F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

19 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (1/40)

Martin Simamora

Corpus Delicti  Dalam Pengajaran Pendeta Erastus Sabdono
(Lebih dulu di "Bible Alone"-Selasa, 5 Juli 2016)




Sebuah Pengantar: Mengenal Corpus Delicti ala Pendeta Erastus Sabdono

Pengajaran ini, bagi pendeta Erastus Sabdono telah dinilainya sebagai sebuah invensi atau penemuan baru yang sungguh bernilai dan sungguh berharga dalam kekristenan dan utamanya dalam iman Kristen. Baginya, “Corpus Delicti” merupakan penemuan sangat penting bagi kebenaran kekristenan yang sejati. Hal semacam ini dapat didasarkan pada pernyataannya sendiri dalam majalah Truth Edisi 26, pada halaman 33 dengan judul “Aturan Main,” ia menuliskan hal-hal berikut ini:    

 “Dalam lingkungan orang beragama,berbicara mengenai hukum selalu dikaitkan dengan perintah atau peraturan atau syariat. Namun dalam kekristenan, ternyata,hukum tidak hanya berkaitan dengan hal tersebut, tetapi juga berbicara mengenai kodrat atau ketetapan. Bukankah dalam kehidupan fisik di alam ini juga terdapat adanya hukum-hukum alam seperti hukum gravitasi,hokum termodinamika,hukum kekekalan energi, hukum Archimides dan sebagainya?Hukum-hukum alam ini bukan berbicara mengenai peraturan atau perintah yang ditujukan langsung kepada manusia untuk ditaati,tetapi merupakan fakta kehidupan yang harus dipahami dengan benar dan dihargai, dan manusia mau tidak mau tunduk kepadanya,sebab hukum-hukum tersebut mengikat.  Apabila anda tidak mau tunduk kepada hukum gravitasi dan terjun dari puncak gedung bertingkat 40,maka yang terjadi adalah Anda membuktikan hukum gravitasi tersebut mengikat anda, dan tubuh anda akan hancur. Hukum-hukum itu diciptakan oleh Tuhan dan harus dipahami dengan benar, bukan dihindari.Dengan pemahaman yang benar,kita bisa memanfaatkan fisika bagi kesejahteraan kita. Misalnya dengan memahami hukum Archimides,orang bisa membuat kapal yang mengapung di air.   Sebagaimana manusia harus memahami hukum-hukum Alam yang bertalian dengan hidup mereka setiap hari di dunia ini, maka manusia juga harus memahami hukum kehidupan yang bertalian dengan Allah guna kehidupan kekal. Hukum kehidupan ini disebut sebagai hukum rohani. Hukum rohani memuat fakta-fakta dalam alam rohani yang pasti membawa dampak pula pada kehidupan jasmani. Dengan demikian hukum rohani bisa dikatakan lebih bernilai dari hukum Alam yang kelihatan dan bisa dibuktikan secara sains. Hukum rohani bisa dibuktikan secara sempurna nanti saat penghakiman terakhir.”[paragraf-paragraf:1,2,3 halaman 34] 

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.M)

Oleh: Martin Manusia

Apakah Penghakiman-Nya Terhadap Manusia Ditentukan  Oleh Relativitas Manusia? 

Bacalah lebih dulu: “bagian 6.N

Apa yang terpenting dan seharusnya menjadi pijakan bagi siapapun juga untuk memahami Roma 2:6 adalah, apakah  penghakiman itu berpijak di atas relativitas manusia demi manusia sehingga tidak ada kebenaran umum yang tunggal dan absolut pada Allah untuk menghakimi manusia-manusia? Menjawab ini, Surat Roma tegas menujukan apakah jawabannya: “Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama” (2:1). Kalau anda membaca bagian “hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri,” ini bukan hendak menunjukan kebenaran absolut absen tetapi  memang benar bahwa tidak ada satu jua manusia yang memiliki kebenaran absolut pada dirinya atau tidak ada manusia yang nir salah  sekalipun ia berada pada posisi kuat untuk menghakimi manusia lainnya di dunia ini, yang ditunjukan dengan ungkapan “siapapun juga engkau yang menghakimi orang lain, engkau tidak bebas dari salah, sebab dalam menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas salah.” Jadi manusia-manusia bisa saja menghakimi manusia-manusia lain berdasarkan kebenaran yang dimiliki melawan kesalahan manusia yang sedang dihakimi tetapi dalam manusia itu menghakimi bukanlah hakim yangtidak bebas salah.” Dengan kata lain, penghakiman manusia adalah penghakiman yang dihakimi oleh ketakmurnian moralitasnya sendiri, sehingga dalam hal ini penghakiman manusia bukanlah penghakiman yang tak memandang bulu sebab tak akan pernah bisa menghakimi setiap kesalahan tanpa satupun yang terlewati, terutama untuk mampu menghakimi dirinya sendiri kala menghakimi.


Jadi sebetulnya apa yang  hendak ditunjukan oleh 2:1 terhadap pernyataan dalam 2:6- (yang oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono dipelintir menjadi: Penghakiman Tuhan ini sangat rahasia dan misteri kepada masing-masing individu. Sebab penghakiman ini berdasarkan suara hati nurani mereka (Rom 2:16). Jadi, sifatnya sangat batiniah. Tentu suara hati mereka terekspresi dalam tindakan konkret. Namun harus dicatat  bahwa tindakan atau perilaku yang kelihatan bukanlah ukuran untuk umum tetapi tergantung pengertian seseorang terhadap kebenaran moral. Suatu tindakan yang dinilai baik atas seseorang belum tentu bisa menjadi ukuran kebaikan untuk yang lain. Sedangkan  suatu tindakan yang dinilai buruk atau salah belum tentu bisa menjadi ukuran keburukan bagi yang lain.”- lihat halaman 19)- adalah ini: “Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian” (ayat 2), atau dengan kata lain penghakiman oleh manusia yang relativitas semacam 2:1 akan berhadapan dengan hukuman Allah yang berlangsung jujur.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9