F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Mengenali Penyesatan Di Sekitar Kita

Mengapa Mentaati Yesus Bukan Opsional(2)



Alih bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu:"bagian 1"

Juga sejak permulaan kita harus menjadi jelas bahwa Yesus tidak sedang mengajarkan bahwa para pengikut-Nya dapat menjadi sempurna secara nir-dosa dalam kehidupan ini. Jika persyaratan dapat masuk kedalam sorga adalah mematuhi tanpa setitik noda sekecil apapun semua hal yang telah diajarkan Yesus, tak seorang pun akan berada di dalam sorga. Bahkan tidak juga orang Kristen yang paling saleh mengasihi Allah di semua waktunya dengan setiap serat  yang ada pada tubuhnya. Tak seorangpun mengasihi sesamanya dalam cara tanpa cela yang sekecil dan selemah apapun sebagaimana mengasihi dirinya sendiri. Rasul Yohanes mengatakan kepada kita,”Jika kita berkata bahwa kita tidak memiliki dosa, kita sedang menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada didalam kita (1Yoh1:8).” Jadi Yesus tidak sedang mengajarkan bahwa kita harus mencapai kesempurnaan yang tanpa bercak dosa sesamar apapun sama sekali agar dapat masuk kedalam Kerajaan Sorga. Tetapi yang menjadi fokus pengajaran-Nya  adalah apa yang Yakobus, kemudian, ditekankannya dalam suratnya, bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2:17,26). Iman yang sejati bukan semata kesetujuan secara intelektual. Iman yang asli tunduk pada ketuhanan Yesus, memberikan dampak dalam sebuah hidup kudus yang aktif mengimplementasi dalam segenap perjalanan hidupnya.


Yesus di sini menunjukan tiga alasan mengapa  kepatuhan kepada diri-Nya bukan opsional, karena  itu adalah sebuah tes atau uji yang sesungguhnya bagi  pengaku beriman pada Kristus (Luk 6:46); kedua, karena itu adalah dasar yang akan bertahan atau kokoh dalam ujian-ujian waktu dan kekekalan (Luk 6:47-48); dan ketiga, karena mereka yang tidak mentaati Kristus akan menghadapi kehancuran seketika dan final (Luk 6:49).

0 Mengenali Penyesatan Di Sekitar Kita

Oleh: Steven J. Cole

Mengapa Mentaati Yesus Bukan Opsional(1)


Alih bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia: Martin Simamora


Sebuah pengajaran palsu yang meluas di dalam gereja injili saat ini adalah bahwa kamu dapat menerima Yesus sebagai Juruselamatmu, namun terkait mematuhi-Nya sebagai Tuhan hidupmu adalah opsional. Mereka yang mempromosikan ajaran ini secara keliru berpikir bahwa mereka sedang menjaga doktrin keselamatan oleh anugerah melalui iman, memenggalnya dari perbuatan-perbuatan manusia. Mereka tidak menyangkali pentingnya menundukan diri pada Kristus  sebagai Tuhan, tetapi mereka sungguh bersikukuh bahwa perbuatan-perbuatan baik itu tak bertaut sama sekali dengan iman yang menyelamatkan. Dan karena itu mereka mengajar bahwa memungkinkan bagi seseorang untuk percaya kepada Kristus sebagai Juruselamat bahkan sekalipun ia tak pernah menundukan diri kepada-Nya sebagai Tuhan.


Saya yakin bahwa pengajaran ini berpijak pada sebuah gagasan keliru pada natur iman yang menyelamatkan dan itu memberikan jaminan atau kepastian palsu kepada banyak orang yang berpikir mereka, orang-orang Kristen, tetapi tidak sungguh-sungguh diselamatkan. Kitab suci  jelas bahwa tanpa kekudusan, tak ada yang akan melihat Tuhan (Ibr 12:14). Iman menyelamatkan yang sejati senantiasa berdampak dalam  sebuah kehidupan saleh yang mendewasa atau semakin matang dalam perjalanan waktu. Jika seseorang mengklaim diselamatkan, tetapi tidak ada kelaparan akan firman Tuhan, tidak bertumbuh membenci dosa, dan tidak bertumbuh dalam kehidupan saleh, ia harus memeriksa diri apakah ia  sungguh berada dalam iman (2 Kor 13:5).
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9