Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya : Apakah Ketekunan Orang Percaya Itu?
dan [Pelajaran 1] Yusuf : Seorang Pria Yang Beriman 1 :Menanggapi Penolakan
Oleh : Melanie Newton
Kejadian 39-41
Melalui kesulitan yang menyiksa, Yusuf memilih untuk mempercayakan dirinya kepada Tuhan dengan segala hal yang sedang terjadi pada dirinya kala itu. Oleh karena itulah, dia mampu melanjutkan kehidupannya, berupaya untuk melakukan hal terbaik dalam setiap hal yang diminta dari dirinya. Upaya-upayanya telah diberkati oleh Tuhan dan telah diperhatikan oleh Potifar, yang pada akhirnya mempercayakan kepada Yusuf setiap hal kedalam tangan Yusuf. Kemudian, ketika Yusuf dihormati dengan kuasa dan otoritas, dia dalam paksaan diperhadapkan dengan godaan.
Studi Hari Pertama
- Baca Kejadian 39:1-19. Gambarkanlah keadaan-keadaan sulit yang dialami Yusuf.
- Jenis konflik-konflik emosi apakah yang dihadapi Yusuf dalam bayangan anda selagi dikejar oleh keinginan isteri Potifar yang tak bisa ditolak hari demi hari?
- Bagaimana Yusuf menghadapi godaan rayuan ini?
- Bagaimana respon Yusuf mendemonstrasikan sikapnya :
Fokus pada Makna: “Godaan adalah sebuah fakta didalam dunia Tuhan. Godaan itu sendiri bukanlah dosa; godaan adalah sesuatu yang tak terelakan harus dihadapi semata karena pada dasarnya kita adalah manusia…Waspadalah berpikir bahwa anda digoda tidak seperti pada orang-orang lain—Apa yang anda alami adalah hal yang pada dasarnya umum dialami ras manusia, bukan sesuatu yang tidak seorangpun pernah mengalami sebelumnya. Tuhan tidak menyelamatkan kita dari godaan-godaan—Dia menopang kita ditengah-tengah godaan itu.” (Oswald Chambers)
5. Bagaimana Tuhan dapat menopang kita ditengah-tengah godaan? Kumpulkanlah jawabanmu dari
ayat-ayat berikut ini :
Ibrani 2:17-18
Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Ibrani 4:15-16
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
1 Korintus 10:13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
6.Baca Kejadian 39:20-23. Yusuf tetap setia kepada Tuhan ditengah-tengah godaan, tetapi menderita ketidakadilan karenanya dan dijebloskan kedalam penjara karena tindak kejahatan yang tidak dia lakukan. Sekali lagi, dimanakah Tuhan ditengah-tengan situasi-situasi yang sedemikian pahitnya dan tidak adil? Bagaimanakah Tuhan memberikan dorongan semangat terhadap Yusuf?
7.Perjalanan Hidupmu : Pernahkah anda, seperti Yusuf,
tetap setia kepada Tuhan sekalipun didalam situasi yang luar biasa merugikan
dirimu? Bagaimana Tuhan memberikan kekuatan/semangat dalam situasi yang kamu
hadapi? Pertimbangkanlah menuliskan sebuah puisi pengucapan syukur atas
kesetiaannya kepadamu.
Pikirkanlah hal ini : jalan menuju hikmat adalah
mempertimbangkan akibat dosa. Yusuf tidak menyerah kepada godaan karena dia
telah diyakinkan bahwa Tuhan memiliki sesuatu yang luar biasa baginya untuk
dilakukan. Yusuf tidak akan membuang berkat-berkat Tuhan demi
kenikmatan-kenikmatan dosa. Tidak juga dia
disusahkan karena mengalami penderitaan akibat kesetiaannya. Tuhan pada akhirnya akan menghargai dia sebagaimana Dia telah menjanjikan. ( The Bible Knowledge
Commentary Old Testament, hal.90)
Studi Hari Kedua
Dikenakan dakwaan palsu percobaan pemerkosaan, Yusuf tetap berada didalam penjara, dia telah dilupakan oleh setiap orang (kecuali Tuhan). Dia kini telah menjadi seorang budak di Mesir—selama 11 tahun. Sekalipun didalam penantian yang mengerikan, Yusuf menolak untuk membiarkan semangat yang patah memenjarakan hatinya dan membuat dirinya kehilangan pengharapan. Dia dengan aktif melayani orang-orang lain, berfokus pada Tuhan dengan segenap pikirannya dan kekuatannya.
8.Baca kitab Kejadian bab 40-41. Paparkanlah bagaimana Tuhan secara dramatis menjamin pembebasan Yusuf dari penjara dan pada puncaknya meninggikan dan memberkati hambanya yang setia.
Studi Hari Kedua
Dikenakan dakwaan palsu percobaan pemerkosaan, Yusuf tetap berada didalam penjara, dia telah dilupakan oleh setiap orang (kecuali Tuhan). Dia kini telah menjadi seorang budak di Mesir—selama 11 tahun. Sekalipun didalam penantian yang mengerikan, Yusuf menolak untuk membiarkan semangat yang patah memenjarakan hatinya dan membuat dirinya kehilangan pengharapan. Dia dengan aktif melayani orang-orang lain, berfokus pada Tuhan dengan segenap pikirannya dan kekuatannya.
8.Baca kitab Kejadian bab 40-41. Paparkanlah bagaimana Tuhan secara dramatis menjamin pembebasan Yusuf dari penjara dan pada puncaknya meninggikan dan memberkati hambanya yang setia.
9.Dalam cara-cara seperti apakah , menurut pemikiranmu, masa
kegelapan panjang Yusuf telah mempersiapkan dirinya bagi pengalaman “pemulihannya” yang menakjubkan pada akhirnya?
Pikirkan Tentang Ini: Hal-hal buruk dalam karakter kita—kesombongan, pemberontakan, merasa mampu memenuhi semua keperluan dengan kekuatan sendiri—meleleh dalam ujian berat yang disebut menunggu. Namun ujian berat yang disebut menunggu adalah hal yang paling ingin kita hindari. Kita bahkan memiliki sebuah mitos budaya yang berkata menunggu itu membuang waktu…Dan walaupun penderitaan dapat memaksa kita untuk melambat, menunggu, kita mengeluh dan mencari pelipur lara pada pengalih-pengalih perhatian yang tidak berdasar dan kehilangan pemurnian karakter kita yang Tuhan kehendaki. (Chuck Swindoll)
Pikirkan Tentang Ini: Hal-hal buruk dalam karakter kita—kesombongan, pemberontakan, merasa mampu memenuhi semua keperluan dengan kekuatan sendiri—meleleh dalam ujian berat yang disebut menunggu. Namun ujian berat yang disebut menunggu adalah hal yang paling ingin kita hindari. Kita bahkan memiliki sebuah mitos budaya yang berkata menunggu itu membuang waktu…Dan walaupun penderitaan dapat memaksa kita untuk melambat, menunggu, kita mengeluh dan mencari pelipur lara pada pengalih-pengalih perhatian yang tidak berdasar dan kehilangan pemurnian karakter kita yang Tuhan kehendaki. (Chuck Swindoll)
10. Perjalanan Hidupmu : Pertimbangkanlah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Apakah anda menganggap menunggu adalah kegiatan yang membuang waktu?
Bacalah 1 Pterus 5:10. Jika anda saat ini dalam “ujian berat menunggu”, pertimbangkan ayat ini dan minta Tuhan menolongmu melihat pekerjaan-Nya dalam karaktermu dengan pertanyaan berikut ini: Dalam karakter apakah Tuhan harus menyempurnakan dan memperkuatmu?
Apakah anda menganggap menunggu adalah kegiatan yang membuang waktu?
Bacalah 1 Pterus 5:10. Jika anda saat ini dalam “ujian berat menunggu”, pertimbangkan ayat ini dan minta Tuhan menolongmu melihat pekerjaan-Nya dalam karaktermu dengan pertanyaan berikut ini: Dalam karakter apakah Tuhan harus menyempurnakan dan memperkuatmu?
1 Petrus 5:10
Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya
Pemikiran-Pemikiran Untuk Direnungkan
Godaan adalah konflik-konflik batin tertua didalam hati manusia, dan pertempuran melawan godaan merupakan sebuah pertarungan yang sukar. Walaupun godaan dapat menuju dosa, godaan itu sendiri bukanlah sebuah dosa. Setiap orang, termasuk Yesus, telah berjuang melawan godaan, tetapi Yesus adalah satu-satunya pribadi yang tidak mengalami penderitaan konsekuensi-konsekuensi dari kalah terhadap godaan (Lihat Matius 4:1-11). Akan tetapi godaan adalah bagian yang tak terpisahkan atau “paket,” godaan selalu memikat kita untuk meninggalkan iman hubungan kita dengan Tuhan dan percaya bahwa kita dapat jatuh kedalam perangkap yang menyimpulkan bahwa Tuhan tidak baik dan tidak mengasihi atau bahwa Tuhan tidak mempedulikan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Kecenderungan-kecenderungan kita untuk menuntut pemulihan dalam sekejab pada situasi kita, memilih untuk melepaskan Tuhan ketimbang bertekun, melalui iman, di tengah-tengah kesulitan-kesulitan dan/atau kebosanan hidup.
Dalam (pandangan)
masyarakat masa kini, Yusuf telah “kehilangan” 13 tahun kehidupannya dan akan dianggap
sebagai seorang “korban” situasi-situasi
ketidakadilan—seorang pria yang “hak-hak”
pribadinya telah diabaikan atau dilanggar. Tetapi
pada kenyataannya, Yusuf adalah seorang “pemenang.” Selama 13 tahun
Tuhan telah menguji dan memurnikan iman Yusuf. Kemudian, ketika Yusuf telah
membuktikan dirinya setia kepada Tuhan melalui setiap hal yang telah terjadi
pada dirinya, Tuhan meninggikan dia. Ketika hidup melemahkanmu, dan kamu
tergoda untuk “melepaskan” Tuhan dan
mengatasi berbagai hal dengan kekuatanmu sendiri, ingat :
Siapakah Tuhan itu. Dia adalah Tuhan, dan aku bukan Tuhan. Dia adalah pencipta alam semesta dan seluruh manusia; Dia mengenalku dan mengasihiku dan memperhatikan situasiku; tidak ada yang tersembunyi dari Dia.
Menyetujui bahwa Tuhan mengetahui apa yang sedang Dia lakukan. Dia memiliki sebuah maksud yang lebih besat bagiku di tengah-tengah situasi sulitku. Walaupun saya tidak melihatnya saat ini, tidak menyukainya, atau memahaminya, aku dapat percaya pada karakterNya. Firman-Nya adalah benar, dan Dia akan menghargai janjiNya dan memenuhi kebutuhanku.
Biarlah tindakan-tindakanmu didasarkan pada kebenaran Firman Tuhan, bukan didasarkan pada perasaan-perasaan atau emosi-emosi yang dapat membuatmu tersesat. Bergantung kepada Yesus pada kuasa untuk bertekun, dan percaya kepada Dia akan hasil-hasilnya.
11. Perjalanan Hidupmu : Bagaimana pemaparan diatas dapat memberikan
kekuatan kepadamu? Bagaimana kamu menerapkannya kepada kehidupanmu?
Pertimbangkanlah untuk menuliskan kebenaran-kebenaran tersebut ke sebuah kartu
berukuran 3x5 agar dapat digenggam tangan dengan nyaman pada saat kamu harus diingatkan dengan kebenaran-kebenaran yang telah dipaparkan diatas ini.
[Lesson 2] Joseph : A Man of Faith 2:Tested Through Temptation | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Selanjutnya: [Pelajaran 3]Yusuf: Seorang Pria Beriman 3 : Tuhan Memaksudkan Hal Itu Untuk Hal Baik.
[Lesson 2] Joseph : A Man of Faith 2:Tested Through Temptation | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Selanjutnya: [Pelajaran 3]Yusuf: Seorang Pria Beriman 3 : Tuhan Memaksudkan Hal Itu Untuk Hal Baik.
No comments:
Post a Comment