Pages

11 October 2014

Masih Perlukah Berdoa, Jika Segala Sesuatunya Telah Dipredestinasikan?



Oleh: Martin Simamora

Masih Perlukah Berdoa, Jika Segala Sesuatunya Telah Dipredestinasikan?
Lukas 22:44
Salah satu sebab mengapa Predestinasi dinilai sebagai menyesatkan, sekalipun hal itu mewarnai Alkitab secara kental adalah: pandangan  yang menyatakan bahwa dengan demikian  apakah lagi gunanya berdoa? Atau dengan demikian doa tidak lagi dibutuhkan untuk segala sesuatu  yang telah ditetapkan. Pertanyaan ini sekilas nampak rasional  bagi siapapun, apalagi jika memandang predestinasi sebagai sebuah bentuk fatalisme. Apa yang dilupakan ketika berpendapat demikian adalah, lupa bahwa Allah bukanlah manusia yang pendek akal dan Allah bukanlah manusia yang sama sekali tak memiliki kemegahan  Allah. Paling fatal, Allah bukan manusia yang dijejali dosa sehingga tak akan sanggup memahami hal yang bagi pikiran manusia dua hal yang absurd untuk disatukan. Ya....  menjadi  hal yang sukar oleh sebab natur manusia itu sendiri.


Pada kesempatan ini saya tidak akan meluncur hingga ke kedalamannya, tetapi saya hendak mengajak pembaca untuk melihat bagaimana Yesus sendiri mendemonstrasikan  hal  yang  dinilai sebagai dua hal yang tak mungkin berpasangan, didalam Yesus justru tak terpisahkan satu sama lainnya.


Yesus sendiri adalah  subyek sekaligus obyek predestinasi baik dalam peristiwa negatif (hal buruk) dan peristiwa positif (hal baik) sebagaimana   telah saya ungkapkan dan dapat ditemukan dalam  TuhanTidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat – Bagian 9” dan seterusnya.



Predestinasi Baik dan Buruk Dalam Kehidupan Kristen

Yesus tidak mungkin tidak menjadi teladan  yang sempurna  bagi kita, untuk menjawab pertanyaan: apakah berdoa diperlukan atau rasional untuk  tetap dilakukan dalam kehidupan yang telah dipredestinasikan?


Mari kita lihat secara sederhana dan cepat namun  akan sangat membantu kita. Yesus sendiri kepada para murid-muridnya telah menyingkapkan apakah yang akan dan harus terjadi pada dirinya. Dia sedang membicarakan peristiwa memilukan  yang harus berlangsung atau dialaminya dalam sebuah ketetapan yang pasti.



Yesus Dalam Predestinasi

Injil Matius akan membantu kita melihat hal ini:

Matius 16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.


Seperti halnya banyak pemrotes  zaman moderen yang menolak dan mengecam  habis predestinasi, maka Yesus pun dikecam habis-habisan oleh muridnya sendiri, Petrus:
Matius 16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."


Ini sebuah rejeksi atau penolakan yang keras, dan terhadap hal ini Yesus memberikan kecaman yang tak main-main terhadap Petrus:
Matius 16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."


Perhatikan! Predestinasi bukan apa yang seharusnya terjadi dalam benak manusia namun apa yang seharusnya terjadi menurut Bapa: “engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia .“


Yesus masih mempredestinasikan dirinya   2 kali lagi dalam cara yang lebih rinci, bukalah Alkitab anda dan bacalah:  Matius 17:22-23 dan Matius 20:17-19.




Predestinasi Bukan Apa Yang Anda  Pikirkan
Ini tidak bisa dipahami dengan menjangkarkanya pada dirimu atau bagaimana anda memahaminya! Predestinasi akan membuat siapapun yang mempelajarinya tersesat manakala dipandang dari sudut pikir manusia. 


Jika anda meneruskan pembacaan Matius 16 ini, maka Yesus sedang menegaskan sebuah predestinasi yang jauh lebih luas dan menjangkau kehidupan orang-orang percaya di era-era yang jauh ke depan:

Matius 16:24-25 “(24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.(25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.



Anda harus membuka Alkitabmu dan membaca  ini  terlebih dahulu untuk memahaminya:

Yohanes 15:18 Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.... (20) Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.  



Perhatikan Yesus telah menjadi Subyek dan Obyek Predestinasi. Terhadap murid-murid dan orang-orang percaya yang akan datang, Dia adalah Subyek predestinasi bagi mereka:

Yohanes 15:21 Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.  


Predestinasi semacam ini adalah sesuatu  hal yang amat dibenci oleh siapapun manusia secara natural. Yesus memahami  persoalan ini dan untuk itu  Yesus berterus terang dengan berkata:

Yohanes 16:1 Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.


Bagaimana dengan anda kala membaca ini? Bencikah anda dengan Yesus yang tidak berbuat apa-apa untuk meluputkan mereka dari situsi kelam di masa mendatang, malahan memastikannya? Sekali lagi, predestinasi akan gagal diterima manakala dipandang dalam sudut pandang manusia sebagaimana Yesus telah tunjukan pada kasus Petrus di atas.

Yohanes 16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.


Predestinasi yang berkait masa depan semua pengikut Yesus di sepanjang masa mendatang sedang dipertegas oleh Yesus secara tajam sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapinya:

Yohanes 16:4 Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."


Tentu saja Yesus  mempredestinasikan hal yang positif, ini hal yang tidak sukar untuk diterima, seperti yang dikemukakan Yesus dalam Yohanes 16:22-24, sebuah janji  yang megah dan menyejukan.


Kalau anda  dapat bertanya kepada Yesus :

apakah Dia sedang berupaya membuat cemas  para pengikutnya dengan memaparkan predestinasi negatif atau peristiwa buruk ini?
TIDAK!


Mari kita memperhatikan penjelasan Yesus tersebut :
Yohanes 16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Tetapi ingat, Yesus tidak berbicara mengenai damai sejahtera versi dirimu atau  versi dirimu, tetapi damai sejahtera versi Yesus  atau dalam Yesus yang tidak bertemali dengan dunia ini. Dunia ini pasti menganiayamu. Apa yang menjadi jaminan  damai sejahtera kita adalah Yesus sendiri bahwa : Dia telah mengalahkan dunia. Bacalah “Damai Sejahtera Yang Tidak Mungkin Anda Temukan Di Dunia Ini.”


Kita sudah melihat secara ringkas dan prinsip bahwa predestinasi adalah sebuah kealamian dalam Alkitab dan bahkan Yesus adalah subyek sekaligu obyek Predestinasi itu sendiri. Dan dengan demikian setiap muridnya terjalin dalam predestinasi yang telah ditetapkannya untuk berlangsung.


Sekarang pertanyaan yang paling menggelitik sekaligus sinis adalah: apakah dengan demikian berdoa adalah aktifitas yang tak diperlukan sebab tidak berguna? Mari kita lihat pada sosok Yesus yang merupakan subyek dan obyek predestinasi itu sendiri.



Predestinasi Tidak Mematikan Kehidupan Doa Orang Kristen
Saya akan menyajikan bagaimana Yesus sejatinya adalah teladan dalam kehidupan berdoa bagi setiap orang percaya. Mari perhatikan kesaksian-kesaksian  dari injil-injil berikut ini:


  1. Yesus bagun pagi-pagi, kala hari masih gelap untuk berdoa - Mark 1:35
  2. Yesus berdoa sendiri di malam hari setelah sibuk pelayanan, dan sepanjang malam - Matius 14:23, Lukas 6:12 
  3. Doa sendirian pada waktu malam hari di tempat sepi Matius 14:23
  4. Yesus berdoa sebelum melakukan pemilihan 12  murid  - LUKAS 6:12-13 
  5. Yesus berdoa agar IMAN  murid-muridnya TIDAK GUGUR – Lukas 22:32 
  6. Yesus berdoa bagi murid-murid yang TELAH dan, yang AKAN  diberikan Bapa – Yohanes 17:9.20 
  7. Yesus berdoa agar semua muridnya  mengalami persatuan dengan dirinya dan Bapa – Yohanes 17:11 
  8. Yesus berdoa agar  Bapa menjaga murid-muridnya tidak ada satu pun dari murid-muridnya yang binasa – Yohanes 17:12


Kita tidak bisa membantah bahwa  kehidupan Yesus di dunia ini adalah kehidupan yang diwarnai dengan kehidupan doa yang sangat istimewa dan penuh kuasa!


Sekarang, kita akan melihat sebuah bukti pemuncak bahwa predestinasi tidak mematikan kehidupan doa orang Kristen bahkan tepat pada momen-momen terdekat dengan pewujudan predestinasi buruk atas diri Yesus sebagaimana telah dia kemukakan secara terus terang bahwa dia harus ke  Yerusalem untuk disiksa, dibunuh dan disalib:


  1. Matius 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." 
  2. Matius 26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" 
  3. Matius 26:44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.


Perhatikan, Yesus bahkan mengajak serta para murid dan mendorong mereka secara  tegas untuk berdoa juga! Bacalah pernyataan Yesus ini:

Matius 26:40-41 “(40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?(41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."


Jelas, bahwa Yesus yang sepanjang pelayanannya menautkan dirinya dengan predestinasi dan bahkan menautkan masa depan dari setiap kita dengan predestinasi yang telah diucapkannya di muka bumi ini, sama sekali tidak membuat anda untuk membuat kesimpulan sesuka-sukanya bahwa dengan demikian  berdoa adalah tidak berguna sebab sia-sia. Ingat  predestinasi adalah apa yang dipikirkan oleh Allah! Lain dari itu pastilah anda  tersesat dan menjadi penyesat kala menyampaikan kekeliruan fatal ini kepada siapapun juga.

Matius 26:36 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa."

1 Tesalonika 5:17 Tetaplah berdoa.

Kolose 4:2 Bertekunlah dalam doa

No comments:

Post a Comment