Pages

15 December 2012

Kasih Tanpa Batas-Batas (Matius 5:38-48)- Bagian 3

Bacalah terlebih dahulu dua bagian sebelumnya, bagian satu baca di sini dan bagian dua baca di sini



Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell

Beberapa tahun lampau, Tiger Woods  memenangkan Master’s Tournament, Fuzzy Zoeller mengomentarinya dengan  sejumlah kata kasar, tanggapan-tanggapan yang berbau rasis—tanggapan yang dimaksudkannya untuk melucu, tetapi yang ada hanyalah kata-kata yang berjiwa kasar. Fuzzy telah menerima akibat  besar yang  pantas dari kritik-kritik didalam komentar-komentarnya, tetapi  respon Tiger Wood adalah,”Baiklah, kita semua membuat kesalahan-kesalahan dan kini waktunya untuk tetap maju.” Tiger dapat saja  balas menghina—media pasti senang—tetapi dia telah menolak untuk membalas. Sebaliknya dia berkata, “ Let’s move on.”

Apakah anda juga melakukan  apa yang dilakukan Wood? Apakah ini menjadi sikapmu kala anda menanggung hinaan-hinaan paling hebat? Dapatkah anda berkata,”Kita semua membuat kesalahan-kesalahan dan  kini waktunya untuk tetap maju?” Yesus tidak mengajarkan kejahatan dibalas dengan kejahatan. Dia tidak  dalam bisnis untuk mendapatkan keseimbangan. Beberapa dari kita akan menyamakan kedudukan, bahkan jika itu berarti membunuh kita—dan itu bisa terjadi! Secara alami  kita ingin membalaskan  dendam.



Pembalasan dendam akan membuat  batin kita menderita. Balas dendam akan  menenggelamkan jiwa kita. Betapa berbedanya dengan Juru selamat kita. Segera setelah seseorang mulai membicarakan diri kita, segera saja kita merasa lebih baik dan lebih pintar, punggung kita  pun membumbung bagaikan seekor kucing. Kita memperlihatkan taring-taring kita. Kita siap untuk berperang. Jika ada kesempatan kita akan menggantungkan mereka tersembunyi di tembok. Kita masih kanak-kanak secara rohani, dibandingkan dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Kita percaya bahwa kita harus membela diri kita sendiri dan  melakukan pembalasan dendam. Ketika  mengalami hal semacam ini, Tuhan kita  Yesus Kristus tidak mempedulikan reputasiNya. Apakah anda mau menyerahkan pembalasan kedalam  tangan  Tuhan? Ini tidak hendak mengatakan bahwa anda menjadi pasif dalam  hal hubungan-hubunganmu. Yesus kerap kali  berkonfrontasi dengan mereka yang ada di sekitarNya, tetapi Dia tidak melakukan pembalasan dendam. Yesus tidak mengancam para penuduh-penuduhnya dengan  hal yang membahayakan. Dia tidak  berkata, “Saya akan membalas. Saya akan mengadu ke Bapa untuk mengejarmu.”

Dalam Ilustrasi Yesus yang kedua dalam Matius 5:40 dia berkata: “Kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu” [Bandingkan dengan  1 Kor 6:7 dimana Paulus mendorong   orang-orang Korintus untuk lebih baik ditipu dan dirugikan ketimbang memperkarakannya secara hukum.]Dari sinilah kita mendapatkan ungkapan yang berbunyi “Aku kehilangan bajuku”(I lost my shirt). Kata Yunani yang diterjemahkan “baju” (chiton) diterjemahkan menjadi “tunic (jubah)” didalam banyak versi Alkitab bahasa Inggris [Misalkan  alkitab bahasa Inggris versi NET, ESV, NIV, NKJV.]. Istilah “chiton” merujuk pada jubah bagian dalam berlengan panjang , mirip dengan baju malam/tidur [Pakaian sederhana  yang dikenakan orang era abad pertama adalah  sebuah cawat, yang ditutupi dengan satu atau lebih jubah panjang  (tunic)yang menutupi badan ,pada bagian luar jubah, ada sebuah sabuk yang  berfungsi sebagai ikat pinggang, sebuah penutup kepala, dan alas kaki.]

Yesus sedang menginstruksikan murid-muridNya bahwa jika seseorang berupaya  menuntut jubahmu (tunic—dikenakan pada bagian dalam), mereka  harus membiarkannya mendapatkan juga  mantelnya (himitation). Mantel ini merupakan pakaian  yang menutupi  jubah  (bandingkan dengan Matius 27:35), yang merupakan  sebuah bagian   pakaian yang dapat dilepaskan dimana orang miskin menggunakannya sebagai alas tidur [Kel  22:26–27; Ul 24:12; Yehez 18:7; Amos 2:8.]. Pada  masa Yesus adalah mungkin untuk menuntut  pakaian orang lain yang  bahkan orang tersebut  tidak mampu untuk membeli pakaian. Akan tetapi tidak ada yang dapat mengambil mantel orang lain. Sehingga sekalipun kamu kehilangan pakaianmu (tunic) di pengadilan, dan lawanmu meminta matelmu dan memenangkannya, dia harus mengembalikan mantel itu setiap malam  kepadamu untuk alas tidur. Itulah hukumnya.


Seperti apakah  situasinya disini? Secara nyata Yesus  kala itu sedang memberikan nasehat kepada orang miskin yang ada diantara para pengikut-pengikutnya—mereka yang telah kehilangan pakaian  satu-satunya yang melekat di tubuhnya oleh sebab penganiayaan akibat iman mereka. Pengajaran Yesus sederhana saja disini :”Kala mereka menuntutmu (yang pasti tuntutan yang dikenakan adalah  yang salah) untuk mengambil pakaianmu, berikanlah juga mantelmu, walaupun mereka tidak dapat memilikinya secara legal.” Yesus sedang menyatakan sebuah tuntutan yang mencengangkan  kepada  murid-muridNya. Mereka harus membalikkan dinamikanya. Bukannya membela diri mereka atau mengupayakan pembalasan, mereka harus memberikan kepada orang yang  secara tidak adil  berupaya merampas  kebutuhan-kebutuhan mereka yang paling mendasar [Wilkins, Matthew, 250.] Ini adalah hal yang sangat radikal, dan hal ini menunjuk kepada mereka yang  menganiaya  Yesus [Hughes, The Sermon on the Mount.]. Ketika anda mengasihi tanpa batas-batas, anda seperti Tuhan.



Selanjutnya: Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. 



Love Without Limits (Matthew 5:38–48)  | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment