F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Kristus Mahkota Kemuliaan Hidup dan Mati Orang Beriman. Show all posts
Showing posts with label Kristus Mahkota Kemuliaan Hidup dan Mati Orang Beriman. Show all posts

0 Kalau Tidak Mati Dahulu

Oleh: Martin Simamora

Memuliakan Kehidupan & Kematian Dalam Iman dan Kebenaran


Membicarakan kematian seharusnya sama pentingnya dengan membicarakan kehidupan itu sendiri, walau memang kesedihan mendalam pasti tak terelakan. Tetapi sebetulnya secara logika, membicarakan kematian haruslah disikapi jauh lebih waspada sebab berbeda dengan  membicarakan masa depan kehidupan, pada masa depan kematian, tidak ada satupun fasilitas semacam “wealth management” yang akan memberikan sebuah prospektif masa depan atas keuangan dan kesejahteraan anda, bahkan bagi anak anda, dan kalau anda cukup kuat kekayaannya bahkan mampu untuk melintasi 3 generasi lebih keturunan anda, jika  tiba saatnya bagi anda untuk meninggalkan dunia untuk masuk ke dalam kematian sendirian. Ayub sendiri secara jitu memberikan deskripsi singkat namun begitu bernas bagaimanakah kehidupan dan kematian bagi seorang  konglomerat yang sangat dekat dengan Tuhan:

"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"- Ayub 1:21

Mempunyai tapi tidak memilikinya dan tidak memilikinya dalam mempunyai. Dalam hal itulah ia berkata “TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil.” Sebuah pernyataan yang tegas dan jitu tentang bagaimanakah kehidupan eksistensi manusia itu bermakna. Ada manusia yang tak menyadari sama sekali bahwa Tuhan mengatasi segala eksistensi yang berindikator pada atribut-atribut yang dapat dimiliki manusia. Tak dapat disangkali bahwa eksistensi manusia tak lepas dari apa yang dimiliki dalam ia berkarya di dunia ini, sayangnya tak ada yang dapat melawan “penuaan” atau “bahaya” atau “ancaman-ancaman” selain manusia itu harus melihat kepada Tuhan sebagai sumber eksistensinya, jika ia mengakui-Nya. Itu sebabnya Ayub menunjukan bahwa Tuhanlah penentu eksistensinya: “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil” sambil berpuja-puji: “terpujilah nama TUHAN!”

Masih sanggupkah kita anak manusia berujar sama di hadapan Tuhan?

Masa depan kematian senantiasa akan memiliki 2 kamar pembicaraan. Sebagai orang Kristen kita biasanya mendapatkannya di dalam gereja di mimbar-mimbar pemberitaan firman, atau setidaknya pada perkumpulan-perkumpulan tengah minggu dan renungan-renungan rohani, di sini kita dapat bersikap dalam keseketikaan.  Tetapi kematian bukan hal yang dapat kita akuisisi berdasarkan keinginan dan berdasarkan karena usia sudah lanjut, sebaliknya “kematianlah yang mengakuisisi kehidupan seorang manusia” yang sayangnya tidak ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Itu sebabnya, kematian ketika dibicarakan dan direnungkan sebagai hal yang tak terelakan, manusia itu menjadi susah hatinya dan akan terbuka  dengan sumber-sumber yang datang dari pandangan-pandangan rohani keagamaan lainnya, bahkan ilmu pengetahuan untuk mencari berbagai jawaban tentang hidup dan mati. Inilah kamar kedua yang sangat privat dan tertutup yang sering berbeda dengan apa yang diungkapkannya kepada orang sekitarnya.


Hanya anda dan Tuhan yang tahu bagaimana diri ini memandang kematian. Manusia  hanya akan sanggup menyentuh pertanyaan-pertanyaan semacam apakah yang akan kuhadapi dan bagaimanakah kepastian dalam dunia setelah kematian yang akan kutempuh, dan kemanakah? Atau adakah itu??
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9