Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div
Anak yang hilang
Luk 15:11-32 - "(11) Yesus berkata lagi: "Ada
seorang mempunyai dua anak laki-laki. (12) Kata yang bungsu kepada ayahnya:
Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu
ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. (13) Beberapa hari
kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri
yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
(14) Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam
negeri itu dan iapun mulai melarat. (15) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang
majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
(16) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu,
tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. (17) Lalu ia menyadari
keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah
makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. (18) Aku akan bangkit dan pergi
kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan
terhadap bapa, (19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku
sebagai salah seorang upahan bapa. (20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada
bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul
dan mencium dia. (21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap
sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. (22) Tetapi
ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang
terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan
sepatu pada kakinya. (23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia
dan marilah kita makan dan bersukacita. (24) Sebab anakku ini telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah
mereka bersukaria. (25) Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika
ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian
tari-tarian. (26) Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya
apa arti semuanya itu. (27) Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu
telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan
sehat. (28) Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya
keluar dan berbicara dengan dia. (29) Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya:
Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah
bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku. (30) Tetapi baru saja datang anak bapa
yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur,
maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. (31) Kata ayahnya
kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu. (32) Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat
kembali.'".
Anak bungsu ini menggambarkan orang
berdosa.
1) Dosa anak bungsu.
a) Minta bagian harta /
warisan selagi ayahnya masih hidup (ay
12).
Hukum Yahudi mengharuskan orang tua
mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya. Anak sulung selalu mendapat dua
bagian / dua kali lipat dari anak-anak yang lain. Jadi,dalam kasus ini, karena
bapa itu mempunyai dua anak, maka anak sulung mendapat2/3 bagian, sedang anak bungsu
mendapat 1/3 bagian. Jadi, ia memang seharusnyamempunyai bagian warisan, tetapi hal yang kurang ajar dari anak bungsu itu adalah
bahwa ia memintanya selagi ayahnya masih hidup. Seakan-akan ia
berkata:‘Kalau kamu mati, itu toh menjadi
milikkku, jadi berikan sekarang saja,seakan-akan kamu sudah mati!’.
b) Setelah ayahnya menuruti permintaannya,
anak bungsu itu menjual segala miliknya / warisannya, lalu pergi meninggalkan ayahnya ke negeri yang jauh, dan
berfoya-foya (ay 13 bdk. ay 30).
Ia tidak merampok, menyakiti,atau membunuh bapanya; ia hanya menjauhinya dan tidak mempedulikannya! Sebetulnya dari semula inilah tujuannya. Inti dari keinginannya adalah bahwa ia tidak mau hidup dikuasai / diatur ayahnya. Ia ingin bebas, sehingga bias berfoya-foya dan mencari kesenangan sesuka hatinya.
Ia tidak merampok, menyakiti,atau membunuh bapanya; ia hanya menjauhinya dan tidak mempedulikannya! Sebetulnya dari semula inilah tujuannya. Inti dari keinginannya adalah bahwa ia tidak mau hidup dikuasai / diatur ayahnya. Ia ingin bebas, sehingga bias berfoya-foya dan mencari kesenangan sesuka hatinya.
Penerapan:
Apakah saudara juga tidak ingin dikuasai / diatur oleh Allah? Allah memangmempunyai banyak peraturan, seperti:
Apakah saudara juga tidak ingin dikuasai / diatur oleh Allah? Allah memangmempunyai banyak peraturan, seperti:
- tidak boleh bekerja pada hari Minggu, tetapi harus menggunakan hari itu untuk berbakti dan melayani Tuhan.
- harus memberikan persembahan persepuluhan.
- jangan berdusta, harus bekerja dengan jujur.
- jangan berzinah, dilarang mempunyai PIL atauWIL, istri lebih dari satu, dsb.
- jangan
mencari pasangan yang tidak seiman.
Apakah saudara senang berada di bawah
peraturan-peraturan itu atau apakah saudara ingin bebas dari padanya? Kalau saudara ingin bebas, maka saudara sama seperti anak
bungsu itu. Dan perhatikan bahwa dalam ay 32 anak bungsu itu
digambarkan sebagai:
- mati (secara rohani).
- hilang.
Jangan anggap enteng kondisi mati rohani dan
terhilang ini, karena kalau saudara biarkan, ini membawa saudara ke neraka! Bandingkan juga dengan Yes 53:6a yang berbunyi: “Kita sekalian
sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri”.
2) Akibat dosa anak bungsu (ay 14-16).
a) Ia menghabiskan harta
miliknya.
b) Pada waktu ada bencana kelaparan, ia menjadi melarat / miskin.
b) Pada waktu ada bencana kelaparan, ia menjadi melarat / miskin.
c) Ia terpaksa menjadi
penjaga babi.
Perlu diingat bahwa babi adalah binatang haram bagi orang
Yahudi, sehingga ini jelas adalah pekerjaan yang hina.
d) Pada waktu ia lapar dan
ingin mengisi perutnya dengan makanan babi, tidak seorangpun mau memberikannya
kepadanya.
Dosa memang mula-mula menawarkan / menjanjikan dan bahkan
memberikan kesenangan, tetapi pada akhirnya pasti membawa penderitaan dan
kehinaan.
Penderitaan dan kehinaan akibat dosa itu bisa terjadi dalam dunia ini, misalnya:
- orang mencuri lalu masuk penjara.
- orang yang mempunyai PIL / WIL lalu keluarganya berantakan.
- orang yang menimbun harta, tetapi hatinya tidak damai.
- orang yang menggunakan ecstasy, lalu kecanduan,sehingga menghabiskan uangnya.
- dsb.
Kalau tidak terjadi dalam dunia ini, maka pasti akan terjadi
dalam kekekalan nanti(bandingkan dengan Maz 73, atau dengan cerita
Lazarus dan orang kaya dalamLuk 16:19-31)!
3) Pertobatan anak bungsu (ay 17-21).
a) Ia merenung (ay 17), dan lalu sadar akan dosanya
(ay 18-19).
Untuk bisa bertobat
dari dosa, kita perlu menggunakan otak (bukan perasaan tok!) untuk merenung!
Keduniawian dan dosa sering membuat kita ‘lupa daratan’.
Karena itu berilah waktu untuk merenungkan hal-hal ini:
- Apakah selama ini saudara sudah hidup sesuai kehendak Tuhan?
- Apakah saudara mendekat kepada Tuhan atau menjauh dari Tuhan / tidak mempedulikan Tuhan?
- Apakah hidup saudara memuliakan Tuhan atau sebaliknya memalukan Tuhan?
- Apakah saudara makin mengasihi Tuhan atau mempunyai hati yang hambar terhadap Tuhan?
- Apakah saudara menyenangkan Tuhan atau diri saudara sendiri?
b) Ia mengambil keputusan (ay
18-19).
Tidak ada gunanya saudara sadar dosa, kalau saudara tidak
mau mengambil keputusan untuk meninggalkan dosa itu dan kembali kepada Tuhan!
c) Ia melakukan keputusannya, dan
kembali kepada bapanya (ay 20).
Ada orang yang setelah mengambil keputusan untuk bertobat, lalu
ditarik kembali oleh dosa / hal-hal duniawi, sehingga tidak jadi melakukan
keputusannya (bandingkan dengan istri Lot)!Tetapi anak bungsu ini tidak demikian. Ia melakukan keputusannya.
Catatan:
ini adalah perumpamaan, sehingga tidak menjelaskan segala sesuatu. Tetapi Kitab
Suci jelas mengatakan bahwa kalau saudara adalah orang berdosa yang mau kembali kepada
Tuhan, saudara harus datang kepada Yesus, yang adalah satu-satunya Penebus,
Pengantara, dan jalan kepada Bapa (Yoh 14:6 1Tim 2:5).
d) Ia mengakui dosanya (ay 21).
Ia tidak mencari kambing hitam, seperti Adam yang
menyalahkan Hawa, dan Hawa yang menyalahkan ular (Kej 3:12-13). Ia juga tidak menyalahkan roh foya-foya, roh
zinah, dsb. Sebaliknya
ia mengakui bahwa dirinya telah berdosa.
Dalam Kitab Suci ada orang-orang yang mengaku
dosa, tetapi tetap binasa, seperti:
- Firaun
(Kel 9:27 10:16). Ia memang mengaku dosa, tetapi itu hanya
disebabkan karena hukuman dosa, dan begitu hukumannya hilang, ia kembali kepada
dosanya.
- Raja Saul
(1 Sam 15:24-25). Ia mengaku dosa dan bahkan minta ampun dosa, tetapi
hanya karena alasan egois, yaitu karena ia tidak ingin kehilangan mahkotanya!
- Yudas Iskariot (Mat 27:4). Ia mengaku dosa,tetapi tidak bertobat!
Kalau saudara meniru orang-orang ini, saudara tetap binasa
sekalipun mengaku dosa!
Tetapi anak bungsu ini
betul-betul sadar akan dosanya, menyesalinya dengan sungguh-sungguh, kembali
kepada bapanya, dan mengakui dosanya.
Orang semacam ini tidak mungkin ditolak
oleh Allah.
- Maz 51:19 - “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina, ya Allah”.
Satu pendeta pada waktu memimpin
Pemahaman Alkitab tentang Luk 15:11-32 ini, pernah menanyakan: ‘Siapa lakon dalam cerita ini? Anak bungsu
atau anak sulung?’. Ia membenarkan jawaban yang saya berikan: ‘Bapanya’.
Memang, bapa itulah yang merupakan lakon dalam perumpamaan
ini, karena penekanan utama dari perumpamaan ini adalah untuk menunjukkan sikap
Allah kepada orang berdosa yang bertobat. Karena itu mari kita sekarang
menyoroti sikap bapa ini.
1) Bapa ini menunggu-nunggu.
Dari mana kita bisa melihat hal itu?
Dari ay 20 yang mengatakan: “Ketika ia masih jauh,
ayahnya telah melihatnya. ... Ayahnya itu berlari mendapatkan dia”.
Di surat kabar kita sering membaca ada
orang tua, yang karena anaknya yang kurang ajar / meninggalkannya,lalu menulis
bahwa mulai hari itu mereka tidak bertanggung jawab atas perbuatan anak itu.
Tetapi bapa dalam perumpamaan ini tidaklah demikian. Bahkan
mungkin sekali sejak kepergian anak bungsunya itu, bapa ini sering melihat ke
arah jalanan, sambil mengharap kembalinya anak bungsunya ini. Karena itu pada
waktu anak bungsu itu masih jauh, bapa itu telah melihatnya, dan lalu lari
mendapatkannya.
Penerapan:Apakah saudara adalah orang
berdosa yang belum pernah sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, atau apakah
saudara adalah orang kristen sejati yang telah menjauhkan diri dari Tuhan,
ingatlah bahwa Bapa yang mencintai saudara itu menunggu-nunggu kedatangan /
pertobatan saudara! Ia ingin saudara datang /kembali kepada Dia. Maukah saudara
mengecewakan Dia, atau maukah saudara datang/ kembali kepada Dia?
2) Bapa ini tergerak oleh belas
kasihan (ay20a).
Ia melihat keadaan anaknya, yang
mungkin sekali kurus, kotor, berpakaian compang camping, dan hatinya tergerak
oleh belas kasihan. Puji Tuhan bahwa Allah itu mempunyai belas kasihan kepada
manusia berdosa. Ini menyebabkan Ia memberikan kasih karunia, yaitu hal baik
yang sama sekali tidak layak kita dapatkan, kepada kita yang adalah manusia
berdosa. Andai kata Allah selalu menemui
orang berdosa dengan keadilan, celakalah kita! Tetapi Dia tidak demikian!
Karena itu janganlah takut untuk bertobat dan datang / kembali kepada Dia.
- Maz 103:8-9- “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidakselalu Ia menuntut, dan tidak selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita”.
Catatan: Kata-kata yang saya garis bawahi itu akan menunjukkan bahwa
Allah tidak adil, andai kataYesus tidak pernah menderita dan mati untuk
menebus dosa kita! Tetapi dengan adanya penebusan Kristus terhadap
dosa-dosa kita, Allah bisa melakukan hal itu dan tetap adil! Allah bisa
mengampuni / tidak menghukum orang berdosa karena Yesus sudah membayar hutang
dosa itu!
3) Bapa itu lari mendapatkan anaknya,
merangkul dan mencium dia (ay 20b).
a) Lari.
Ia tidak berjalan perlahan-lahan atau menunggu anaknya yang datang kepadanya, tetapi ia lari kepada anaknya. Ini menunjukkan kerinduan yang luar biasa kepada anaknya.
Ia tidak berjalan perlahan-lahan atau menunggu anaknya yang datang kepadanya, tetapi ia lari kepada anaknya. Ini menunjukkan kerinduan yang luar biasa kepada anaknya.
b) Merangkul dan mencium anaknya.
- padahal anaknya mungkin sekali berbau babi.
- kata Yunani yang diterjemahkan ‘mencium’sebetulnya berarti ‘kissed fervently’(= mencium dengan keras / sunguh-sungguh). Jadi bapa itu tidak mencium asal-asalan (seperti ciuman antara suami istri yang sudah saling bosan), tetapi mencium dengan sungguh-sungguh, dengan hati yang penuh kasih.
Dari semua ini jelas terlihat bahwa bapa itu:
a. Tidak jual mahal dalam menerima anaknya kembali.b. Tidak memberikan persyaratan-persyaratan lebih dahulu sebelum menerima kembali anaknya. Bandingkan ini dengan ajaran Roma Katolik, yang kalau pastornya memberikan pengampunan dosa, selalu memberikan ‘semacam hukuman’ (acts of penance) yang harus dilakukan lebih dulu oleh orang yang minta ampun dosa.c.Menerima kembali anaknya dengan tangan terbuka, padahal anaknya ragu-ragu apakah bapanya mau menerimanya kembali atau tidak (ia minta diterima sebagai hamba, karena merasa tidak layakmenjadi anak - ay 19, 21).
Penerapan: Kalau saudara ragu-ragu apakah Allah mau menerima saudara
atau tidak, maka sadarilah bahwa semua keraguan itu datang dari setan! Allah
pasti mau menerima semua orang yang bertobat / datang kepadaNya melalui
Kristus!
- Yoh 6:37- “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barang siapa datang kepadaKu,ia tidak akan Kubuang”.
4) Bapa itu tidak lagi
mengingat-ingat dosa anak bungsu itu.
Dalam ay 21 anak bungsu itu mengakui dosa, tetapi jawaban
bapa dalam ay 22 sama sekali tidak menyinggung-nyinggung dosa anak bungsu itu. Di sinilah terletak keindahan kasih
Allah! Kalau kita manusia mengampuni seseorang, kita masih mengingat
kesalahan orang itu. Tetapi kalau Bapa mengampuni kesalahan kita, Ia tidak mengingat-ingatnya
lagi!
- Yes 43:25- “Aku,Akulah Dia yang menghapus dosa
pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu”.
- Mikha 7:19- “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kembali kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut”.
5) Bapa itu menerima anak bungsu itu sebagai anak.
Ini terlihat dari:
a) Dalam ay 18b-19
anak itu merencanakan untuk berkata: “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap
bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai
salah seorang upahan bapa”, tetapi dalam ay 21 ia baru
mengucapkan “Bapa, aku
telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi
disebutkan anak bapa”.Sebelum ia mengucapkan kata-kata
“jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa”, bapanya sudah memotong kata-katanya! Bapanya tidak mau
mendengarkan kata-kata yang berhubungan dengan ketidaklayakan anak itu menjadi
anak! Mengapa?
Jelas karena ia mau menerimanya sebagai anak!Bdk.Yoh 1:12 - “Tetapi semua orang yang
menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang
percaya dalam namaNya”.
b) Bapa itu memerintahkan supaya
anak itu diberi jubah, cincin dan sepatu (ay 22).
- Bapa itu menyuruh memberi jubah (bukan koteka!) yang adalah tanda kehormatan (Ester 6:8-9).
- Bapa itu menyuruh memberi cincin, yang merupakan pemberian otoritas (Ester 3:10 8:2).
- Bapa itu menyuruh memberi sepatu (ini seharusnya adalah ‘sandal’). Perlu diketahui bahwa seorang hamba selalu telanjang kaki!
Semua pemberian ini menunjukkan secara jelas bahwa Bapa itu
menerima anak itu sebagai anak!
6) Bapa itu mengadakan pesta (ay
23-24 bdk. Luk 15:7,10).
Kalau saudara adalah orang berdosa yang
belum pernah datang kepada Kristus, datanglah sekarang juga kepada Bapa melalui
Yesus Kristus yang adalah satu-satunya Penebus, Juruselamat dan Pengantara
antara Allah dan manusia! Dia pastimenerima saudara!
Kalau saudara adalah orang kristen yang
sudah menjauh dari Tuhan, bertobatlah dan kembalilah kepadaNya. Ia pasti mau
menerima saudara!
Cerita /perumpamaan ini belum selesai. Ada anak sulung yang
belum dibahas. Apa yang terjadi dengan anak sulung pada waktuia tahu bahwa
bapanya mengadakan pesta untuk menyambut adiknya yang kembali?
1) Ia menjadi marah dan tidak mau
ikut pesta (ay28).
Anak sulung ini merupakan gambaran
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang bersungut-sungut melihat para
pemungut cukai dan orang berdosa datang kepadaYesus dan mendengarkan Dia
(ay 1-2). Ingat bahwa untuk menangani orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat inilah Yesus lalu memberikan 3 perumpamaan berturut-turut dalam Luk
15:3-32 ini.
Anak sulung ini juga bisa menggambarkan ‘orang kristen’ yang
sok suci, yang tidak senang melihat orang berdosa datang kepada Tuhan.
Penerapan: apakah saudara adalah orang kristen seperti itu? Kalau ada seorang
pelacur bertobat dan datang ke gereja saudara, apakah saudara senang atau
jengkel?
2) Ia iri hati (ay 29-30).
Anak sulung berkata: untuk anak bungsu bapanya menyembelih
anak lembu tambun, sedangkan untuknya bapanya tidak pernah menyembelih seekor
anak kambing sekalipun. Saya berpendapat bahwa kata-kata anak sulung ini belum
tentu benar. Adalah biasa orang merasa dirinya tidak diberkati pada waktu iri
hati melihat orang lain diberkati!
3) Ia meninggikan dirinya sendiri
dan menjelek-jelekkan adiknya (ay 29-30).
Tindakan seperti ini memang ciri khas orang Farisi (bdk. Luk 18:11-12).
Tindakan seperti ini memang ciri khas orang Farisi (bdk. Luk 18:11-12).
a) Ia
meninggikan dirinya sendiri (ay 29).
- Ia
mengaku bertahun-tahun melayani bapanya (ay29a).Sesuatu yang menarik di sini adalah bahwa kata ‘melayani’dalam bahasa Yunaninya tidak menggunakan kata DIAKONEO, yang artinya adalah ‘Iserve’ (=Aku melayani), tetapi menggunakan DOULEUO, yang artinya adalah ‘I serve as a slave’(= Aku melayani sebagai hamba / aku menghambakan diri).Bandingkan kata DOULEUO ini dengan kata DOULOS yang berarti hamba / budak. NIV: ‘I’ve been slaving for you’ (= aku telah memperhambakan diri kepadamu).
Jadi anak sulung ini tidak melayani
dengan kasih / sukacita, karena ia melayani sebagai budak / hamba!
- Ia
mengaku tidak pernah melanggar perintahbapanya (ay 29b).
Orang yang bersifat self-righteous (= orang yangmerasa diri sendiri benar) selalu berpikir demikian (Luk 18:11-12 Luk 18:21).
Tentu saja kata-kata ini tidak bisa dipercaya.
b) Ia
menjelek-jelekkan adiknya (ay 30).
- ia berkata bahwa adiknya ‘memboroskan harta kekayaan bapa’,padahal adiknya memboroskan kekayaannya sendiri.
- 'bersama-samadengan pelacur-pelacur’.
Sekalipun ini mungkin saja benar,
tetapi juga belum tentu benar. Dari mana ia tahu bahwa adiknya melakukan itu?
4) Ia tidak mengakui adiknya
sebagai saudara /adik (ay 30).
Dalam ay 30 ia menyebut adiknya
bukan dengan sebutan ‘saudaraku’ atau ‘adikku’ tetapi ‘anak
bapa’!
Kalau saudara adalah orang berdosa yang
mau bertobat seperti anak bungsu, dan lalu saudara menjumpai bahwa dalam gereja
ada banyak orang kristen seperti anak sulung, yang tidak mau menerima saudara,
janganlah kecewa, karena yang penting adalah bahwa Bapa menerima saudara!
Kalau saudara adalah orang dalam gereja
yang seperti anak sulung, sadarilah bahwa sebetulnya saudara lebih terhilang
dari anak bungsu itu! Sekalipun anak bungsu itu berdosa, tetapi setidaknya ia
sadar akan dosanya dan kembali kepada bapanya. Tetapi saudara tidak pernah
sadar akan dosa apalagi bertobat, dan sekalipun terhadap Bapa saudara itu dekat
di mata, tetapi sebetulnya jauh di hati! Sadarilah bahwa saudara juga adalah
orang berdosa dan datanglah sungguh-sungguh kepada Bapa melalui Yesus Kristus
sebagai Penebus / Juruselamat saudara, karena kalau tidak kata-kata Yesus di
bawah ini akan menjadi kenyataan dalam diri saudara.
- Mat 8:11-12: “Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak,dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.
- Mat 21:28-32 - “Tetapi apa pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal dan pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya? Jawab mereka: Yang terakhir. Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, tetapi kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya,tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya”.
Bertobatlah dan datanglah kepada Yesus!
-AMIN-
No comments:
Post a Comment