan seluruh kehendak Allah.”
Berdasarkan simpulan tersebut, pendeta Erastus
Sabdono, sebenarnya sedang menyatakan bahwa kelahiran Yesus Kristus adalah
kedatangan Anak Allah yang telah melepaskan ke-Anak Allah-annya dengan sebuah
tujuan: agar Yesus Kristus menjadi sama
dengan manusia berdosa yang memerlukan pertobatan. Atau perhatikan grafis
berikut ini: