Oleh : Dr. John F. Walvoord
Yesus Diejek dan Didera
Menurut injil Matius dan Markus, Yesus dibawa masuk oleh pasukan-pasukan kedalam praetorium –bangunan besar tempat pemerintahan Roma memerintah, yang disesaki dengan serdadu-serdadu Roma. Disana, mereka melucuti Dia dan mengejek Dia dengan mengenakan padanya sebuah jubah berwarna ungu dan sebuah mahkota duri. Penghinaan termasuk diludahi dan berulang kali dipukuli pada kepala. Sebuah catatan paralel terkait kisah ini diberikan oleh Markus dalam injilnya 15:16-20, namun Lukas mengatakan hanya Pilatus yang telah menyerahkan Yesus “kepada kehendak mereka’ (Lukas 23:35). Kejadian selengkapnya ditemukan dalam Yohanes 19:1-16, dimana urutan-urutan kejadian yang sebenarnya tengah berlangsung tercatat.
Menyatukan semua catatan-catatan Injil, nampaknya Pilatus sendiri yang memantau dan mengawasi penganiayaan Yesus. Motivasinya adalah untuk merendahkan Dia dan untuk membuat klaim-Nya sebagai seorang Raja atas orang Yahudi menjadi hal yang menggelikan. Berangkali Pilatus telah berharap melalui cara-cara ini dapat menyelesaikan masalah tanpa harus benar-benar memberikan perintah penyaliban terjadi. Sementara Matius menyampaikan ide penyaliban ini pada 27:26, Yohanes 19:16 memperjelas bahwa perintah penyaliban pada akhirnya datang dipenghujung pengejekan ketimbang dipermulaan pengejekan. Matius hanya mencatat fakta-fakta tanpa harus menyajikan peristiwa-peristiwa berdasarkan urutannya.
Yesus Diejek dan Didera
Menurut injil Matius dan Markus, Yesus dibawa masuk oleh pasukan-pasukan kedalam praetorium –bangunan besar tempat pemerintahan Roma memerintah, yang disesaki dengan serdadu-serdadu Roma. Disana, mereka melucuti Dia dan mengejek Dia dengan mengenakan padanya sebuah jubah berwarna ungu dan sebuah mahkota duri. Penghinaan termasuk diludahi dan berulang kali dipukuli pada kepala. Sebuah catatan paralel terkait kisah ini diberikan oleh Markus dalam injilnya 15:16-20, namun Lukas mengatakan hanya Pilatus yang telah menyerahkan Yesus “kepada kehendak mereka’ (Lukas 23:35). Kejadian selengkapnya ditemukan dalam Yohanes 19:1-16, dimana urutan-urutan kejadian yang sebenarnya tengah berlangsung tercatat.
Menyatukan semua catatan-catatan Injil, nampaknya Pilatus sendiri yang memantau dan mengawasi penganiayaan Yesus. Motivasinya adalah untuk merendahkan Dia dan untuk membuat klaim-Nya sebagai seorang Raja atas orang Yahudi menjadi hal yang menggelikan. Berangkali Pilatus telah berharap melalui cara-cara ini dapat menyelesaikan masalah tanpa harus benar-benar memberikan perintah penyaliban terjadi. Sementara Matius menyampaikan ide penyaliban ini pada 27:26, Yohanes 19:16 memperjelas bahwa perintah penyaliban pada akhirnya datang dipenghujung pengejekan ketimbang dipermulaan pengejekan. Matius hanya mencatat fakta-fakta tanpa harus menyajikan peristiwa-peristiwa berdasarkan urutannya.
