Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
PRINSIP-PRINSIP
HERMENEUTICS
I)
Jangan melepas ayat dari konteksnya (Out of context).
Supaya kita tidak melepas
ayat dari konteksnya, maka kita harus:
1)Memperhatikan seluruh konteks,
dan kadang-kadang kita bahkan harus memperhatikan juga konteks sebelum dan
sesudah konteks yang kita bahas. Ini penting sekali kita lakukan pada waktu
mendengar suatu pelajaran atau membaca buku. Pada saat pengajar / penulis
mengajarkan sesuatu dan memberikan satu ayat Kitab Suci sebagai dasar, maka
kita perlu melihat konteks dari ayat itu untuk melihat apakah ayat itu
ditafsirkan secara out of context atau tidak. Perlu diingat bahwa banyak sekali
orang menggunakan / menafsirkan ayat tanpa mempedulikan konteksnya.
Contoh:
a) Mat 28:20b - “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman”, sering dikutip oleh pendeta dalam upacara pemberkatan
nikah untuk memberikan janji penyertaan Tuhan bagi orang-orang yang menikah.
Tetapi kalau kita lihat dari konteksnya (baca mulai
Mat 28:18), maka jelaslah bahwa janji penyertaan Tuhan dalam Mat 28:20b itu
hanya berlaku bagi orang-orang kristen yang mengabarkan Injil. Ini
tidak berarti bahwa Yesus tidak menyertai orang kristen yang tidak
memberitakan Injil. Yesus memang menyertai semua orang kristen, tetapi untuk
itu harus digunakan ayat yang sesuai seperti Ibr 13:5b atau Yoh 14:16.