F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Resiko Itu Baik (1)



Oleh: Pastor Emeritus [Bethlehem Baptist Church] Dr. John Piper


Lebih baik kehilangan nyawamu, daripada menyia-nyiakannya

Bab 1:Makna Tertinggi Hidup
Hampir segala sesuatu yang harus saya katakan dirangkumkan dalam  kata-kata Paulus yang sepenuh jiwa kepada gereja di Filipi:

Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. – Filipi 1:20-21

Andai kata anda dapat  meminta Paulus untuk mengatakan kepadamu apakah tujuan tertinggi hidup ini-hidupnya atau setiap  hidup yang tak sia-sia-saya berpendapat inilah apa yang akan diucapkannnya. Menghormati Kristus, mengagungkan Kristus, melakukan segala-galanya bagi Kristus. Itulah yang telah menjadi makna hidup Paulus. Ini jugalah yang seharusnya menjadi makna hidup kita. Dan Paulus  mendoakanya, agar itu juga menjadi makna kematiannya juga. Kita hidup dan kita mati untuk sebesar-besarnya Kristus.

Alam semesta telah diciptakan untuk ini—mengagungkan Kristus. Paulus berkata banyak akan hal ini dalam Kolose 1:16: “Segala sesuatu telah diciptakan melalui dia dan untuk  dia.” Untuk dia. Benar sekali, untuk kemuliaannya. Untuk pengagumannya, penghargaan, takjub, pujian, kepercayaan, kepatuhan, ketundukan, penyembahan. Makna atau tujuan hidup adalah global. Itu mencakup semua orang di dunia ini. Mengapa Allah memanggil Paulus dan menjadikan dia—dan ribuan seperti dia—seorang utusan injil bagi bangsa-bangsa? Dia menjawab, “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya” (Roma 1:5). Taat kepada nama Yesus.

0 II RAJA 20:1-11



Oleh:Pdt. Budi Asali, M.Div

credit:  foxnews.com
2Raja 20:1-11 - “(1) Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.’ (2) Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN: (3) ‘Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mataMu.’ Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. (4) Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya: (5) ‘Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umatKu: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. (6) Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hambaKu.’ (7) Kemudian berkatalah Yesaya: ‘Ambillah sebuah kue ara!’ Lalu orang mengambilnya dan ditaruh pada barah itu, maka sembuhlah ia. (8) Sebelum itu Hizkia telah berkata kepada Yesaya: ‘Apakah yang akan menjadi tanda bahwa TUHAN akan menyembuhkan aku dan bahwa aku akan pergi ke rumah TUHAN pada hari yang ketiga?’ (9) Yesaya menjawab: ‘Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikanNya: Akan majukah bayang-bayang itu sepuluh tapak atau akan mundur sepuluh tapak?’ (10) Hizkia berkata: ‘Itu perkara ringan bagi bayang-bayang itu untuk memanjang sepuluh tapak! Sebaliknya, biarlah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak.’ (11) Lalu berserulah nabi Yesaya kepada TUHAN, maka dibuatNyalah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak, yang sudah dijalani bayang-bayang itu pada penunjuk matahari buatan Ahas”.


I) Hizkia sakit dan hampir mati.
1) Hizkia sakit berat dan hampir mati (ay 1a).
Ay 1: “Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.’”.

Kalau dilihat dalam 2Raja-raja ini, baru saja Hizkia selesai dengan problem perang melawan Sanherib, raja Asyur (2Raja 18-19), maka sekarang ia terkena penyakit yang membahayakan jiwanya.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9