Pages

04 December 2013

Kebencian Tanpa Sebab - 2

Oleh: Charles H Spurgeon




Kebencian Tanpa Sebab



"Pembantaian anak-anak oleh Herodes"
Credit : www.outsetministry.org 


 Bacalah terlebih dulu bagian1
Semua kelas manusia telah membenci Dia. Kebanyakan  orang telah menjumpai Dia dengan sejumlah penentangan. Tetapi kemudian penentangan ini  kerap menjadi sebuah penentangan kelas dan dan ada kelas- kelas lain yang   memandang mereka dengan hormat.  Pemimpin hebat, yang dikagumi oleh orang miskin, harus   berharap untuk dipandang  hina oleh orang kaya. Dan dia yang berjerih lelah untuk kerajaan Allah yang mulia,  menjumpai penghinaan oleh banyak orang. Tetapi di sini  seorang Manusia telah berjalan diantara  orang banyak, dia yang mengasihi mereka, yang telah berbicara  kepada  orang yang miskin dan orang yang kaya seolah mereka (memang mereka, miskin dan kaya, sama) pada satu level dalam pandangan-Nya yang terberkati dan lagi pula semua  kelompok  masyarakat telah berkonspirasi membenci Dia!


Imam-imam melecehkan Dia karena Dia   telah menghancurkan dogma-dogma mereka. Para bangsawan  berniat  untuk membunuh Dia karena Dia telah berbicara sebagai seorang raja. Orang-orang miskin, untuk sejumlah alasan yang hanya mereka saja mengetahuinya, walaupun mereka telah mengagumi kepersuasifan-Nya dalam berbicara dan kerap mau jatuh bersujud menyembah dihadapan Dia,karena perbuatan-perbuatan ajaib  yang telah Dia lakukan --bahkan  orang-orang miskin ini dipimpin oleh orang-orang yang  semestinya telah memberikan tuntunan bagi mereka  untuk menjadi lebih baik—telah berkonspirasi untuk membunuh Yesus dan untuk menuntaskan kesalahan mereka dengan memakukan Dia pada salib! Kemudian mereka menggeleng-gelengkan kepala mereka, menawarkan Dia, jika Dia dapat membangun sebuah  Bait dalam  tiga hari, untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri dan turun dari Salib (Matius 27:40-42; bandingkan dengan Yohanes 2:19 ). Kristus adalah  Sosok yang dibenci, Yang difitnah dan dicemooh—Dia   dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan” (Yesaya 53:3).

Sekarang kita akan mencoba, pertama, untuk  menjustifikasi perkataan-perkataan sang Juru selamat, bahwa Dia telah dibenci tanpa sebuah sebab. Dan   memikirkan  dosa manusia—bahwa orang-orang telah membenci Dia tanpa sebuah alasan. Pada bagian tiga, memberikan sebuah  atau dua pelajaran bagi  para pengikut Kristus dimana mereka dapat belajar baik dari fakta bahwa Juru selamat mereka telah dibenci tanpa sebuah alasan.

I. Pertama, mari kita MELAKUKAN JUSTIFIKASI  APA YANG SANG JURU SELAMAT  TELAH KATAKAN—“Mereka membenci Aku tanpa alasan” (Yohanes 15:25) dan kita memperhatikan, bahwa terlepas dari pertimbangan keberdosaan manusia dan kekudusan Kristus, secara pasti tidak ada sebab apapun   yang ditemukan mengapa dunia harus  membenci Dia!

Pertama mari kita timbang Kristus dalam Pribadi-Nya. Adakah  apapun juga dalan Pribadi Kristus sebagai seorang Manusia, ketika Dia  hidup dalam dunia ini, yang memiliki sebuah kecenderungan alamiah untuk membuat  setiap orang membenci Dia? Mari kita perhatikan bahwa ada sebuah ketiadaan  pada hampir setiap  hal yang  membangkitkan  gairah kebencian antara manusia dengan manusia! Pada tempat pertama, tidak ada kedudukan atau pangkat besar dalam Kristus untuk  menggairahkan atau menimbulkan  iri hati. 

Ini adalah sebuah  fakta yang dikenal baik   bahwa biarlah seorang manusia menjadi selalu sedemikian baik, jika dia  sepenuhnya ditinggikan diatas rekan sesama mahluk oleh   kekayaan-kekayaannya, atau oleh jabatannya—walau banyak yang menghormati dia—namun banyak orang akan  berbicara melawan dia. Bukan terutama sekali karena  apa yang Dia miliki, terkait  kedudukan sosial dan  jabatannya.

Kristus tidak memiliki apapun terkait hal-hal  yang lahiriah  terkait kedudukan dalam masyarakat. Dia tidak memiliki kereta kuda, tidak memiki pakaian lengan panjang, tidak ada peninggian melampaui rekan-rekan sejawatnya, Kala dia berjalan keluar, tidak ada  petugas khusus mendahului-Nya yang mendeklarasikan kedatangan-Nya, tidak ada  seremonial untuk memberikan  penghormatan bagi Dia. Faktanya, orang akan berpikir bahwa tampilan Kristus akan secara alamiah telah memberikan  kesan iba! Bukannya  dia telah ditinggikan  melebihi orang-orang, memang benar, dalam  beberapa hal, Dia  terlihat rendah daripada orang-orang lain, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Matius 8:20).

Untuk  iri hati,secara alamiah dibangkitkan oleh kedudukan atau pangkat dan hal semacam ini, tidak dapat beroperasi dalam kasus Yesus. Tidak ada apapun dalam  pakaian kebesarannya untuk menarik perhatian. Itu adalah  pakaian kebesaran orang-orang  desa  Galilea –“Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja” (Yohanes 19:23).  Atau juga tidak ada apapun dalam kedudukan-Nya. Dia mungkin  merupakan  anak laki-laki dari sebuah keluarga kerajaan kuno tetapi  keningratannya kelihatannya   musnah dan Dia hanya dikenal sebagai Anak Tukang Kayu (Matius 13:55; juga bacalah Markus 6:3). Mereka  telah membenci Dia, sehingga, dalam pengertian ini. “tanpa alasan.”



Banyak orang  terlihat memiliki kegairahan untuk iri hati dalam diri mereka melawan mereka yang menjalankan kuasa atau pemerintahan atas mereka. Fakta kuat dari seorang  manusia yang memiliki otoritas atas diriku, menghasut  hasrat-hasrat jahatku dan saya mulai memandang si pemimpin dengan kecurigaan karena dia diperlengkapi dengan  otoritas. Beberapa orang secara alami   jatuh dalam alur dan mematuhi hanya karena pengusa itu memang ada karena dibentuk. Para penguasa dan kekuasaan-kekuasaan ditegakan dan mereka  menundukan diri mereka karena Tuhan.

Krisis politik Thailand
Credit : washingtonpost


Tetapi banyak, khususnya dalam era republik dewasa ini, kelihatan menjadi sebuah kecenderungan alami untuk menentang otoritas, semata karena itu adalah otoritas! Tetapi jika para pemegang otoritas dan pemerintah-pemerintah diganti setiap bulan, Saya yakin bahwa di sejumlah Negara, di Thailand, misalnya, akan ada revolusi-revolusi sejauh satu pemerintahan itu   berada dibawah yang lainnya! Faktanya, mereka membenci semua pemerintahan disana dan berkeinginan tanpa hukum, bahwah setiap orang dapat melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Tetapi hal ini tidak beroperasi dalam diri KristusDia bukan seorang raja. Dia  tidak mempengaruhi orang banyak. Itu benar bahwa Dia adalah  Tuan atas  angin topan dan laut (Markus 4:35-41; Matius 8:23-27; Lukas 8:22-25). Itu benar bahwa Dia dapat  memerintahkan setan –setan (Matius 4:1-11; bandingkan dengan Markus 1:32, Markus 5:1-20) dan, jika Dia mau , orang-orang dapat menjadi pelayan-pelayannya yang patuh. Tetapi  Dia tidak  mengambil kekuasaan atas mereka.




Yesus tidak  mengerahkan bala tentara, Dia tidak  membuat perundang-undangan, Dia tidak menjadikan diri-Nya orang yang hebat di negeri itu! Orang-orang telah melakukan apa saja yang mereka mau, karena semua  otoritas yang telah Dia jalankan atas mereka. Faktanya, alih-alih memberlakukan hukum-hukum atas mereka yang adalah keras, Dia   terlihat telah melonggarkan rigiditas sistem mereka! Karena ketika seorang wanita  pezinah, yang, semestinya  telah dihukum mati, telah dibawa kehadapan Dia, Yesus telah berkata,”Akupun tidak menghukum engkau” (Yohanes 8:11). Dan Dia telah melegakan, hingga ke derajat tertentu, rigiditas  ketetapan Sabat   yang telah, dalam sejumlah hal, terlampau membebani, Yesus berkata, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari sabat” (Markus 2:23-27). Sudah pasti, kemudian, mereka membenci Dia “tanpa sebuah sebab.”

Bersambung ke Bagian 3Hatred Without Cause | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment