Pages

24 September 2018

Hiduplah Secara Bijak: Tebuslah Waktu! (2 selesai)


Oleh: P.A.

Apakah Anda Mempergunakan Waktu, “Waktu Hidupmu?”
Embed from Getty Images

Kata WAKTU (Yunani=Kairos) lebih baik diterjemahkan PELUANG dan merujuk pada sebuah periode waktu yang telah pasti dan definitif dimana sesuatu dapat diselesaikan sehingga tidak dapat diselesaikan setelah waktunya berlalu. Gagasan kairos bukan “waktu jam/clock time” (Yunani=Kronos) tetapi  merujuk pada semacam “kesempatan-kesempatan kerajaan.” Wuest menyatakan lebih lanjut bahwa gagasan Paulus bukan untuk mempergunakan waktu dalam cara terbaik yang dapat kita upayakan, bahwa apa yang yang seharusnya kita lakukan dalam maksud tidak menyia-nyiakannya, tetapi mempergunakan keunggulan melekat pada PELUANG-PELUANG yaitu menghadirkan dirinya sendiri bagi kita. Bacalah terus untuk mendapatkan gambaran utuhnya.

Waktu atau peluang untuk menghasilkan buah adalah MUSIM semi (kairos) yang mana pohon menghasilkan buah, sangat berbeda dengan akhir musim gugur, ketika tidak akan ada sama sekali pohon berbuah. Dan karenanya kairos adalah waktu dimana Allah mengalokasikan pada setiap orang percaya untuk menghasilkan buah bagi mereka sendiri “buah rohani.” Kebenaran ini memanggil kita untuk “Merebut Hari Tersebut” (Carpe Diem) karena “Waktu pergi berlalu” (Tempus fugit). Sebagaimana dikemukakan Horace Mann: “Kehilangan kemarin, di suatu tempat  di antara matahari terbit dan matahari terbenam, dua waktu emas, masing-masing waktu tersebut memiliki rangkaian enam puluh berlian menit. Tidak ada hadiah yang ditawarkan, karena 60 menit itu akan berlalu selama-lamanya.” Kairos menggambarkan waktu terbaik untuk melakukan sesuatu, momen ketika situasi melingkupinya paling pas. Kairos dapat berupa sebuah momen atau sebuah musim, tetapi selalu merujuk pada waktu-waktu spesifik dimana peluang dalam  keadaan matang, oleh sebab itulah ketika waktu berlalu, demikian juga peluangnya-“peluang hanya mengetuk satu kali.”

Kata PELUANG/OPPORTUNITY berasal dari bahasa Latin “ob portu”. Dalam era kuno sebelum ada pelabuhan-pelabuhan  laut moderen seperti sekarang ini, kapal-kapal laut harus menanti waktu/saat berombak yang berbahaya untuk berlalu pergi sebelum kapal-kapal  sandar dermaga secara aman. Jadi “OB PORTU”, digambarkan sebagai kapal menantikan waktu UNTUK BERLABUH,” siap untuk merebut momen krusial ketika  kapal dapat melayari perairan laut berombak yang telah aman ke dermaga. 


Sang kapten telah mengetahui bahwa jika ia kehilangan momen ombak aman untuk dilayari, kapal harus kembali menantikan ombak aman berikutnya datang. Allah memberikan setiap kita banyak “ob portu”, tetapi kita harus menjadi bijak secara rohani dan dipenuhi Roh agar dapat melihat dan merebutnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Charles Swindoll “Kita semua diperhadapkan dengan serangkaian peluang-peluan besar (ob portu) yang secara brilian terselubungkan sebagai situasi-situasi mustahil.”  Singkatnya, KAIROS menggagaskan pengertian akan sebuah “waktu kesempatan.” Sebuah “jendela kesempatan.”

WAKTU adalah sebuah komoditas yang tidak lazim atau aneh- kita tidak dapat: menyimpan atau menabungnya, memulihkannya, membentangkannya, meminjamnya, meminjamkannya, menyetopnya atau menggudangkannya sebagai stok barang, tetapi hanya dapat digunakan atau kehilangan. Kita tidak dapat memanggil keluar waktu dalam sebuah arena kehidupan. Sebetulnya, tidak ada sama sekali hal seperti “instant replay” atau “tayang ulang” dalam kehidupan ini sebagaimana yang biasa kita lihat dalam pertandingan yang ditayangkan di televisi atau pada menonton rekaman pada pemutar video digital. Menayang ulang atau menonton kembali  kehidupan dan waktu yang telah berlalu hanya ada di filem, karena faktanya adalah sebagaimana gambaran berikut ini:

“Ketika sebagai anak aku tertawa dan menangis, waktu berlalu sangat lambat. Ketika sebagai seorang anak muda aku berangan dan membicarakannya, waktu telah berjalan. Ketika aku telah menjadi  seorang muda dewasa yang matang, waktu telah berlari.Ketika lebih tua masih aku bertumbuh setiap hari, waktu telah terbang. Segera Aku akan mendapatkan dalam berpergian, waktu telah pergi.”

Perintis misionari, Robert Moffat, berkata, “Kita akan memiliki semua kekekalan yang didalamnya untuk merayakan kemenangan-kemenangan kita, tetapi hanya satu jam singkat sebelum matahari terbenam untuk memenangkannya.” Yesus telah berkata “Aku harus mengerjakan pekerjaan dari-Nya yang telah mengutus-Ku, selagi hari masih siang: malam datang, saat manusia tak dapat bekerja” (Yohanes 9:4). Itu bukan berapa lama kita hidup yang penting, tetapi bagaimana kita hidup, jadi “Apapun tanganmu dapatkan untuk dikerjakan, kerjakanlah itu dengan sekuat tenagamu (Pengkhotbah 9:10a).

“Kita tidak dapat berupaya sekeras apapun agar waktu berdiam di tempat; juga kita tidak dapat menginginkannya sebagai kepunyaan. Panggilannya adalah, TEBUSLAH WAKTU. Upayakanlah selalu melakukan sesutau yang akan berlangsung kekal, berupayalah selalu agar diri ini diarahkan untuk memandang lebih jauh kedepan pada hadiah:
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.- Filipi 3:13-14

Itu akan segera menjadi milik kita, karena Tuhan ada bersama kita. Itu adalah hadiah yang sepenuhnya sangat pantas bagi segala jerih payah dan kesedihan di sini. Pokok pikirannya adalah: 

cukup sudah melontarkan dari mulut ini berbagai keluh kesah, atau keegoisan, atau apatisme rohani. Berjerih payah (hingga kesakitan yang panjang seperti seorang ibu hendak melahirkan) adalah berkat sebagaimana beristirahat sesudahnya. Tetap kerjakan, kerjakan terus, hingga hari pembayaran tiba.” Waktunya singkat! Jika anda memang benar-benar mau bekerja bagi Tuhan, sekaranglah waktunya.

Rasul Paulus menasihatkan orang-orang percaya “Karena itu, selama masih ada KESEMPATAN (kairos) bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman (Gal 6:10).” Jika seorang kehilangan “kesempatan atau peluang pada musimnya”, ia akan kehilangan tuaian kekal yang dikaitkan dengaan kesempatan rohani. Kemarin adalah masa lalu dan tidak dapat diubah, dan hari esok mungkin tidak datang, sehingga buatlah yang terbaik bagi semua kesempatan yang Allah berikan padamu pada hari ini.  Biarlah Roh Allah memampukan kita untuk merebut hari tersebut, selagi kita mampu!  Dan lagi rasul Paulus memerintahkan kita “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah (tebuslah, pergunakanlah untuk hal tertinggi) WAKTU (kairos) yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.(Kolose 4:5-6)

Jadi:
(1)Belajar untuk hidup dalam kekekalan sekarang juga. Hari ini adalah satu-satunya hari yang anda dan saya miliki. Tebuslah waktu. (2) Stop mengatakan,”andai saja aku punya waktu.” Kamu punya waktu. (3)|Stop menguatirkan tentang hari esok, dan stop menunggu hari  esok. Berilah Tuhan pada hari ini, dan Ia akan mengurus hari esok. (4)Putuskan dirimu dari masa lalu. Kuburkanlah kegagalanmu dalam kuburan Allah yang sepenuhnya tidak lagi mengingat-ingat (baca Mik 7:18-19; Yes 43:25,44:22), dan biarkan Dia memberikanmu sebuah hari yang benar-benar baru. (5) Jika anda belum menerima Yesus, sekarang adalah saatnya ”karena Dia berkata, “PADA WAKTU YANG DAPAT DITERIMA (kairos=waktu peluang!) AKU TELAH MENDENGARKANYA, DAN PADA HARI KESELAMATAN AKU TELAH MENOLONGMU; lihatlah, sekarang adalah: WAKTU YANG DAPAT DITERIMA (kairos),”lihatlah, sekarang adalah “HARI KESELAMATAN” (2 Korintus 6:2)


Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.-Mat 25:21

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana- Maz 90:12

Diterjemahkan dan diedit oleh: Martin Simamora
SOLI DEO GLORIA


No comments:

Post a Comment