Ada apa dengan ‘Pemuja Yahwe,’ dan siapakah mereka? Pemuja Yahwe atau ‘Gerakan Nama Suci’ (Sacred Name Movement, nama yang disebut sebagai awal sejarahnya), adalah gerakan yang berkembang dari kalangan kristen yang dipengaruhi Yudaisme yang populer di Amerika Serikat dan kemudian dipopulerkan di Indonesia sejak dua dasawarsa lalu. Gerakan ini juga dikenal sebagai ‘Hebraic Roots Movement’,’ yang pada dasarnya menekankan usaha kembali ke akar yudaik praktek ibadat Yahudi dengan adat-istiadat ritualnya.
Disebut ‘Gerakan Nama Suci’ karena para pengikutnya menekankan pemulihan ‘Nama Yahweh’ dalam bahasa Ibrani sedangkan umat Kristen menerjemahkan nama itu. Umat Kristen sebenarnya juga ‘Memuja Yahweh’ namun karena memuja dan mempermuliakan Yahweh, umat Kristen mengikuti petunjuk-Nya yang dalam dua millenium terakhir dimana Yahweh memperkenankan nama-Nya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa agar dikenal, terutama pada masa Perjanjian Baru dimana terlihat strateginya telah berkembang dari Perjanjian Lama (Tanakh) yang bersifat ‘sentripetal’ (memusat ke bangsa & bahasa Ibrani, dan berkiblat ke Yerusalem) menjadi Perjanjian Baru yang bersifat ‘sentrifugal’ (pergi menyebar ke bangsa-bangsa lain [Yunani: panta ta ethnee, Mat.28:19]).
Latar belakang Hebraic Roots Movement sudah terjadi lebih dari seabad, yaitu ketika pada akhir abad-19, ada gerakan internasional kebangkitan Yahudi (Zionisme) yang kala itu hidup dalam diaspora khususnya di Eropah dan Amerika Serikat. Seperti kita ketahui, bangsa Yahudi/Israel sepanjang sejarah mengalami diaspora, dan di perantauan, bangsa Yahudi tidak selamanya merasa dapat hidup dengan damai dan sejahtera, karena situasi itulah umumnya mereka memiliki kerinduan untuk sekali waktu kembali berkumpul di tanah yang dijanjikan oleh Yahweh sendiri yaitu Palestina, tanah perjanjian yang dijanjikan melalui para nabi. Sejalan dengan makin meningkatnya sikap anti-semitisme di Eropah pada abad XIX banyak orang Yahudi perantauan mulai kembali berduyun-duyun pindah ke Palestina. Kendaraan utama gerakan kembali ke Palestina itu adalah gerakan ‘kembali ke Zion’ atau tepatnya disebut ‘Zionisme.’ Kata ‘Zion’ biasa ditunjukkan sebagai salah satu nama kota ‘Yerusalem’ dan juga ditujukan kepada ‘tanah Israel secara keseluruhan.’ Gerakan Zionisme sebenarnya berlandaskan pesan agama berkenaan dengan janji Tuhan Israel bahwa umat Israel akan kembali ke tanah perjanjian.
Puncak dari gerakan Zionisme yang bersifat internasional itu adalah dibentuknya World Zionist Organization (WZO) pada abad XIX yang melakukan berbagai pertemuan dan diadakannya kongres pertama di Basel (1897) dimana gerakan WZO secara resmi didirikan dengan salah satu tokohnya Theodor Herzl. Gerakan ini semula bersifat politik, karena umumnya umat Israel di perantauan cenderung sudah menjadi sekular, dengan tujuan mendirikan negara Yahudi di tanah Palestina (Eretz Yisrael), namun dalam gerakan ini terdapat beberapa aliran yang memiliki kepentingan yang saling berbeda sekalipun mereka disatukan dengan semangat ‘kembali ke tanah Israel.’
Tidak semua orang Yahudi mendukung Zionisme, dan tidak semua Zionis bermotif politik, ada yang bermotif sosialis (Labor Zionism), liberal (Liberal Zionism) ini yang paling dominan, dan revisionis (Revisionist Zionism), namun dalam gerakan Zionisme Internasional ini, ada kelompok yang menekankan kehidupan keagamaan Yahudi atau Religious Zionism. Umumnya kalangan Yahudi perantauan sudah tidak mempedulikan agama mereka dan menjadi sekuler, namun ada kalangan orthodox Yahudi yang berpendapat bahwa ‘Zionisme harus dicapai dengan mengembalikan orang Yahudi kepada akar yudaik agama dan bahasa Ibrani.’
- Misi Religious Zionism adalah menggerakkan umat Yahudi sedunia untuk kembali ke akar Yudaik mereka, dengan menggali lagi agama dan adat-istiadat tradisi Yahudi dengan Torat mereka dan menghidupkan kembali bahasa Ibrani bukan sekedar sebagai bahasa tulis tetapi juga sebagai bahasa percakapan yang selama berabad-abad menjadi bahasa lisan yang mati.
- Kelompok Religious Zionism sangat aktif menyebarkan fahamnya terutama pada dasawarsa 1920-30-an di Amerika Serikat, dimana dari kalangan ini terbentuk banyak fraksi orthodox Yahudi yang merupakan gerakan kembali kepada ‘Akar Yudaik’ (Hebraic Roots Movement). Ada orang-orang Yahudi yang percaya Yesus sebagai Messias dan kembali membangunkan akar tradisi yudaik mereka (Messianic Jews/Judaism). Namun, diantaranya ada juga timbul sekte yang lebih jauh ingin memulihkan kembali ‘Nama Yahweh’ (YHWH, tetra-grammaton), gerakan ini disebut Sacred Name Movement.
Semangat fundamentalisme agama Yahudi ini bukan saja terjadi di kalangan orang Yahudi sendiri, namun dengan mulainya banyak orang berziarah ke Israel terutama sejak tahun 1917 ketika kerajaan Islam Turki Otoman dikalahkan oleh Inggeris dan Inggeris diberi mandat Liga Bangsa-Bangsa untuk menguasai Palestina, banyak umat Kristen yang berziarah ke Palestina dan di Amerika Serikat juga dialami perjumpaan dengan gerakan ini. Kondisi ini terlebih lagi terasa ketika Israel menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1948, maka lalu lintas umat Yahudi dan Kristen dari dan ke tanah Israel menjadi terbuka, dan perjumpaan umat Kristen dengan kelompok-kelompok religius itu menjadi terbuka lebar.
Pada kwartal keempat abad XX, nasionalisme klasik Israel mengalami kemunduran, namun dibalik kemunduran itu tumbuh dua gerakan antagonistik, yaitu post-Zionism dan neo-Zionism, dua kutub yang saling berseberangan. Bila post-Zionism menekankan sikap inklusif yang lebih luas menuju normalisasi dan sikap universalistik, neo-Zionism yang eksklusif menekankan semangat nasionalisme dan mesianik Yahudi.
- Berbeda dengan Yudaisme Mesianik yaitu orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesias dan tetap menjalankan ritual agama Yahudi, di Amerika Serikat tumbuh gerakan yang menunjukkan gejala sebaliknya namun memiliki kemiripan dengan Yudaisme Mesianik yang bernafaskan Hebraic Roots Movement namun juga menganut Sacred Name Movement. Mereka adalah umat dari kalangan Kristen non-Yahudi yang ingin mengembalikan ibadat Kristen kembali ke akar Yudaik kepercayaan Perjanjian Lama, tetapi lebih dari itu, gerakan ini berbeda dengan Yudaisme Messianik, terkena imbas Sekte Yahudi yang menekankan kesucian Nama Yahweh (YHWH, Tetragrammaton).
Abad XIX, di Amerika Serikat terjadi kekosongan rohani yang luar biasa disebabkan oleh Perang Saudara (Civil War) yang berdampak masyarakat yang menderita dan bangkitnya industri yang mengabaikan aspek rohani dalam kehidupan modern. Ditengah kekosongan rohani, dan materialisme yang menjadi-jadi, banyak aliran baru tumbuh di kalangan Kristen, khususnya yang menekankan nubuatan tentang Akhir Zaman, yaitu Adventis (1844) dan Jehovah Witnesses atau Saksi-Saksi Yehuwa (1874). Kedua aliran ini terpengaruh lobi Yudaisme yang bergerak kuat di Amerika Serikat sejak abad XIX.
- Disamping Yesus yang dipercaya sebagai Tuhan dan Juruselamat, Adventisme yang dirintis oleh William Miller, menekankan kedatangan Yesus (Advent) yang segera pada tahun 1843 (karena tidak datang kemudian digeser menjadi 1844). Ketidak-datangan Yesus pada tahun-tahun itu seperti yang diharapkan, membuat Hiram Edson menafsirkannya kembali dengan keyakinan bahwa pada tahun itu yang terjadi adalah ‘Yesus masuk ke ruang mahasuci di sorga.’
- Tokoh lainnya, Joseph Bates mulai terkena imbas Hebraic Roots Movement dan memasukkan ide pemeliharaan hari Sabat dan kesucian makanan seperti yang dilakukan umat Yahudi. Elen Gould White-lah yang kemudian meletakkan dasar gereja ‘7th Day Adventist’ yang didirikannya pada tahun 1860. Ia percaya bahwa Yesus telah masuk ke ruang mahasuci di sorga pada tahun 1844 dan bahwa Yesus akan kembali ke dunia pada akhir zaman. Selanjutnya memelihara hari Sabat dan Kesucian Makanan menjadi bagian dari kepercayannya.
- Gereja Adventis pecah menjadi dua aliran, yaitu 7thday Adventist dan Church of God, 7thday. 7thday Adventist mengganggap Ellen G. White sebagai nabiah dan percaya bahwa Yesus telah masuk ke ruang mahasuci di surga pada tahun 1844, sedangkan COG 7thday menolak kenabian Ellen G. White dan mengganggap tahun 1844 tidak memiliki arti rohani apa-apa.
- COG, 7thday mulai merintis kegiatannya sejak akhir tahun 1850-an di kalangan jemaat Adventis di Michigan dan Iowa dan pada tahun 1863, gereja di Michigan meluaskan pelayanan ke bagian Tengah dan Timur Amerika Serikat melalui penerbitan mereka ‘The Hope of Israel.’ Penerbitan ini mengajak umat Kristen melalui pertemuan seminar dan retret untuk kembali mempercyai ajaran mereka yang khas yang menekankan pemeliharaan hari Sabat dan kedatangan Yesus kedua-kali.
- Baik 7thday Adventist maupun COG, 7thday masih mirip dengan gereja Kristen pada umumnya dan juga mengaku sebagai Kristen dan umumnya mempercayai keyakinan Tritunggal dan percaya akan Injil, kecuali bahwa mereka juga menerima ke-10 hukum Allah sebagai tetap berotoritas sampai sekarang terutama dalam memelihara hari Sabat. Mereka tidak merayakan hari-hari raya Yahudi melainkan merayakan dua sakramen kristen, yaitu baptisan dengan selam dan perjamuan kudus. COG, 7thday mengadakan General Conference yang pertama pada tahun 1884.
Aliran Jehovah Witnesses atau Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) terpengaruh Adventisme tentang kedatangan Yesus namun menubuatkan tahun yang berbeda, yaitu kedatangan Yesus ke duakali dipercaya sudah dimulai sejak tahun 1874 dan setelah 40 tahun persiapan, Yesus akan datang pada tahun 1914, dan berbeda dengan Adventisme, SSY mengajarkan ajaran Unitarian subordinasionis/Arian yang menganggap bahwa Yesus adalah ciptaan yang lebih rendah dari Bapa, roh kudus hanya tenaga aktif Allah, dan akhir hidup manusia di akhir zaman manusia akan diselamatkan atau akan dimusnahkan.
Tidak dapat disangkal bahwa Sacred Name Movement mendapat momentum penting di tahun 1920/30-an dimana pada kurun waktu itu Religious Zionism meningkatkan kegiatannya menyebarkan semangat kembali ke akar yudaik keseluruh dunia terutama Amerika Serikat dimana lobi Yahudi sangat kuat. SSY kelihatannya yang pertama terkena imbas Sacred Name Movement sekte Yahudi yang menekankan pemulihan nama YHWH sehingga pada pertemuan mereka di Ohio (1931) mereka secara resmi menggunakan nama Jehovah Witnesses (Saksi-Saksi Yehuwa) dan menganggap nama YHWH itu suci dan bahwa penerjemahan nama itu adalah dosa. Sekalipun Saksi-Saksi Yehuwa menekankan kembali nama YHWH yang disebutnya Jehovah/Yehuwa, dalam Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru mereka yang diterjemahkan dari New World Translation of the Holy Scripture, mereka tetap menggunakan nama Allah untuk menerjemahkan El/Elohim/Eloah.
Tiga tokoh dibelakang gerakan yang merintis pemulihan nama Yahweh di kalangan gereja COG, 7thday, yang kemudian mendirikan COG, 7thday, Salem (1933), yaitu Andrew N. Dugger, Clarence O. Dodd dan Herbert W. Armstrong. Dodd mengklaim didatangi dua malaekat dan setelah dikeluarkan dari COG, 7thday, Salem, karena pandangan yudaiknya yang kental kemudian mendirikan Assembly of Yahweh yang memulihkan kembali nama Yahweh, merayakan hari Sabat, dan hari-hari raya Yahudi, dan menerbitkan majalah ‘The Faith’ (1937) untuk menyebarkan pandangannya itu. COG, 7thday tetap kembali kepada kepercayaannya semula yang bercorak Adventis.
Assembly of Yahweh berasal dari kalangan kristen non-yahudi yang menekankan ‘kembali ke akar yudaik’ dimana mereka mengaku sebagai ‘Israel yang benar’ (True Israel) dan memulihkan doktrin yang berdasarkan Tanakh Yahudi (Kitab Suci Ibrani atau PL) seperti yang diajarkan oleh Yashua yang adalah nabi dan Mesias. Mereka menolak Paulus sebagai rasul, itulah sebabnya banyak jemaat Assembly of Yahweh kemudian menjadikan surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru kurang berotoritas atau bahkan ada yang menolaknya sama sekali.
Sekalipun kepercayaan mereka bervariasi, pada umumnya penganut gerakan ini sepakat bahwa nama Yahweh harus dipulihkan dan tidak menyebut diri sebagai Kristen karena nama itu dianggap berasal kafir. Assembly of Yahweh dan para pengikut gerakan Sacred Name Movement cenderung mendirikan gereja dengan nama mengikuti kepercayaan mereka yang khas seperti House of Yahweh yang menolak pre-eksistensi Yahshua. The Assembly of Yahvah lebih memilih nama Yahvah dan The Assemblies of Yah memilih nama Yah daripada Yahweh, yang lainnya memilih ejaan sendiri untuk menyebut nama Yahweh dan Yahshua.
Angelo B. Triana, murid Dodd, menolak surat-surat Paulus, namun kemudian dengan dasar King James Bible mengganti nama-nama ‘LORD’ dengan Yahweh, ‘God’ dengan Elohim, dan ‘Jesus’ dengan Yahshua dan menyebutnya Holy Name Bible (PB-1950 dan PL&PB-1963), ini sejalan dengan terbitnya pada tahun-tahun itu New World Translation (NW) dari Jehovah Witnesses (PB-1950 dan PL&PB-1961) yang memunculkan kembali nama YHWH. John Briggs, murid Triana mempopulerkan nama Yahshua dan kemudian mendirikan Yahveh Beth Israel.
Murid Triana lainnya, Jacob O Meyer melepaskan diri dari Assembly of Yahweh dan mendirikan Assemblies of Yahweh (1960). Assembly of Yahweh, Bethel Pennsylvania, mengaku bahwa mereka mengambil posisi sama dengan Nasrani (Kis.24:5), dan karenanya mereka ingin menjadi ‘orang-orang Kudus yang benar’ seperti tertulis dalam Why. 12:17;14:12, dengan cara memegang hukum-hukum Yahweh dan beriman kepada Messiah.
Salah satu tokoh Assemblies of Yahweh, Donald Mansager mendirikan Yahweh’s Assembly in Messiah (1980). Adanya skandal beberapa pendeta mendorong Mansager memisahkan diri dan mendirikan Yahweh’s New Covenant Assembly (1985), dan terbagi menjadi Yahweh’s Assembly in Yahshua (2006) yang dalam situs mereka percaya bahwa ‘bahasa Ibrani adalah bahasa yang digunakan Yahweh di surga dan di taman Eden dan digunakan dalam penulisan kitab suci PL dan PB. Bahasa Ibrani adalah induk semua bahasa di dunia.’ Putranya, Alan Mansager berbeda dengan beberapa pendapat ayahnya lalu mendirikan Yahweh’s Restoration Ministry. Assembly of Yahweh kemudian terbagi lagi dan Robert Wirl mendirikan Yahweh’s Philadelphia Truth Conggregation (2002).
L. D. Snow dalam tulisannya berjudul A Brief History of the [Sacred] Name Movement in America, yang mengaku sudah menyukai nama Jehovah sejak ia bertobat di tahun 1929 dan mengikuti gerakan itu sejak awal pertumbuhannya, mengemukakan bahwa nama YHWH disebut bermacam-macam oleh para pengikut Sacred Name Movement, seperti a.l. IHVH, JHVH, JHWH, YHVH, YHWH, JAHAVEH, JAHVAH, JAHVE, JAHVEH, YAHVE, YAHVEH, YAHWE, YAHWEH. Bukan hanya itu, C. O. Dodd, yang disebutnya sebagai orang yang paling berjasa dalam menyebarkan ‘Nama Suci’ itu, bila semula menggunakan nama Jehovah yang digunakan Jehovah Witnesses, kemudian menggantinya menjadi Jahovah, Yahovah, Yahavah, dan beberapa tahun sebelum meninggal dunia ditahun 1955, ia menggunakan nama Yahweh. Karena itu dapat dimaklumi kalau nama-nama jemaat gerakan ini juga jadinya bermacam-macam pula.
Nama Yesus pun dipulihkan dengan berbagai sebutan, seperti YESHUA, YEHSHUA, YEHOSHU, YEHOWSHUWA, JEHOSHUA, JEHOSHUAH, JOSHUA, YASHUA, YAHSHUA, YAOHUSHUA, dll.
Dari perkembangan sidang jemaat Sacred Name Movement yang tumbuh di Amerika Serikat ini yang kenyataannya bertebaran dimana-mana yang umumnya tidak berhubungan satu dengan lainnya itu, kita dapat melihat bahwa mereka tidak bersifat satu gerakan tunggal namun terdiri dari banyak fraksi dan memberi nama baru sesuai dengan penekanan mereka, namun sekalipun begitu, ada beberapa butir sejalan yang bisa disimpulkan, yaitu mereka pada umumnya:
1. Menjalankan misi Hebraic Roots Movement untuk kembali keakar Yudaik dengan menjalankan ritual dan adat-istiadat Yahudi. Umumnya mereka menolak Paskah Kebangkitan Kristus, perayaan Natal, dan ibadat di hari Minggu yang dianggap perkembangan gereja kafir dan menggantinya dengan perayaan hari-hari raya Yahudi terutama Pesakh dan memelihara Sabat;
2. Terpengaruh Sacred Name Movement (yang mula-mula mempengaruhi Jehovah Witnesses, yaitu menekankan perlunya dipulihkan nama ‘YHWH’. Ada juga yang menekankan kembali nama Elohim dan Yahshua dan menolak penggunaan terjemahan nama-nama Tuhan seperti Lord, God, bahkan Jesus yang dianggap nama kafir. Karena itu, mereka menolak kitab-kitab suci dalam bahasa Inggeris yang tidak memuat nama Yahweh, Elohim dan Yahshua. Saat ini ada puluhan versi ‘Kitab Suci’ dalam bahasa Inggeris yang diterbitkan gerakan ini di Amerika Serikat;
Sacred Name Movement tidak hanya bergerak di Amerika Serikat saja, mereka juga menjalankan misi ke mancanegara.
-Yabina.org
-Yabina.org
No comments:
Post a Comment