Pages

10 October 2014

Peristiwa Dahsyat Bahkan Sebelum Dilahirkan



Oleh: Martin Simamora

Peristiwa Dahsyat  Bahkan Sebelum Dilahirkan

Menjadi orang pilihan Tuhan bukan sesuatu yang membutuhkan energi manusia pada bagian-bagian tertentu agar pilihan Tuhan memang genap atau terwujud. Ketika Tuhan memilih, itu bukan seperti  sebuah seleksi karyawan oleh sebuah perusahaan dengan rasio  salah seleksi  yang diantisipasi; juga bukan seperti seorang kandidat karyawan yang berupaya menampilkan dirinya agar memenuhi sebuah kualifikasi sehingga layak untuk dipilih atau diterima. Seorang  pendeta dan teolog moderen, Karl Barth, terkait hal ini menulis begini “To be a man of God is not the result of human energy or skill or profundity (kecemerlangan intelektual), but to be a man of God happens through grace imparted to a particular man.“  Kita tidak akan berbicara tentang Barth tetapi kita akan berbicara mengenai peristiwa yang dahsyat oleh Bapa.


Pemilihan Tuhan dengan demikian adalah peristiwa yang dahsyat oleh karena pertama-tama merupakan hasil dari tindakan TUHAN melalui  kasih karunia yang disingkapkan kepada seorang manusia tertentu. Bahkan Alkitab menyaksikan peristiwa-peristiwa  hebat ini sejak masa kanak-kanak dan bahkan sejak  orang-orang tertentu itu belum dilahirkan. Tak peduli dalam Perjanjian Lama atau dalam Perjanjian Baru, sama saja. Pemilihan berlangsung dalam anugerah  yang totalitas.



Peristiwa  Hebat Telah Dimulai Sejak Belum Dilahirkan

Pada kesempatan ini, saya hanya ingin mengajak anda untuk menyaksikan  beberapa peristiwa dahsyat yang terjadi dalam pemilihan Tuhan untuk melakukan kehendaknya. Bahkan kita melihat tindakan pemilihan Tuhan itu sudah dirangkainya sejak anak itu belum juga terlahir ke dunia ini. Semoga kita dapat memandang  pemilihan oleh Bapa sebagai sebuah kemegahan yang hanya dapat dijumpai dalam kasih karunia-Nya kepada manusia.


Musa Dipilih Ditengah-Tengah Pembantaian Bangsanya
Ini adalah sebuah  peristiwa yang  menunjukan betapa pemeliharaan Tuhan atas setiap orang pilihannya bekerja secara sempurna untuk memastikan pilihannya tidak gagal untuk memenuhi kehendak-Nya. Bahkan  ketika tragedi berdarah berlangsung secara dahsyat. Mari kita membacanya:


Terlahir Untuk Dibunuh

Keluaran 2:7-16  “(7)Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.(8) Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.(9) Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita....(11) Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses...(14) dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.(15) Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: (16) Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup.


TUHAN ditengah-tengah perintah  keji yang diperintahkan oleh Raja Mesir, bekerja melalui para bidan-bidan; mereka tidak melakukan perintah sang Raja yang keji itu, malah sebaliknya mereka membiarkannya hidup ( ayat 17-21)


Namun sang Raja tidak berhenti dengan rencana kejinya, sebaliknya kini rencana kecinya semakin brutal dan masif yang melibatkan rakyat banyak: 

Keluaran 1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."


Ini adalah sebuah pembunuhan massal terhadap anak laki-laki yang melibatkan seluruh warga  kerajaan Mesir waktu itu. Ini adalah prahara yang sungguh menakutkan sebab kini semua warga dapat dipastikan memburu setiap anak laki-laki Ibrani di segenap penjuru kerajaan tersebut.



Kisah Pra Sejarah Musa Yang Memilukan

Keluaran 2:1  (1)Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;(2) lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.


Apa yang luar biasa disini : bahwa kisah  Musa dimulai bahkan sejak dia belum dilahirkan. Mengapa pasangan Lewi ini disorot dalam Alkitab dan mengapa perkawinan seorang laki-laki Lewi dengan kekasihnya seorang perempuan Lewi penting dicatat mendahului kelahiran Musa? ini bukan keistimewaan  satu-satunya sebab  nanti di Perjanjian Baru kita akan menemukan juga pada Yohanes Pembaptis (Lukas 1:5-25) dan juga pada beberapa tokoh lainnya dalam Alkitab. Kisah Musa dimulai dengan perkawinan orang tuanya, lalu mengandung, dilahirkan dan kemudian bagaimana dia disembunyikan.



Kisah Musa tidak lepas dari kisah keji dan kisah pemeliharaan Tuhan ditengah-tengah peristiwa keji tersebut. Bahkan menyembunyikan Musa tidak aman lagi, dan oleh karena  itu orang tuanya melakukan : 

Keluaran 2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;


Ini adalah sebuah keputusan yang berat yang lahir dari ketidakberdayaan sekaligus rasa sayang dan sekaligus sebuah keyakinan dalam diri orang tua bahwa inilah  cara terbaik untuk keselamatan puteranya. Sehingga dari jauh sang bayi  tetap diupayakan dalam pengawasan sekalipun sudah dilepaskan ke tengah-tengah teberau (baca Keluaran 2:4).

Apakah yang dapat diharapkan oleh orang tua dengan melepaskan anaknya ke sebuah perairan? Anda tentu akan berpikir bahwa itu sama saja dengan menghantarkan bayimu juga untuk segera berjumpa dengan kematian? Bagaimana dengan kemungkinan dimangsa oleh binatang-binatang perairan yang berbahaya? Kemungkinan tenggelam? Kemungkinan dibawa hanyut dan tak pernah berjumpa dengan seorang manusia yang berbaik hati.




Orang tua Musa akan berjumpa dengan manusia penolong yang berangkali jauh dari apa yang  mungkin dia harapkan untuk terjadi dengan melepaskan anaknya ke perairan teberau:

Keluaran 2:5-6 (5)Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.(6) Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."



Puteri Firaun datang ke sungai Nil untuk mandi, ini  bukan hal yang istimewa bagi Musa. Tetapi ketika dayang-dayang memutuskan untuk tidak menemani sang puteri malah berjalan-jalan maka ini adalah istimewa bagi Musa. Penemu tahu sekali itu adalah bayi Ibrani, berangkali bayi Ibrani memang sangat khas di mata orang Mesir, dan yang istimewa bukan kebencian  yang lahir dari penemunya tetapi belas kasihan!


Semakin istimewa bagi Musa, ketika kasih sayang lahir dari puteri Mesir. Sebuah keputusan yang bertolak belakang dengan sang Raja yang memiliki keinginan membasmi, sementara sang puteri memiliki keinginan untuk merawat dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Mari kita lihat:


Keluaran 2:7-10  (7) Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?"(8) Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.(9) Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.(10) Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.




Kasih Sayang  Bapa Kepada Musa Di Tengah-Tengah Tragedi


Tak dapat dibayangkan betapa girangnya ibu Musa yang sebelumnya dengan penuh cemas dan kesedihan luar biasa harus  melepaskan  bayi mungilnya dan berharap cemas bahwa bayinya akan ditemukan seseorang yang baik hati. Tetapi berharap pada seorang puteri yang ayahnya adalah penguasa negeri yang sangat membenci anaknya? 
 
Ilustrasi ibu menyusui
Kredit:
The Manger, by Gertrude Käsebier
(American, 1852-1934) 1899

Bukan hanya tahu bahwa anaknya selamat tetapi dia kembali dapat mengekspresikan kasih sayang seorang ibu yang paling mahal  yaitu menyusuinya dalam hangatan peluk seorang ibu. Dan kebaikan itu  keluar dari sumber yang tak terduga, dari istana dimana  perintah membunuh bagi semua bayi Ibrani juga dikeluarkan : “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku..., “ demikian perintah Puteri Mesir! Memang  kini anaknya telah menjadi kesayangan puteri Mesir, namun jelas ini lebih baik bagi ibu manapun di muka bumi ini kala tragedi keji mengepung mereka.


Apakah ini sebuah  kebetulan yang sempurna? Bagi manusia memang banyak sekali peristiwa-peristiwa yang secara  natural dapat dikatakan sebagai kebetulan. Namun dalam apa yang disebut sebagai peristiwa kebetulan yang kerap DIREMEHKAN bagi manusia, di dalam peristiwa yang demikian, TUHAN ada sebagaimana Yesus nyatakan :


  • Lukas 12:7 Bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya....

  • Matius 10:29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.


Bandingkan dengan :

Yesaya 46:9-11 (9) Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,(10) yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,(11) yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.


Segala sesuatu bahkan sejak  purbakala Dia yang memegang kendali atas segenap peristiwa di muka bumi ini, termasuk yang remeh dan tak masuk hitungan  dalam pandangan manusia. Dia adalah Allah MAHA KUASA seperti disingkapkannya kepada Abraham (Kejadian 17:1) dan dikemukakan oleh Ayub (Ayub 13:3). Bahkan Salomo menyatakan kemahakuasaan TUHAN menjangkau  hingga ke kedalaman hati manusia (Amsal 19:21) dan  TUHAN memang benar-benar berada dalam setiap peristiwa yang dikatakan oleh manusia sebagai kebetulan-kebetulan belaka dimana menurut kita tidak mungkin TUHAN  berurusan dalam hal  yang terlampau remeh ( Amsal 16:33, bandingkan dengan Kisah Para Rasul 1:26).



Dipilih  Bahkan Sebelum Dikandung, Untuk Diutus
Pada kisah Musa kita akan memahami mengapa kehidupannya selalu saja menemukan momen-momen pertolongan yang penting pada waktu yang memang sangat dibutuhkan walau dirinya sendiri tidak pernah bebas dari momen-momen sangat berbahaya (Keluaran 2:11-15). Semua hal yang dikatakan sebagai kebetulan-kebetulan atau peristiwa-peristiwa bernasib baik dalam benak manusia, pada dasarnya untuk melayani kepentingan atau maksud TUHAN atas diri Musa :


Keluaran 3: 1-3 (1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.(2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.(3) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."



Musa yang dipanggil dan diutus adalah Musa yang juga mengalami apa yang diderita oleh kaumnya, dan TUHAN sudah mendengar dan sudah menentukan inilah waktunya (Keluaran 3:7-9) bagi Israel untuk keluar dari Mesir dan inilah waktunya bagi Musa untuk berjumpa dengan pewujudan pemilihan Allah atas dirinya.


Pemilihan TUHAN atas manusia yang berasal dari dunia ini merupakan peristiwa hebat, sebab pemilihan oleh-Nya mengakibatkan diri orang tersebut bukan lagi menjadi milik dunia dan bukan lagi dari dunia ini. Sebuah paradoks tajam memang akan menghimpit setiap orang yang telah dipilih oleh Bapa di dalam Yesus Kristus. Namun sebagaimana kita telah pelajari dari Musa, kita tahu bahwa Allah memelihara kehidupan setiap orang-orang yang telah dipilih-Nya. Pemeliharaanya sempurna dan tak akan gagal sehingga setiap orang yang telah  dipilih dapat memenuhi panggilannya dan hidup didalam panggilannya. 


Yohanes 15:19
Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.





Rujukan:
The Great Promise Luke 1, Karl Barth, diterjemahkan oleh Hans Freund dari edisi bahasa Jerman Die Verheissung, Philosophical  Library, Inc, 1963


Baca Juga:

No comments:

Post a Comment