Oleh : Edwin Yamauchi,Ph.D (Professor of History)
Sihir Dalam Dunia Alkitab
(1)
Pengantar
Tidak
dapat diragukan bahwa baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru telah lahir
dalam lingkungan-lingkungan yang
disesaki dengan
keyakinan-keyakinan dan praktek-praktek sihir[1]. Sebab
itu tidaklah mengejutkan menemukan Musa bertarung dengan para penyihir di
Mesir, yang kemudian dikenali sebagai Yanes dan Yambres (2Timotius 3:6-8)[2], sebab sihir telah merupakan faktor dominan dalam budaya
orang-orang Mesir[3]. Karena orang-orang
Mesir untuk dapat menjangkau kehidupan setelah kematian harus
menyediakan bagi mereka sendiri formula kata-kata mantera atau upacara-upacara
magis, sebagaimana ditunjukan pada teks-teks di Piramid dalam KerajaanLama,
pada peti-peti jenazah dalam Kerajaan Menengah, dan Kitab Kematian dalam Kerajaan Baru[4]. Sihir
juga sebuah kekuatan yang hebat dalam budaya-budaya kontemprer lainnya, seperti yang terdapat
pada orang-orang Hitti (Turki kini dan belahan utara Syria)[5].
Daniel
di majelis Nebukadnezar di Babel merupakan seorang mitra sejawat ‘para ahli
sihir dan astrolog,”[6] yang merupakan
warisan tradisi sihir dan meramal masa depan secara supranatural dari
orang-orang Mesopotamia purba[7]. Perhatikan
teks-teks berikut ini:
Daniel 1:20 Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.Daniel 2:2 Lalu raja menyuruh memanggil orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim, untuk menerangkan kepadanya tentang mimpinya itu; maka datanglah mereka dan berdiri di hadapan raja.