By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK
[Bagian1 ] ...Mereka menganggap bahwa “dingin” berarti orang yang kafir secara total, tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan Tuhan sedangkan“panas” berarti orang Kristen yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, bersemangat / berapi-api bagi Tuhan. Dasar dari penafsiran ini adalah bahwa kata Yunani yang digunakan untuk “dingin” dan “panas” di sini adalah kata yang menunjuk pada dingin dan panas secara ekstrim. Kata “dingin” di sini menggunakan kata Yunani “PSUCHROS” yang berarti dingin yang mendekati titik beku.
Mereka “suam-suam kuku” karena mereka tidak dingin dan juga tidak panas. Sebagaimana sudah saya jelaskan pada bagian pertama bahwa gambaran ini diangkat Kristus dari apa yang ada di dalam kota Laodikia sendiri di mana di dalam kota ini mengalir suatu sungai yangairnya hangat / suam-suam kuku sebagai akibat pertemuan air panas dari Hierapolis dan air dingin dari Kolose. Jadi dengan kata lain Tuhan mau katakan bahwa sama seperti air Laodikia yang suam-suam, demikian juga kondisi rohani dari gereja Laodikia. Suam-suamkuku, tidak panas dan tidak dingin.