Pages

13 August 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2A)



Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2A):
“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora

 Bacalah lebih dulu bagian 1U
Paragraf pertama pada bagian 2 “Keselamatan Di Luar Kristen” tertulis  begini:
“Pada bab sebelumnya, walaupun tidak ditulis secara eksplisit tetapi penjelasannya cukup jelas disinggung bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi ada keselamatan di luar agama Kristen. Mengapa?”

Disepanjang bab1 saya sudah mengeksplisitkan segala sesuatu yang tersembunyi atau tak terus terang untuk diungkapkan dalam wujud penulisan yang lugas. Sejak semula, pada  bagian 1, pendeta Dr.Erastus Sabdono sudah mengangkat gagasan “Pola Lain Keselamatan”, sebagaimana telah saya paparkan pada tinjauan bagian1B dan bagian1Q.  Pada  bagian 2 ini, pendeta Erastus lebih menegaskan keberadaan pola lain keselamatan dengan membuat semacam formula yang berbunyi: “tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi ada keselamatan di luar agama Kristen.” Mengapa Kristus berbeda dengan Kristen? Apakah dalam pandanganya Kristen memiliki keberimanan pada Kristus yang lain? Sebab  nampak jelas ia  sedang membedakan Kristus, dan membangun sebuah pengajaran  bahwa Kristus  dan agama Kristen adalah dua entitas yang berbeda. Bahwa Agama Kristen  adalah sebuah institusi yang dapat sangat berbeda dengan Kristus  sendiri,dan dalam relasi  yang demikian,  tak perlu  agama Kristen sepenuhnya menyetujui Kristus.

Mana kala Kristus berkata  bahwa keselamatan hanya ada didalam dirinya dan di luar dirinya dan keberimanan kepadanya tak ada keselamatan, maka pada agama Kristen, hal  yang demikian eksklusif itu tak ada! Apakah benar demikian? Apakah benar Alkitab memberitahukan demikian?; apakah benar agama Kristen dan Kristus  memiliki cara pandang yang berbeda? Pada tinjauan Bagian1 T, saya sudah menunjukan bahwa baik Kristus dan agama Kristen yang telah berdiri pada era jemaat perdana, sebagaimana, yang tercatat di dalam Kisah Para Rasul, sangat bertolak belakang dan mengecam keras ajaran pendeta Erastus Sabdono.




Baik Kristus Dan Para Rasul Tidak Mengajarkan Adanya Perbedaan Ekslusifitas Keselamatan Pada Yesus, Antara Diri Yesus Kristus dan Agama Kristen
Saya sudah menunjukan bahwa para rasul yang menjadi pilar-pilar utama kelahiran apa yang disebut agama Kristen,secara lantang berkata: “semua orang yang tak mendengarkan nabi itu akan dibasmi” dan “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Ini dikatakan oleh para rasul atau tokoh-tokoh utama yang melahirkan apa yang disebut dunia sebagai agama Kristen:
Kisah Para Rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Mereka  memiliki persekutuan yang tertata  dalam penyelenggaraan pelayanan sehingga terorganisasi secara baik:
Kisah Para Rasul 6:1-6 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.


Jemaat mula-mula ini bahkan sudah memiliki kemampuan berargumentasi atau menerima tantangan debat dengan penganut agama lain, dalam pimpinan Roh:
Kisah Para Rasul 6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini--anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.




Mereka bahkan memberitakan Injil kepada  suku bangsa yang mengenal  banyak sekali dewa dan dewi, yaitu orang-orang Yunani
Kisah Para Rasul 11:20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.

Bahkan Antiokia [Turki, tempat dimana kemudian sebutan Kristen muncul] pun menjadi target pemberitaan Injil:
Kisah Para Rasul 11:22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.


Perhatikan Paulus  kala  sedang dihakimi oleh Raja Agripa, bahkan melakukan penginjilan. Sang Raja sedang mengadakan kunjungan kehormatan ke Kaisarea selama beberapa hari [Kisah Para Rasul 25:13] itu mendengarkan pemberitaan kabar baik yang menekankan atau menyentralkan pada keselamatan yang hanya ada di dalam Sang Mesias:
Kisah Para Rasul 26:1 – (1) Kata Agripa kepada Paulus: "Engkau diberi kesempatan untuk membela diri." Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut: (2) Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku,

Kisah Para Rasul 26:6-7 (6) Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita,(7) dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi.


Paulus bahkan memberitahukan pada Raja Agripa bahwa dirinya sendiri dahulu sangat menentang keras “pengharapan kegenapan janji itu” :
Kisah Para Rasul 26:9-11 Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."
Juga menceritakan bagaimana  Kristus menjumpainya dalam perjalanannya untuk mengejar orang-orang Kristen agar mereka menyangkal iman:

Kisah Para Rasul 26:12-15 Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
Kepada Paulus, Kristus menetapkannya dirinya bagi bangsa-bangsa lain. Agar  bangsa-bangsa lain itu agar  beriman kepada Kristus, berbalik dari kegelapan kepada terang, dan dari kuasa iblis kepada Allah, untuk memperoleh pengampunan dosa dan mendapatkan bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan:
Kisah Para Rasul 26:15-18 Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.      


Karena perintah Kristus itulah, maka ia, Paulus  penuh ketaatan [26:19] memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain:
Kisah Para Rasul 26:20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.
Paulus oleh karena ketaatan penuh kepada mandat ketetapan Kristus atas dirinya  mengalami ancaman yang membahayakan nyawanya [Kisah Para Rasul 26:21]. Namun demikian, dalam hal yang membahayakan jiwanya, Allah membelanya:
Kisah Para Rasul 26:22 Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa,

Kisah Para Rasul 26:23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."
Bandingkan kesaksian Yesus  kepada  murid-murid utama Yesus yang berjumpa dengan Yesus secara jasmaniah:
Lukas 24: 25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya? Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.


Kesaksian Paulus yang demikian membuat dia dituduh sebagai orang gila: “Engkau gila, Paulus!” Namun Paulus secara tegas menyatakan dan dalam penuh kesadaran berkata: “"Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!” [KPR 26:24-25]

Dan inilah  pertanyaan Paulus yang menutup pemberitaan Injilnya manakala ia sendiri sedang dihakimi dalam sebuah pengadilan Kaisar: “Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka." [ayat 27].



Sekalipun pemberitaan Injil itu  tidak seperti yang diharapkan Paulus, sebab Agripa menjawab: “"Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!"[ayat 28], Paulus menyatakan pengharapannya  dalam doa agar Agripa dapat menjadi percaya kelak:
Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini." Kisah Para Rasul 26:29


Kita baru saja melihat baik Kristus dan para tokoh pendiri agama Kristen ini bersepakat penuh bahwa keselamatan hanya ada didalam Kristus saja. Bahkan Kristus sendiri kepada Paulus berkata: “Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan .“

Sehingga formulasi yang dirancangkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono: “tidak ada keselamatan di luar Kristus tetapi ada keselamatan di luar agama Kristen,” sama sekali asing baik bagi Kristen dan para Rasul yang menjadi  tokoh besar mula-mula terbentuknya apa yang disebut sebagai agama Kristen.

Pernyataan pendeta Erastus dengan demikian telah dibungkam oleh Kristus dan rasul Paulus. Tak ada dasar dan tak ada sedikitpun Kristus mendukungnya, selain menista dan memfitnah Yesus beserta pengajarannya [bacalah bagian1U] dan para rasul yang merupakan tokoh-tokoh agama Kristen. Bahkan kita melihat sebuah kasus unik spesifik yang luar biasa dimana Roh menjadi inspirator bagi Stefanus dalam berdebat dengan orang-orang beragama lain, dan para lawan debatnya tidak dapat melawan Stefanus. Keselamatan secara absolut hanya didalam Kristus, baik Kristus, orang-orang Kristen dan Roh, tidak pernah menunjukan adanya kesempitan eksklusifitas  yang bersifat kontradiksi antara agama Kristen era para rasul dan yang dituntun oleh Kristus dan Roh terhadap Kristus. Entah agama Kristen apakah yang sedang dibicarakan oleh pendeta Erastus Sabdono? Mungkinkah ia sedang menciptakan hal yang baru??           



                                                                  AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN

No comments:

Post a Comment