Pages

14 February 2014

Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 8

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?

"Street Crime" - Cartoon Work
Bacalah lebih dulu bagian 7
Bagaimanapun juga, harus diakui sangat sukar untuk memahami TUHAN yang perilakunya sedemikian kompleks dan kerap tidak terjangkau oleh pemahaman kita, atau celakanya, hal ini dapat membuat persepsi  manusia terhadap TUHAN menjadi sangat buruk. Tentu saja, jika hal ini diajarkan atau dikhotbahkan dalam pemahaman dan persepsi manusia maka kerunyaman yang dihasilkan bukan sebuah pemaparan siapakah TUHAN. Dapat ditebak akan bermuara pada sekeptisme atau sinisme kala menyentuh perihal semacam ini dalam Alkitab. Sejatinya, apa yang telah disampaikan sejauh  ini, sukar untuk dielakkan,  memang benar dinyatakan  oleh Alkitab sendiri; bukan hanya dalam Perjanjian Lama tetapi kelak pada bagian-bagian berikutnya kita akan menemukan juga dalam Perjanjian Baru. Jelas saja, sebab Dia adalah TUHAN yang sama baik dahulu, sekarang, dan akan datang- selama-lamanya ;baik didalam Perjanjian Lama ataupun dalam Perjanjian Baru.

Pada derajat yang paling minimal, kalau anda mengatakan bahwa TUHAN  BUKAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT  JAHAT, tetapi  berdaulat penuh dan itu termasuk  ketika  Dia  memutuskan untuk  berdiam diri ( Mazmur 50:1), maka reaksi kita setidaknya sama  dengan  Asaf, yaitu tidak dapat menerimanya dengan hati yang nyaman :“Bangunlah, ya Allah, lakukanlah perjuangan-Mu! (Mazmur 50:22).” Ini adalah sebuah  teriak seru yang tidak main-main, tetapi baik saya, anda dan siapapun tidak bisa menjatuhkan vonis bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, menuding TUHAN tidak berdaya kala berhadapan dengan kejahatan dan manusia-manusia jahat.


Tetapi ada yang sangat menggelitik dalam perihal ini. Mengapa hal yang terpikirkan pada orang-orang Kristen/pendeta/ pemberita Injil itu pertama-tama menuding TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA BERBUAT JAHAT dan tidak terpikirkan sedikitpun bahwa TUHAN sedang menunjukan kesabaran-Nya yang luar biasa kepada manusia-manusia jahat sekalipun? Bukankah Mazmur 103:8 berkata “TUHAN adalah penyayang dan pengasih,  panjang sabar dan berlimpah kasih setia?” Lagian  murka  TUHAN adalah hal yang dahsyat, mengerikan:  Dahsyat Engkau! Siapakah yang tahan berdiri di hadapan-Mu pada saat Engkau murka? (Mazmur 76:7)” Demikian Asaf bermazmur. Apakah TUHAN  memilih untuk   berdiam diri ataukah TUHAN seketika itu menumpahkan murkanya terhadap kejahatan dan para penjahat, dalam hal ini tidak ada manusia yang dapat mempengaruhi  bagaimana TUHAN seharusnya bersikap. Dan apapun yang TUHAN telah tetapkan untuk dilakukan atau tidak dilakukan, itu pasti terkait pikiran, kehendak dan kekuasaan-Nya untuk melaksanakan atau mewujudkan apa yang telah ditetapkan untuk boleh terjadi ; dan dapat dipastikan tidak akan terpahami atau terselami oleh manusia :

  • Roma 11:33-34 “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?

  • Mazmur 139:17 “Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!

  • Yesaya 55:8-9 “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

  • Ayub 11:7Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?”

  • Ayub 37:23-24 “Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilan-Nya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya. Itulah sebabnya Ia ditakuti orang; setiap orang yang menganggap dirinya mempunyai hikmat, tidak dihiraukan-Nya."



  • Mazmur 36:6 “Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya TUHAN.”

  • Mazmur 92:6-8Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu. Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.”

  • Mazmur 139:2,4-6  Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh… Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.”

  • Mazmur 145:3 “Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.”

  • Yesaya 40:28 “Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.”

  • Roma 2:4Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”

  • Kolose 2:3 “sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.”


Manusia, siapapun juga dia, ketika berhadapan dengan TUHAN pasti mustahil untuk memahami Dia dalam seluruh keberadaan-Nya dengan mengandalkan pengertian dan kekuatannya sendiri. Ya…, sebagaimana terlihat dalam tindakan TUHAN pada peristiwa keluaran Israel dari Mesir, pada peristiwa yang dialami Ayub, pada perisrtiwa yang dialami Asaf. Bagaimana  sukarnya memahami TUHAN di  sorga memberi  kuasa kepada Iblis untuk menimpakan penderitaan dan kemalangan bertubi-tubi  dalam batasan-batasan yang bahkan TUHAN sendiri tentukan,pada peristiwa Ayub? Bagaimana mungkin dalam pandangan Asaf orang-orang fasik yang begitu nyata jauh lebih baik keadaannya daripada orang benar di mata Asaf, ternyata di  tempat TUHAN  malahan TUHAN   sedang menempatkan mereka di tempat-tempat yang licin. Manakah yang merupakan fakta? Apakah yang anda lihat atau apa yang sedang TUHAN kerjakan namun tidak  terlihat dalam pandangan mata manusia anda sebagai TUHAN sedang berbuat sesuatu?


Ini masalah terbesar  bagi manusia, tak terkecuali bagi orang Kristen bahkan orang Kristen yang berkhotbah diatas mimbar. Dan tidak aneh  kalau tercetus sebuah gagasan yang berbunyi : “TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA  UNTUK BERBUAT JAHAT.” Lantas apa yang dapat dilakukan manusia kemudian? Tidak dapat  tidak, hanya dengan menerima dan tunduk kepada Dia sebagaimana Dia adanya, dan itu hanya dapat terjadi jika TUHAN telah  menjadi Gembala atas dirimu dalam hidupmu.

Tak dapat dipungkiri, ketika anda menjadi orang percaya, menjadi seorang Kristen maka anda memiliki pengharapan yang istimewa kepada TUHAN. Berangkali anda berharap TUHAN itu senantiasa pemenuh, penjawab, pelindung, pemberkat, pembela, penyelamat, penolong, penghibur, penjaga, pengasih, penyayang, dan penerang hidup anda dalam cara-cara atau perwujudan-perwujudan yang sesuai dengan apa yang anda pikirkan dan harapkan terjadi untuk dilakukan oleh seorang TUHAN. Tidak salah dengan pengharapan itu, dan tidak keliru sama sekali. Tetapi berkesimpulan bahwa TUHAN tidaklah sehebat SIAPA DIA  manakala tidak selaras dengan apa yang anda pikirkan dan harapkan terjadi, adalah sebuah kesalahan fatal yang tak terampuni.

Apakah kalau anda  jatuh sakit berat, lantas anda berkata bahwa TUHAN tidak lagi mengasihimu dan penyembuhmu? Apakah kalau kejahatan, koruptor merajalela dan perang berkecamuk dimana-mana, lantas anda berkata bahwa TUHAN tidak lagi berkuasa untuk mencegah dan menciptakan perdamaian? Apakah kalau sebuah negara di Afrika mengalami kelaparan yang berkepanjangan sehingga menewaskan banyak orang bahkan anak-anak, lantas anda mengatakan bahwa TUHAN sedang tidur, tidak ada atau mati? Apakah kalau sebuah  bencana alam  hebat menghancurkan sebuah daerah dan menimbulkan korban jiwa yang besar, lantas anda mengatakan  bahwa TUHAN kejam,  tidak berdaya menguasai alam, tidak berdaya meluputkan manusia?


Apakah kalau anda melihat seorang tukang becak bekerja dari pagi hingga malam namun tetap tinggal dan tidur di becaknya, lantas anda mengatakan TUHAN kejam? Apakah kalau anda melihat seorang  pialang saham berhasil mendapatkan untung dalam waktu satu-dua jam yang nilainnya berangkali dapat setara dengan gaji 3 tahun seorang manajer, lantas anda katakan TUHAN tidak adil? Apakah kalau anda melihat seorang  yang divonis kanker kemudian sembuh  setelah berdoa sekian waktu dan seorang penderita lain yang tidak sembuh, lantas anda katakan  juga TUHAN tidak adil?

Apakah anda dapat memilih untuk dilahirkan dalam sebuah keluarga tertentu? Apakah saya dapat memilih untuk TIDAK DILAHIRKAN dalam keluarga seorang tukang becak? Apakah saya dapat memilih untuk TIDAK DILAHIRKAN dalam   salah satu keluarga suku pedalaman di Papua? Hal semacam ini pada faktanya melahirkan apa yang dikatakan sebagai ketidakadilan sosial dan ekonomi. Setidaknya akan dikatakan oleh ilmu pengetahuan manusia: keluarga tukang becak adalah kelompok masyarakat miskin bahkan sangat miskin; sementara keluarga pialang saham tadi adalah kelompok masyarakat kaya bahkan bisa saja menjadi  sangat kaya.




keluarga suku pedalaman di Papua tadi bukan saja miskin dalam pandangan masyarakat modern tetapi bisa  jadi sangat terbelakang dalam peradaban dan pendidikan dalam kacamata masyarakat moderen. Ya… ini semua adalah realita nyata sehari-hari  dan aktual, bukankah demikian? Apakah kita akan menyimpulkan TUHAN tidak adil? TUHAN tidak mahakuasa? Tuhan  tidak maha kasih? Sebab membiarkan keberadaan yang demikian?

Manusia-manusia memang harus bekerja keras-tidak bisa berleha-leha untuk mencapai kesejahteraan hidupnya yang maksimal, tetapi juga pasti tidak semua manusia dalam kerja kerasnya akan mencapai hasil maksimal yang sama, bahkan pada tatar minimal dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari sekedar sandang dan pangan bisa jadi merupakan hal yang harus disyukuri dengan amat sangat. Jika semua manusia yang bekerja keras  dalam  rangka mencapai kesejahteraan hidupnya, memiliki kepastian dapat mencukupi kebutuhan minimalnya maka tidak akan ada masalah kemiskinan, kesenjangan sosial atau bahkan pengangguran dan masalah-masalah sosial dan kependudukan lainnya. Bahkan…anda tidak mungkin menyuruh seorang tukang becak untuk sekonyong-konyong mencari pekerjaan yang lebih baik, misal menjadi pengemudi taksi, sebab  untuk menjadi supir taksi sekalipun dia harus memenuhi kriteria minimal :memiliki SIM A dan menguasai jalan-jalan kota tertentu, dan tentu saja berangkali serangkaian etiket berbahasa dan bersantun yang dapat diandalkan. Dan kita akan menemukan kompleksitas yang luas dan dalam semacam ini di semua aspek kehidupan lainnya.

Itulah kompleksitas kehidupan yang kerap kita konfrontasikan dengan TUHAN, terutama bagaimana seharusnya Dia. Demikian juga dengan kejahatan kini, semakin canggih dalam modus operandinya, ya..bahkan korban tidak menyadari atau tidak mengetahui bahwa dia sedang menjadi target dan korban kejahatan. Sebab kini  banyak pelaku kriminal berpenampilan rapi, sopan, berpendidikan tinggi bahkan, dan cerdas. Belum lagi berbicara kejahatan dan kekerasan di jalanan.

Apakah ini merupakan bukti otentik bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT?  Bagaimana dengan hal ini :

Mazmur 92:6-8 “Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu. Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.”

Mazmur ini mengatakan: ya… orang-orang fasik bertunas, pelaku-pelaku kejahatan berkembang, supaya dipunahkan!

Dalam realita, dapat dipastikan akan menjadi kesukaran bagi manusia untuk melihat kemahakuasaan TUHAN dalam kenyataan dunia orang-orang fasik bertunas, para pelaku kejahatan berkembang, untuk kemudian dimusnahkan? Mengapa  harus dibiarkan dahulu MENGHEBAT dan kemudian dipunahkan? Tidakkah ini hal yang persis pada kejadian yang dialami orang-orang Israel dalam peristiwa Keluaran dari Mesir atau Asaf yang  nayris tergelincir melihat hal ini?



2 Petrus 2:6-10  “dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa-- maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa  pada hari penghakiman, terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah.


Kalau anda merasa kehidupan anda seperti dikepung oleh kejahatan atau kefasikan, orang-orang fasik bertunas, pelaku kejahatan berkembang, maka ketahuilah TIDAK ADA YANG SALAH PADA TUHAN terkait realita ini, seolah-olah dia menjadi terbatas kala berhadap-hadapan dengan dunia orang fasik! Realita tersebut sedikitpun tidak memecundangi TUHAN sehingga Dia seperti TUHAN yang tinggal batu nisan saja.


Faktanya :
>>Tuhan pernah memusnahkan 2 kota kuno berserta penduduknya yang sangat jahat, dan hanya menyisakan keluarga Lot, bahkan menjadi peringatan bagi mereka yang hidup fasik di era kini bahkan mendatang

>>Memang benar, hidup dikelilingi oleh cara hidup orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu, apalagi setiap hari, pastilah hal yang amat menyiksa bagi orang benar/orang percaya. Ya..dapat membuat saya dan anda frustrasi.

>> Tetapi fakta orang-orang jahat merajalela dan orang benar terkepung tidak sama sekali menunjukan TUHAN TIDAK DAPAT BERBUAT APA, atau TUHAN TIDAK TAHU BAGAIMANA MENYELAMATKAN ORANG BENAR, sebab TUHAN TAHU menyelematkan orang-orang saleh dari pencobaan. Ya…dalam hal anda melihat orang-orang jahat merajalela dan bertunas, camkanlah bahwa TUHAN TAHU MENYELAMATKAN ORANG-ORANG SALEHNYA!

>> Perhatikan ini, khsususnya bagi orang-orang Kristen, hamba Tuhan, aktifis gereja atau bahkan pendeta yang penuh percaya diri mengajarkan bahwa TUHAN TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA terhadap ORANG-ORANG JAHAT karena mereka memiliki free will atau kehendak bebas, bahwa faktanya TUHAN TAHU MENYIMPAN ORANG-ORANG JAHAT UNTUK DISIKSA. Kapan? NANTI… pada hari penghakiman! Maka harusnya anda tidak perlu terpana dan berprasangka demikian buruk sampai-sampai mengatakan TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA  UNTUK BERBUAT JAHAT!

Dia, TUHAN adalah TUHAN itu satu fakta yang TIDAK dapat digugat oleh manusia manapun, sehebat apapun, sepintar apapun. Melawan fakta ini membuat orang tersebut seketika menjadi bodoh! (bandingkan dengan Mazmur 92:6-8, Mazmur 139:17 , Yesaya 40:28 , Mazmur 139:2,4-6 , Ayub 37:23-24 ).

Bahkan sekalipun saya sudah menyajikan ayat-ayat diatas, jika pemikiran anda tetap saja angkuh terhadapTUHAN, maka jiwa dan pikiran anda akan tersiksa dan tertekan dengan pemikiran : untuk apa TUHAN menyimpan orang jahat, dan baru dibinasakan pada hari penghakiman?” Tidakkah ini merugikan nama baik TUHAN? Ya…persis seperti pemikiran Asaf sehingga dia meminta TUHAN untuk BANGUN dan melakukan PERJUANGANNYA ( Mazmur 50:22). 


Atau “untuk manfaat apa bagi seorang benar dibiarkan berlama-lama dikepung dunia orang fasik, tidakkah itu menyiksanya, tidakkah itu merugikan “nama baik apalagi keakbaran TUHAN?” Tahukah apa yang menjadi masalah terbesar manusia kala berhadapan dengan ayat-ayat semacam ini atau kenyataan hidup yang super berlawanan dengan harapan-harapan “ilahimu” itu? PERMASALAHAN UTAMA ANDA : TIDAK MUNGKIN ANDA MEMAHAMI RANCANGAN TUHAN ATAS SEMESTA DAN SETIAP CIPTAANNYA MULAI DARI YANG PALING  REMEH  HINGGA YANG PALING BERNILAI DALAM PANDANGAN MATA MANUSIA :


Yesaya 55:8-9 “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Mazmur 139:17 “Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!

Roma 11:33-34 “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?


Jika demikian adanya, apakah lantas TUHAN menjadi monster dalam kehidupan anda? Tidak perlu sama sekali sebab  maksud TUHAN atas kehidupan orang-orang percaya atau umatnya adalah sebuah kepastian yaitu keselamatan untuk memiliki kehidupan kekal bersama Bapa!

Oh…lihatlah bagaimana Daud begitu indah dan begitu memuja-Nya semulia bahasa yang dapat dipahami dan dilontarkan dari mulut seorang manusia :

Mazmur 23: 1-3 “Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Tetapi perhatikan juga REALITA  TAK MENYENANGKAN yang dia hadapi, itu tidak berbeda dengan realita yang anda dan saya hadapi dalam kenyataan hidup sebagai orang beriman :
Mazmur 23: 4-5  “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.  Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.


>>Bagaimana mungkin Daud bermazmur :“TUHAN adalah gembalaku… Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau… Ia membimbing aku ke air yang tenang… Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya,” SEKONYONG-KONYONG berbicara  berjalan dalam lembah kekelaman… di hadapan lawanku?

>>Bagaimana mungkin TUHAN  yang adalah gembalanya, yang membaringkannya di padang berumput hijau, yang membimbingnya ke air yang tenang, yang menuntunya ke jalan yang benar, kemudian Daud dapat berada dalam lembah kekelaman? Dapat berada dihadapan lawannya?


TETAPI apa yang mungkin berbeda antara saya-anda dan Daud kala berada DALAM LEMBAH KEKELAMAN, kala  berada DIHADAPAN LAWAN? Jelas Daud DAPAT MELIHAT TUHAN dalam kekelaman bahkan melihat gada dan tongkat TUHAN! Jelas Daud DAPAT MELIHAT TUHAN menyediakan hidangan baginya sekalipun dia berhadapan dengan lawannya. Ya…Tuhan tidak meluputkan Daud dari dalam lembah kekelaman, TUHAN membiarkan sebuah situasi mencekam “bercengkrama mesra” dalam perjalanan hidup Daud. Ya…Tuhan tidak melenyapkan lawan Daud begitu saja…tetap ada, namun TUHAN memberikan hidangan dihadapan lawannya. Apakah saya dan anda dapat melihat TUHAN dalam KEKEKALAMAN? Apakah saya dan anda dapat melihat TUHAN menyediakan hidangan walau lawan ada dihadapanmu?

Mengapa Daud dapat mengatakan demikian? Jawabnya: Sebab TUHAN adalah GEMBALANYA! TUHAN memegang kendali atas keberadaan diri Daud secara total. TUHAN bukan seperti  gembala manusia yang bisa  panik, tidak berdaya  dalam menghadapi bahaya,apalagi kehebatannya ditentukan oleh sematalevel kesuksesan menyenangkan domba-domba pengikutnya.”


Ya..DIA bukan gembala yang menjadi pelayan pemenuh kemauan manusia agar Dia mendapatkan sanjungan dan pujian! Dia adalah Tuhan yang “menggembalakan” umatnya sebagai milik kepunyaan-Nya agar  domba-domba gembalaannya mengenali Siapa Dia! Ya…ada sebuah tujuan yang  tak terbayangkan  bagi manusia yaitu MENGENAL TUHAN SEBAGAIMANA DIA ADA. Maka melalui Daud kita melihat TUHAN yang begitu kasih dan memberikan berkat-berkat yang luar biasa, tetapi juga melalui Daud kita melihat TUHAN yang begitu berkuasa dan begitu mengendalikan alam semesta ini sampai-sampai tidak masalah anak yang dikasihi-Nya atau umat-Nya  untuk waktu yang Dia tetapkan berada dalam lembah kekelaman, membiarkan lawannya tetap ada; dan dalam keadaan demikian kekuasaan-Nya tidak tereduksikan sedikitpun..ya dalam lembah kekelaman, TUHAN ada bahkan dengan Gada dan Tongkat ; dalam hal Daud berhadapan dengan lawan, TUHAN menyediakan hidangan baginya.

 
Dia adalah TUHAN  yang memiliki maksud dan tujuan agar Daud mengenal diri-Nya sehingga Daud mengenal siapa Dia bahkan merindu untuk menetap di rumah TUHAN sepanjang masa (Mazmur 23:6). Tidakkah ini mirip dengan apa yang hendak atau ingin TUHAN  tunjukan baik kepada Israel dan kepada Firaun beserta bala tentaranya agar keduanya mengenal SIAPA DIA dan melihat KEMULIAAN TUHAN, sebagaimana telah saya ulas sebelumnya?


Ini adalah akhir dari bagian ini. Bagian ini lebih merupakan jembatan  untuk menghantarkan para pembaca terhormat untuk masuk kedalam bagian terpenting, yaitu tentang perjalanan hidup orang percaya dalam pimpinan Sang Gembala. Luangkanlah waktu untuk membaca dan merenungkan teks-teks Alkitab yang saya sajikan, sehingga anda dapat menemukan mutiara-mutiara Tuhan yang akan membukakan pikiran dan hati anda untuk dapat mengenal Dia dan melihat kemuliaan-Nya.

Bersambung ke Bagian 9




   







No comments:

Post a Comment