Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Ketiga
Anugerah Allah Tidak Pernah Diberikan
Berdasarkan Pembuktian Corpus
Delicti dan Tak Pernah Terjadi Kebersalahan Iblis pun Harus Dibuktikan Allah Berdasarkan Corpus
Delicti
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu, 20Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 24”
Kabar baik atau injil
ketika berbicara “inisiatif Allah”
terhadap ketakberdayaan manusia, sama sekali tak menautkannya dengan pembuktian
salah atau corpus delicti berdasarkan hukum Taurat yang baru datang
ratusan tahun setelah Abraham, bapa orang beriman. Rasul Paulus terhadap
pemberitaan injil atau kabar baik menegaskan “inisiatif Allah” itu tak
berdasarkan pembuktian salah atau corpus delicti, sebab inisiatif Allah itu sendiri mendahului hukum Taurat:
Galatia
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan
orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil
kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."
Galatia
3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan
segala janji itu dan kepada keturunannya.
Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud
banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus.
Kejadian
22:16-18 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman
TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan
untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati
engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat
banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan
keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh
keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena
engkau mendengarkan firman-Ku."
Galatia
3:17 Maksudku ialah: Janji yang
sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat
ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.
Faktanya memang Hukum
Taurat datang pada era jauh setelah Abraham, datang pada era Musa: “Pada bulan ketiga setelah orang Israel
keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga. Setelah
mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu
mereka berkemah di padang gurun; orang
Israel berkemah di sana di depan gunung itu. Lalu
naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya:
"Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang
Israel:…”(Kel 19:1-3, bacalah hingga pasal 23), kala sebuah
bangsa bernama Israel telah terbentuk di
bumi.
Berdasarkan ini maka
relasi “inisiatif Allah” terhadap ketakberdayaan manusia bagi keselamatan
manusia sendiri bukan berdasarkan pembuktian salah atau pembuktian corpus
delicti dengan hukum Taurat, tetapi berdasarkan janji yang akan digenapi oleh
seorang keturunan Abraham bernama Yesus.
Sehingga pernyataan: