Oleh: Martin Simamora
Rabuni!
Peristiwa berikut ini
lebih dari sekedar kemonumentalan yang abadi sebab secara bersamaan telah
menunjukan kekinian atau kekontempreran diri Sang Mesias dalam pandangan
masyarakat Yahudi dalam ia seorang Yahudi:
Yohanes
20:14-17Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus
berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus
kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"
Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya:
"Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan
meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata
Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya
dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!",
artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah
engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada
saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi
kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Dalam Alkitab
Indonesia, dinyatakan: Maria berpaling
kepada Yesus dan memanggilnya: Rabuni/Rabboni [bahasa Aram] yang artinya guru.
Yesus, dalam
perjumpaannya dengan Maria, adalah guru
yang bangkit dari kematian sebagaimana yang telah diprediksi dan diajarkannya
sendiri kepada para murid dan orang banyak. Bukan sekedar, ia adalah guru
yang bangkit dari kematian, tetapi ia
satu-satunya guru yang dapat segera pergi kepada Bapa dan secara
bersamaan menyatakan bahwa Bapanya,juga, adalah Bapamu.
Itulah Yesus di dalam kekiniannya, disamping di
dalam kekekalannya yang begitu
sukar dan hampir saja mustahil untuk
diterima dan diakui manusia sebagai Anak Allah [Yohanes 1:34, 39; 5:25; 10:36;
11:4, 27; 20:31], Sang Kristus/Mesias [ Yohanes 1:17, 20, 25,41; 3:28; 4:25,
29; 7:26, 27, 31, 41, 42; 9:22; 10:24; 11:27; 12:34; 17:3; 20:31 dan Anak
Manusia yang eskatologis [Yohanes 1:51; 3:13, 14; 5:27; 6:27, 53, 62; 8:28;
9:35; 12:23, 24; 13:31].
Itulah jati diri
sebenarnya dan seutuhnya Yesus Kristus.