Pages

22 September 2018

Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang (2)


Oleh: Martin Simamora

Rasul Paulus: “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu” (Kisah Para Rasul 20:28)
Embed from Getty Images

Serigala-Serigala Ganas Namun Tidak Mudah Dikenali
Penyesat dan penyesatan itu sendiri tidak pernah dianggap sebagai problem ringan dalam pandangan gereja mula-mula, aplagi  dipandang semacam demokrasi dalam pluralisme ajaran-ajaran dalam dunia Kristen. sejak era gereja purba. Para rasul pada pertumbuhan dan perkembangan Kristen perdana memiliki tanggungjawab penggembalaan yang tak main-main dalam menjaga kesehatan dan kemurnian iman jemaat Tuhan dengan bukan saja teladan hidup dan praktik iman yang benar dan kudus tetapi memberikan pondasi yang kudus yaitu ajaran-ajaran Kristen yang membawa mereka kepada pengenalan Kristus sebagai satu-satunya sumber keselamatan dari Allah bagi manusia. Mengajar mereka agar semakin bertumbuh dan dewasa. Pertumbuhan dan kedewasaan dalam iman di sini bukan saja soal karakter yang memuliakan Tuhan, namun juga mutlak bertumbuh dan makin dewasa dalam soal ajaran, perhatikan misal nasihat ini: Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Ibrani 5:11-14).

Apakah pentingnya jemaat atau orang-orang Kristen memiliki ajaran-ajaran yang mendewasakan, sehingga mereka semakin kokoh dalam iman terkait ajaran? Karena salah satu problem yang paling menghancurkan kesehatan  dan kekudusan iman adalah ajaran-ajaran yang cemar. Ajaran-ajaran yang nampaknya spiritual, nampaknya kudus, nampaknya membawa ketaatan kepada perintah-perintah kudus, tetapi pada faktanya bukan ajaran yang diteruskan oleh para rasul Yesus Kristus. Seperti pada bagian sebelumnya, saya sudah tunjukan mengapa segala ajaran harus diujikan pada apa yang telah diajarkan dan diteruskan oleh para rasul dalam terang Roh Kudus.


Itu sebabnya, rasul Paulus dalam memberi nasihat dalam perjumpaan terakhirnya dengan jemaat Efesus di Miletus memberikannya dalam nada peringatan keras seperti ini: aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Nasihat keras ini telah diberikannya dalam sebuah tanggungjawab kerasulannya berotoritas dengan cara memberikan ajaran yang benar dan berotoritas bersama-sama dengan para rasul-rasul lainnya. Mari kita melihat apa yang telah dan paling penting dilakukan rasul Paulus:

Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;- Kisah Para Rasul 20:20

Kembali kita melihat, ajaran-ajaran atau doktrin-doktrin adalah pondasi yang sangat vital untuk memberikan sebuah dasar yang kokoh dan kudus agar para penilik jemaat memiliki dasar untuk menunaikan nasihat ini: Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. (Kisah Para Rasul 20:28). Para penilik jemaat ini pun harus mampu menjaga kekokohan dan kekudusan dirinya sendiri dalam ia sendiri harus mampu menjaga kesehatan dan kekudusan pertumbuhan rohaninya sebagai pengikut Kristus yang dibangun di atas ajaran para rasul.

Bahaya penyesatan itu bersifat laten dan sistematis, maksudnya  penyesatan berlangsung dalam sebuah strategi yang tak sembarangan untuk dapat diidentifikasi. Ia bahkan tidak bisa dikenali begitu saja sebagai kejahatan hitam, lebih sering tampil dalam ajaran-ajaran dan keteladanan yang sangat baik, sangat bermoral dan sangat berkarakter, sebagai pilihan modus operandi tingkat lanjut. Karena itu rasul Paulus mengatakan: Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu (Kisah Para Rasul 20:20). Bisakah anda mengatakan apakah yang tidak pernah dilalaikaan dan apakah yang berguna bagi jemaat? Anda akan diajak untuk mempertimbangkan secara cermat bahwa kewajiban absolut dan yang paling dibutuhkan jemaat adalah: ajaran! Paulus berkata: Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu (Kisah Para Rasul 20:20). Bisakah anda melihat intensitas dan ekstensitas yang harus dilakukan rasul ini dalam mengajar? Bagaimana dengan  gereja anda, diri anda sendiri? Apakah tugas anda sebagai pendeta atau gembala? Apakah setidaknya-tidaknya 60 persen meneladani para rasul Tuhan Yesus, ataukah tidak? Faktor ini menjelaskan mengapa penyesatan tidak pernah dibicarakan dan masuk dalam agenda penggembalaan, kadang atas nama kasih dan atas nama persaudaraan Kristen, menjadi haram untuk dibicarakan dan tetap saling memberikan ciuman kudus. Ini sangat bertentangan dengan gereja universal di awal kekristenan yang tak mengenal kompromi dan tidak bisa dimanipulasi oleh setan-setan dengan firman bagaikan Adam dan Hawa yang dimanipulasi iblis di taman Tuhan. Coba perhatikan peringatan keras ini:

Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.- Kisah Para Rasul 20:30

Apakah gereja-gereja (baca sinode-sinode dan kesatuan umat Kristen) masih ada yang dapat mengindentifikasi sedini mungkin penyesatan sehingga mampu mempersiapkan ketahanan iman umat dan mampu mengenali siapakah mereka? Apakah masih sinode-sinode sekarang ini mampu mendeteksi penyesatan yang mengarah pada pemisahan diri dalam konteks: yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar supaya mengikut mereka. Atau malah teledor, lalai sebab pengajaran tidak lagi dianggap sebagai  tugas pelayanan tersuci dan penuh dedikasi bagi para pemimpin jemaat sinodalnya? Cobalah para pemimpin merenungkan kesaksian rasul Paulus ini:

Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.- Kisah Para Rasul 20:31

Apakah para pemimpin gereja moderen ada melakukan bagian semacam ini? Rasul Paulus sejak jauh hari sudah mendeteksi benih-benih penyesatan dan cikal-bakal penyesatan. Ia menghadapinya dengan nasihat-nasihat yang penuh determinasi dan konsistensi yang sangat melelahkan dan memiliki kemungkinan besar menjadi tak popular atau dimusuhi agar jika mungkin dapat dicegah dan membawa mereka kepada pertobatan. Jika pemimpin sinode tidak melakukan ini, maka perpisahan dengan membentuk gereja atau sinode baru yang dipicu pengajaran menyimpang akan berlangsung dalam cara yang bisa saja sangat keras. Rasul Paulus tidak hanya memberikan teladan karakter, kekudusan dan kepemimpinan dalam pengurapan Roh Kudus namun juga memberikan ajaran-ajaran yang memampukan para pemimpin sanggup untuk menghadapi serigala-serigala ganas. Ini bukan problem yang mudah!


Sebagai soko guru dimana jemaat didirikan, para rasul memang memiliki tanggungjawab untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran dalam Kristus dalam sebuah ajaran-bukan sekedar mentransmisikan apa yang telah disampaikan oleh Yesus kepada semua orang dan jemaat- dalam sebuah  pengutusan otoritas yang diberikan oleh  Yesus Kristus yang telah mati di salib dan telah bangkit dari antara orang mati sebagaimana Ia sendiri telaah ajarkan kepada para murid-Nya. kepada mereka, Yesus mengutus mereka untuk mengajarkan dan memberitakan segenap ajaran-Nya kepada seluruh dunia dan kebenaran-Nya akan berlangsung hingga akhir zaman termasuk hari ini-tidak ada ajarannya yang kuno termakan zaman:

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."- Matius 28:18-20


Otoritas, Kekudusan & Kekekalan Ajaran Para Rasul
Sumbernya dan Bagaimanakah? Satu hal yang perlu diperhatikan mengapa kita dapat menjumpai para rasul memiliki sikap tegas dan keras terhadap penyesat dan penyesatan, bukan semata karena mereka adalah rasul, semata pengajar dan semata murid-murid utama yang ditetapkan menjadi para rasul bagi segenap orang yang akan menjadi pemercaya Kristus di segenap penjuru dunia. Bukan semata itu, tetapi apa yang paling mendasarkan karena merekalah satu-satunya yang menerima instruksi dari Yesus yang memiliki segala kuasa di sorga dan di bumi untuk mengajarkan segala sesuatu yang diperintahkan. Di sini mengajarkan segala sesuatu merupakan pilar-pilar utama dan bangunan-bangunan utama pada ajaran-ajaran Kristus yang diajarkan oleh para rasul sebagai yang menerima otoritas penuh kuasa  berdaulat penuh untuk mengajar dan sebagai yang secara lekat berinteraksi dengan-Nya selama di bumi. 

Itu sebabnya kita akan menemukan dasar kekekalan ajaran para rasul di sepanjang zaman bagi seluruh gereja: adalah pengutusan Yesus bagi mereka. Perhatikan pembuka 1 Yohanes 1 berikut ini sebagai sebuah pembanding yang sangat bernilai bagi kita:

Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

Apakah yang dituliskan adalah yang telah ada sejak semula? Jawabnya: tentang Firman hidup! Jika yang dituliskan adalah Firman Hidup, apakah bisa mati dimakan zaman? Jika Ia adalah yang bangkit  dari kematian pada hari yang telah ditetapkan-Nya sendiri sebagaimana telah diajarkannya berkali-kali kepada para murid dan banyak orang, bagaimana mungkin ada pendeta lain mengklaim berotoritas mengembangkan ajaran baru yang berbeda dengan apa yang diajarkan para rasul, seperti keselamatan berdasarkan perbuatan baik atau berdasarkan perjuangan diri sendiri untuk mengejar perkenanan, atau spekulasi kehidupan perkawinan setelah kematian, dan seterusnya?

Apa yang diajarkan oleh para rasul bukan saja asli atau otentik tetapi mereka adalah orang-orang yang memiliki kehidupan yang tak terputuskan dengan Yesus bukan saja dalam makna jasmaniah tetapi dalam kesatuan mereka dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus pasca kenaikan Yesus ke sorga. Perhatikan ini:

Yohanes 14:16-18 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.

Yohanes 14:25-26 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Para pemimpin sinode-sinode/gereja-gereja yang terhormat dan saya hormati,  posisi mengajar dan ajaran dalam pengutusan PARA RASUL dan berdirinya/terbentuknya Tubuh Kristus di muka bumi ini bermula dari Bapa yang mengutus Roh Kudus berdasarkan permintaan Yesus kepada Bapa; berdasarkan karya Roh Kudus yang akan MENGAJARKAN SEGALA SESUATU dan MENGINGATKAN AKAN SEMUA YANG TELAH DIKATAKANNYA. Semua ini bisa terjadi karena Yesus telah menggenapkan apa yang harus digenapinya berdasarkan Kitab Suci yang ultimat di buminya: mati dan bangkit dari kematian sesuai dengan kitab suci. Masihkah para pengajar, pengkhotbah, pendeta, para pemimpin sinode mengakar segenap pengajaranya dalam berbagai kemajuan yang mungkin untuk dikembangkan, tetap menguduskan otoritas ajaran para rasul yang kudus dan kekal sebab para rasul itu saja yang memiliki relasi dengan Yesus Kristus dan sekaligus dengan Roh Kudus sebagai 2 pribadi yang diutus Bapa untuk mengajar- Roh Kudus sebagaimana Yesus, pun memiliki relasi dengan para murid untuk mengajar: Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Sehingga semua tetap mampu berkata dalam iman dan dalam pengudusan diri berdiri mengajar dan tetap berkata kepada jemaat:

Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu--kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.- 1Korintus 15:1-7

Mengapa sebuah ajaran dapat dikatakan menyimpang hingga menyesatkan dan para gurunya bisa dikatakan penyesat, apakah dasarnya? Dasar untuk mengatakan bahwa menyimpang dari para ajaran para rasul adalah sesat adalah dasar yang kudus berdasarkan ketetapan Allah Tritunggal dalam hal ini karya dan ketetapan Anak dan Roh Kudus dibumi bagi para rasul: apabila Ia datang, Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang dikatakan-Nya.Kebenaran ajaran para rasul bukan pada manusia rasulnya, tetapi Roh Kudus yang diutus Bapa yang mana Roh Kudus hanya akan mengatakan apa yang telah dikatakan oleh Yesus Kristus:

Yohanes 16:13Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Apapun yang diajarkan oleh Roh Kudus adalah pemuliaan Yesus, sebab memang Ia telah dimuliakan Bapa sejak Ia menggenapkan Kitab Suci sebagai yang membawa dirinya sendiri sebagai korban bakaran dan korban penghapus dosa bagi umat manusia yang  telah menjadi percaya melalui pemberitaan dan pendengaran firman Tuhan:

Yohanes 16:14Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.


Jadi siapapun yang berpikir berdasarkan karakter yang mulia, unggul, lemah-lembut dan kekudusan yang teruji maka itu semua menutupi berbagai penyimpangan ajaran-ajaran kristen seorang pengkhotbah/seorang guru Alkitab/seorang pendeta/ seorang pemimpin sinode-tak selaras lagi dengan apa yang telah disampaikan Roh Kudus melalui para rasul sebagai soko guru Tubuh Kristus yang kudus dan kekal, maka waspadalah bahwa pengkhotbah/pengajar/pendeta tersebut-siapapun juga ia- sedang mencemarkan kekudusan iman dirinya dan jemaat Tuhan, serta mencemari kekudusan ajaran yang telah disampaikan berdasarkan otoritas Tritunggal kepada para rasul. 

Saya kuatir, tren merebaknya penyesatan adalah via manipulasi firman bertema: kasih menutupi banyak sekali kesalahan, kasih adalah yang terutama atau kekudusan adalah yang utama sebagaimana buah-buah ‘roh.’kesatuan kristen lebih utama, jadi diamlah apa urusanmu! Ini adalah manipulasi yang paling laten dan paling berkuasa untuk memperdaya mereka dan sinode atau gereja yang menganggap pengajaran dan ajaran/doktrin sebagai tidak penting atau tidak mayor, atau lebih parah lagi mengisinya dengan pengajaran-pengajaran yang tak memampukan jemaat berhadapan dengan para pengajar sesat dan kesesatan. Jika rasul Paulus menyebut mereka serigala-gala ganas, masihkah anda memberikan keramahan dan membiarkan mereka berkembang biak? Tidakkah setidak-tidaknya gereja mulai bersegera mempersiapkan diri untuk membentuk dirinya mampu mendeteksi ajaran-ajaran menyimpang? Keputusan ditangan anda, apakah anda masih mau menjadi rekan sekerja Allah, atau rekan sekerja serigala-serigala ganas tersebut?

Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.- Efesus 5:6-7
SOLI DEO GLORIA

No comments:

Post a Comment