F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Penyembahan Maha Akbar Di Sorga 2


Oleh: Martin Simamora

“Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku”


1. Momentum Penyembahan & Pengagungan Maha Akbar Bagi Anak Manusia
Pada hari itu merupakan hari yang begitu istimewa bagi Yohanes si Penulis Kitab Wahyu ini sebagaimana ia sendiri menuliskan bagaimanakah hari itu baginya:

Wahyu 1:10Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala

Ia menyebut hari tersebut sebagai hari Tuhan, ini sebuah hari yang begitu megah untuk dapat disebutkan tanpa sebuah pengakuan bahwa hari yang dimaksudnya adalah memang sebuah hari dimana Tuhan menjumpainya untuk mengundangnya: “aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala.” Ya..Yohanes dibawa masuk ke dalam sebuah tempat yang tak mungkin didatangi oleh manusia sebab ke sana atau ke tempat itu hanya Tuhan yang tahu dan kepada siapa Ia berkenan membawanya (bandingkan dengan Yohanes 8:21-22). Yohanes masuk ke tempat hanya oleh karena Tuhan membuatnya dikuasai oleh Roh!

Suara yang nyaring, seperti bunyi sangkala, ini sendiri menunjukan bahwa Yohanes benar-benar mendengar dalam sebuah kerja indrawi yang  mampu diindentifikasinya sebagai yang nyaring seperti sangkala pada suara dia yang berkata padanya. Tetapi apa yang lebih penting dari itu adalah, sementara ia dibawa masuk ke dalam sorga dalam sebuah momentum yang unik/bukan biasanya di sana, dan tak mungkin begitu saja ia menuangkan rekaman peristiwanya berbasis rekaman visual dan suara, ia memilih menungkan sebuah rekaman berbasis tekstual atau tulisan atas apa yang dilihat dan didengar. Bahkan memang Tuhan sendiri menuntunnya untuk merekamnya berbasiskan tekstual atau tulisan: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab- Wahyu 1:11.

0 Pujian Maha Akbar Di Sorga


Oleh: Martin  Simamora

Pujian Maha Akbar Di Sorga Dalam Kitab Wahyu: “Semua Ditujukan Pada Yesus  Saja, Tidak Ada Bagian [Peran] Ku”


Bahkan Manusia-Manusia Kudus Mustahil Mengagungkan Dirinya Sendiri
Jika kita memperhatikan seksama kitab Wahyu maka kita akan menemukan sebuah kemuliaan yang memuliakan Tuhan dalam sebuah cara yang mengajarkan pada setiap diri kita bahwa semulia apapun dirimu-sebagaimana sangkamu-itu bahkan kelak engkau akan menyesali karena terlalu terlambat untuk mengetahui bahwa hidup ini bukan sebuah pengejaran kemuliaan diri, tetapi hidup memiliki pengenalan-Nya sehingga mengetahui mengapa diri ini sama sekali tak ada nilainya dihadapan-Nya. Mari kita melihat deskripsi pada kitab Wahyu sebagaimana LAI menyajikannya:

Wahyu 4:8-11Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.

Coba perhatikan ini: Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu. Apa yang diungkapan oleh kalimat ini merupakan potret kemegahan yang begitu raksasa untuk menarik turun kemegahan-Nya agar pembaca dalam terang Roh Kudus dapat masuk ke dalam kemuliaan-Nya, sehingga karena itulah Roh menuntun Yohanes untuk memotretkan bagi kita situasi yang begitu agung dan tak mungkin dimasuki oleh jiwa manusia begitu saja kecuali visualisasi tekstual semacam ini: maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu. Untuk bisa ada dan tetap hidup dihadapan DIA saja sudah merupakan kemuliaan yang saya dan anda mustahil pahami selama masih di dunia ini. Di dunia ini mustahil bagi saya dan anda untuk membuang mahkota diri begitu saja bagi Tuhan dalam sikap jiwa dan tubuh tersungkur di hadapan-Nya: maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia… mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu.

0 Yesus Sang Mesias Diantara Manusia Berdosa & Dalam Dunia Yang Menolaknya

Oleh:Martin Simamora
Sebelum Abraham Jadi, Aku Telah Ada:
Umurmu Belum Sampai 50 Tahun!
Abraham dahulu ada, sekarang telah tiada atau telah meninggal dunia, dan lebih spesifik lagi eranya telah usai atau berakhir. Tidak akan ada satupun manusia kini yang dapat berkata bahwa aku ada saat Abraham masih hidup atau aku sudah ada lebih dahulu dan memang telah ada sebelum waktu Abraham ada. Tidak mungkin, sebab manusia memiliki sebuah permulaan dan kesudahan dalam sebuah durasi. Tidak mungkin ada satu manusiapun memiliki sebuah permulaan dan kesudahan yang mengatasi sebuah durasi atau dengan kata lain manusia itu bukan saja memiliki keabadian tetapi kekekalan yang dapat hidup dalam durasi sebab ia pada dasarnya hidup mengatasi durasi dan sumber kehidupan setiap durasi manusia. Tetapi Yesus berkata:

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."- Yohanes 8:58

Apa yang paling mencengangkan bukan saja Yesus mengucapkan semacam klaim yang melintasi ruang,waktu, dan materi sebuah durasi dalam sebuah garis perlintasan waktu, tetapi bagaimana Yesus mengisahkan Abraham sebagaimana ia menjelaskannya:
Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."-Yohanes 8:56

Bagaimana mungkin Abraham memiliki pengenalan akan Yesus sebagaimana hari itu jika Yesus sendiri saja dikenal oleh publik hanyalah sebagai:
Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?-Matius 13:55

0 Bumi dan Langit Pasti Berlalu Tetapi Perkataan-Nya Tidak


Oleh:Martin Simamora



[Sang]Keabadian Di Atas Kesudahan Segala Sesuatu Di Jagat Raya
Untuk segala sesuatu ada waktunya, maksudnya ada kesudahannya di bawah kolong langit ini. Alkitab sendiri menyatakannya demikian:
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.-Pengkhotbah 3:1-8

Rangkaian kata-kata di atas hendak menggambarkan tidak ada keabadian dalam dunia manusia, sekaligus menunjukan bahwa dengan demikian nilai kehidupan manusia tidak terletak pada manusia dan kehidupannya itu sendiri. Kalau Alkitab menunjukan aspek kesudahan segala sesuatu dari apapun eksistensi dan karya manusia, maka Alkitab juga menunjukan dimanakah dan pada siapakah dengan demikian nilai kehidupan manusia di atas kesudahan segala sesuatu pada eksistensi dirinya. Pada baris-baris berikutnya saya dan anda akan menemukan ini:

Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.-Pengkhotbah 3:10-11
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9