F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.i)

Oleh: Martin Simamora

Memahami “Sejak Adam Semua Telah Berada Di Bawah Kuasa Maut, Sekalipun Baru Pada Era  Musa, Dosa Diperhitungkan- Roma 5:13

Bacalah lebih dulu: “bagian 6.H



Pertanyaan pendeta Dr. Erastus, yang ini: “lalu bagaimana dengan orang non-Yahudi yang tidak memiliki hukum torat?” Apakah dosa bagi mereka? Sebagaimana  dapat anda temukan pada halaman 19 dibawah ini:



Memang benar akan dijumpai  semacam perbedaan: (a)orang-orang non Yahudi atau semua bangsa non Yahudi tidak memiliki hukum Taurat secara tertulis, dan(b) orang-orang Yahudi  ketika dibawah kepemimpinan Musa, menerima hukum Taurat dari Allah. Itulah momentum bangsa ini masuk ke dalam ketetapan hukum dan pelanggaran atau dosa dapat diperhitungkan berdasarkan hukum tersebut. Tetapi, perbedaan itu, sama sekali tidak menunjukan kebedaan perlakuan, dan apalagi favoritisme hukum dan penghukuman oleh Allah pada penghakiman akhir-Nya.


Juga, pada kedua kelompok manusia tersebut, sama sekali tidak hendak menyatakan bahwa segenap manusia setelah Adam dan sebelum Musa, dengan demikian tidak berdosa sebelum hukum ada, dan setelah itu telah terjadi kebedaan perlakuan hukum di antara manusia, oleh Allah. Keberdosaan atau eksistensi dosa tidak ditentukan oleh kehadiran atau ketakhadiran hukum:
Roma 5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.


Semua manusia setelah Adam telah dikuasai atau dibawah pemerintahan maut  yang mengakibatkan tak satu manusiapun yang tidak berada dibawah perhambaan maut.

0 THE TRUE MEANING OF TRINITY’S REVEALED

Bism al-Abi wa al-Ibni wa ar-Rûh al-Quddusi, al-Ilahu al-Wâhid, Amin
In the Name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit, God Almighty, Amen


A dialogue between Bilung’s "EXOTERICISM" AND
Kyai Semar’s "ESOTERICISM"*)

by Bambang Noorsena

Indonesian to English translation by :
Glenn Tapidingan
Martin H. Simamora


1.Introductory Note

In Javanese mythology, there are two types of comprehension of spirituality, the first is exoteric (common or popular comprehensible language) which simplistic, and the second is esoteric (inner consciousness language), which refers to the essence beyond all things. At outset reputedly, Sang Hyang Tunggal created egg of life. Extracting from the egg, yolk became "Sang Hyang Shiva" (the essence of all things),  albumen or white egg  to-be Semar (the essence of all things that can be comprehended esoterically), and shell came to be Togog (symbolizing the failure to seize the essence because mistakenly signify the truth exoterically or in "language of the flesh",or wadag, simplistic thinking). Next, a figure in shadow play, Togog who is supported by Bilung, epitomizes the outwardly religious apprehension or thoroughly wadag/simplistic as already mentioned earlier, and Semar followed with Gareng, Petruk, and Bagong who  symbolized spirituality that always longings for the  quintessence, loving for the significance, and understanding the substance.

Therefore, when Jesus says: "Your father Abraham rejoiced to see My day; and he saw, and was glad". This is the "esoterical language" to say "spiritual language" which must be apprehended inwardly. But the Jewish people hooked it up with outward apprehension of the language or Jesus’ speech, miscarriage the substance the truth, and asked: "Thou art not yet fifty years old, and hast thou seen Abraham?" (John 8:56-57, KJVA). Jewish people only saw Jesus to apprehend him in his existence form as a human, and failed to recognize His pre-existence as “the Word of God” (Greek: Logos; Hebrew: Davar; Aramaic: Memra; Arab: Kalimatullah) that "by/ through Him all things exist"(1Cor. 8:6; John 1:3; Psa. 33:6;2Pet. 3:5).

Jesus’ question: “Why do ye not understand my language? Because ye cannot hear MY Word” (John 8:43, KJVA), occurs to Christians themselves who can’t comprehend the principles of their own faith, namely the Godhead and the Deity of the Messiah, and the nature of the Triune God that clearly taught in the Sacred Scripture, transmitted by disciples of the apostles, disciples of the disciples of the apostles to the ecumenical church councils that formulate them  more clearer for us.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9