F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Allah Yang Berdaulat, Supremasi Allah Dalam Hati Allah


Oleh :Martin Simamora

Artikel ini sepenuhnya diadaptasi oleh Editor dari  karya  Greg Johnson, Ph.D, "Predestination : God’s  Sovereignty in Salvation"


Allah Yang Berdaulat, Supremasi Allah Dalam Hati Allah



Bacalah terlebih dulu  bagian1
Berhala terbesar dalam budaya modern, maju nan canggih saat ini adalah  pengidolaan atau pengagungan atas penentuan sendiri atas diri sendiri atau personal self determination. Pilihan personal atau pribadi sedemikian dijunjung melampaui Allah. Berangkali alasan sukarnya mengajarkan doktrin predestinasi adalah karena untuk mengkhotbahkan doktrin ini, berarti menghujam pemberontakan hati manusia di kedalamannya.


Efesus 1:11“di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya

Authorized (KJ) Version: “in whom also we have obtained an inheritance, being predestinated according to the purpose of him who worketh all things after the counsel of his own will”

NIV : “In him we were also chosen, having been predestined according to the plan of him who works out everything in conformity with the purpose of his will.”


Siapakah yang memutuskan? Allah yang membuat keputusan, dan Dia tidak peduli bagaimana perasaanmu terhadap keputusan yang  Dia telah buat. Allah  itu kudus. Allah itu berdaulat. Allah adalah Allah. Bersujud dan gentarlah akan Tuhan. Bersembah sujudlah dihadapan dia dan sembahlah.

0 Allah Yang Berdaulat, Ya..Dia Memiliki Supremasi Dalam Sejarah

Oleh: Martin Simamora

Artikel ini sepenuhnya diadaptasi oleh Editor dari  karya  Greg Johnson, Ph.D, "Predestination : God’s  Sovereignty in Salvation"



Allah Yang  Berdaulat, Ya..Dia  Memiliki Supremasi Dalam Sejarah




Allah kita adalah Allah yang memiliki kuasa yang berdaulat. Memang benar bahwa Allah kita itu memiliki kasih  dan belas kasih yang berlimpah, dan perwujudannya telah masuk dan melintasi sejarah manusia melalui peristiwa Natal, sang Firman yang  datang ke dalam dunia ini menjadi manusia. Tetapi ingat, disaat yang sama kita juga harus menyadari sebuah realita : sekalipun demikian, Dia tetaplah Allah yang terlampau besar untuk dapat kita peluk. Dan orang-orang yang telah melihat dia—orang-orang seperti Yesaya dalam Yesaya 6—ingin   lari dari Allah ketimbang ingin memeluk dia. Dalam  nada terror  dia   berteriak “"Celakalah aku! aku binasa!” (Yesaya 6:5). Bahkan malaikat-malaikat yang tak berdosa, yang melayani di hadapan takhta Allah tidak berani memandang   wajah Allah, tetapi menutupi mata dan kaki mereka (ayat 2)  dan berseru, “Kudus, Kudus, Kudus (ayat 3)!” Allah kita adalah api yang menghanguskan, bukan sebuah boneka mainan. Allah kita berdaulat—dia memegang kendali.

Allah berdaulat, Dia memegang  kendali.  Terkait hal ini, Paulus secara tegas dan gamblang menggambarkan perihal ini dalam  Efesus 1:11:

“di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9