Pages

17 June 2013

FILADELFIA : JEMAAT YANG SETIA (Bagian 3)


By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.



Khotbah Minggu : 16 Juni 2013
Serial Khotbah 7 Jemaat (Part 6c)
FILADELFIA : JEMAAT YANG SETIA


Wah 3:7-13 – (7) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. (8) Aku tahu segalapekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku. (9) Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu merekayang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkanberdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dantersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau. (10) Karena engkaumenuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkaudari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. (11) Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang punmengambil mahkotamu. (12) Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam BaitSuci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru. (13) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Kita sudah mempelajari teks tentang jemaat Filadelfia ini dalam 4 point  besar yakni : Kota dan Jemaat Filadelfia, Gelar Kristus Sang Pemberi Surat, Pujian Kristus Bagi Jemaat Filadelfia dan Tindakan Kristus Bagi Jemaat Filadelfia. Dan sekarang kita akan membahas point yang terakhir.


V. JANJI KRISTUS KEPADA JEMAAT FILADELFIA.
Di bagian akhir dari Surat ini Kristus memberikan sejumlah janji kepada jemaat Filadelfia yang menang / setia sampai akhir.

Wah 3:12 – Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Dari ayat ini terlihat adanya 3 janji kepada jemaat Filadelfia.


a. Mereka akan dijadikan sokoguru dalam Bait Suci.
Wah 3:12a – Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ;…”

Di sini Tuhan menjanjikan bahwa orang-orang yang menang akan dijadikan “sokoguru”. Kata “sokoguru” ini juga dipakai dalam Gal 2:9 di mana Yakobus, Petrus dan Yohanes disebut sebagai “sokoguru” jemaat.

Gal 2:9 - Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku…”

Lalu ”sokoguru” itu sendiri sebenarnya apa? “Sokoguru” itu sebenarnya adalah tiang penopang / pilar dari sebuah bangunan. Perhatikan Wah 3:12a ini dalam terjemahan yang lain :
Contoh pilar bangunan


KJV - Him that overcometh will I make a pillar in the temple of my God, and he shall go no more out:….”

BIS – Orang yang menang, akan Kujadikan sebagai tiang dalam Rumah Suci Allah-Ku, dan ia akan tinggal di tempat itu selama-lamanya….”

KSI - Orang yang menang akan Kujadikan tonggak dalam Bait Suci Tuhan-Ku, dan sekali-kali ia tidak akan keluar lagi dari situ. ….” Contoh pilar bangunan

Bandingkan :
1 Tim 3:15 - Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.



Catatan : Kata “tiang penopang” di sini di dalam KJV juga menggunakan kata “pillar” yang juga dipakai untuk “sokoguru”.

Kalau “sokoguru” artinya tiang penopang, maka di sini orang-orang yang menang dijanjikan untuk menjadi “sokoguru” dalam Bait Suci. Artinya mereka akan menjadi tiang yang menopang Bait Suci. Tetapi apa yang dimaksudkan dengan Bait Suci di sini? Apakah ini menunjuk pada Bait Suci orang Israel di bumi ini? Kelihatannya tidak karena :


1. Bait Suci Israel (zaman Salomo) sudah ada 2 pilar utamanya yang diberi nama Yakhin dan Boas.



1 Raj 7:21 - Kemudian tiang-tiang itu didirikannya dekat balai ruang besar. Ketika ia mendirikan tiang kanan, ia menamainya Yakhin; ketika ia mendirikan tiang kiri, ia menamainya Boas.

Catatan :
Yakhin artinya Dia (Allah) meneguhkan.
 Boas artinya di dalam Dia (Allah) ada kekuatan.

2. Bait Suci Israel adanya di kota Yerusalem di Palestina sedangkan ayat ini membicarakan tentang Yerusalem yang baru.


Wah 3:12 – “…dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Berarti ini jelas berbicara tentang Bait Suci di surga.

Tapi kalau ini berbicara tentang Bait Suci di surga, bukankah di surga nanti Bait Suci sudah tidak ada?


Wah 21:22 - Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.


Perlu diketahui bahwa di dalam Kitab Suci, ada 2 kata yang diterjemahkan sebagai Bait Suci yakni “HIERON” dan “NAOS”. “HIERON” itu menunjuk pada seluruh Bait Suci, termasuk pelatarannya. “NAOS” menunjuk hanya pada “sanctuary” (Ruang Suci dan Ruang Maha Suci) yang dipercaya sebagai tempat kediaman Allah.




Kata yang dipakai di dalam Wah 3:12 ini bukan “HIERON” yang seandainya digunakan harus menunjuk pada Bait Suci di bumi tetapi menggunakan “NAOS” sehingga dapat diartikan sebagai tempat kediaman Allah. Nah mengingat bahwa di surga nanti Bait Suci secara fisik sudah tidak ada, maka sesuai dengan arti kata “NAOS” ini, jelas yang dimaksudkan di sana adalah tempat kediaman Allah. Jadi yang dimaksudkan dengan Bait Suci dalam ayat itu adalah tempat kediaman Allah di surga atau surga itu sendiri.


Pulpit Commentary
- Untuk kata ‘Bait Suci’ digunakan kata “NAOS”, tempat kudus, tempat tinggal Allah, bukan “HIERON”, seluruh bangunan kudus. Kata yang terakhir sering muncul dalam Injil Yohanes, tetapi tidak pernah dalam kitab Wahyu. Bait Suci dalam kitab Wahyu adalah tempat tinggal Allah.



Homer Hailey
– “…seluruh surga merupakan satu Bait Suci yang kekal dan ia yang menang mempunyai tempat yang permanen di dalamnya.



Kalau begitu orang-orang yang menang dijanjikan untuk menjadi “sokoguru” atau pilar atau tiang penopang dari surga. Apakah itu berarti orang-orang percaya itu akan menjadi tiang-tiang yang menopang surga dalam arti yang sesungguhnya? Jelas tidak! Itu tidak masuk akal. Di sini artinya bukan hurufiah melainkan simbolik. Arti dari “sokoguru” berhubungan dengan kekuatan / ketahanan yang lama sebagaimana tiang penopang sebuah bangunan harus kuat dan tahan lama. Jikalau tidak bangunannya akan roboh.



Pulpit Commentary
- Pilar digunakan secara tetap sebagai gambaran dari kekuatan dan ketahanan yang lama (lihat Yer 1:18; Gal 2:9).



Gambaran ini dapat kita mengerti tetapi sebenarnya akan lebih dimengerti dan sangat familiar bagi orang-orang Filadelfia sendiri karena sebagaimana sudah
saya ceritakan sebelumnya bahwa Filadelfia ada di jalur gempa sehingga seringkali kota ini dilanda gempa bumi yang hebat di mana banyak bangunan menjadi roboh setiap kali gempa karena pilar-pilar / tiang penopangnya tidak mampu menahan goncangan gempa bumi. Jikalau pun ada yang kuat biasanya tidak tahan lama. Mereka sangat memahami hal ini. Dan menarik bahwa dalam kondisi mereka yang seperti itu Kristus berjanji bahwa orang-orang yang percaya justru akan menjadi sokoguru / pilar dari Bait Suci. Suatu janji yang sangat berarti bagi mereka yang selalu menginginkan pilar rumah yang kuat dan tahan terhadap gempa bumi.



Kalau begitu apa artinya seluruh janji ini? Barclay mengatakan bahwa ada orang yang menafsirkan ‘pilar’ atau “sokoguru” ini sebagai suatu kemantapan karakter moral sehingga arti dari ayat ini adalah bahwa di surga nanti orang-orang percaya akan mencapai kesempurnaan moral.



William Barclay
– Beberapa ahli berpendapat bahwa di sini dijanjikan suatu kemantapan karakter moral. Dalam kehidupan ini orang-orang yang terbaik di antara kita pun kadang-kadang melakukan hal yang buruk. Namun, orang-orang yang setia akhirnya akan tiba pada satu waktu ketika ia menjadi seperti pilar yang mantap di dalam Bait Allah dan kebaikan menjadi keadaan dari kehidupannya yang konstan (= tetap). (Pemahaman Alkitab Setiap Hari  Wahyu 1-5, hal. 199-200).



Jikalau penafsiran ini benar maka apa yang dikatakan Barclay ini menarik. Memang benar bahwa dalam kehidupan ini bahkan orang-orang yang terbaik dalam iman / kerohanian pun melakukan pelanggaran-pelanggaran moral yang fatal. Moralitas mereka seperti pilar yang tidak kuat dan tahan lama dan ketika ada sedikit goncangan, menjadi roboh. Misalnya :


  • Karena takut maka Abraham berdusta / menyuruh Sarai berdusta (Kej 12:11- 13; Kej 20:2).
  • Karena ada usul dari Sarai, Abraham lalu melakukan poligami dengan mengawini Hagar.
  • Karena daya tarik Batsyeba, Daud lalu jatuh ke dalam perzinahan dan berlanjut pada pembunuhan (1Sam 11).
  • Karena takut maka Petrus menyangkal Yesus 3 kali (Mat 26:69-75). Juga bersikap munafik (Gal 2:11-14).
  • dll.

Dan ini berarti bahwa sehebat / sekuat apa pun iman kita, selama kita masih ada di dunia ini, kita masih bisa jatuh di dalam dosa dan bahkan dosa-dosa yang berat. Moralitas kita semua bagai sokoguru atau pilar-pilar bangunan Filadelfia yang mudah roboh karena goncangan-goncangan gempa. Dan tidak bisa tidak ini menyebabkan konflik di dalam diri kita dan bahkan rasa menderita / frustrasi. Mengapa? Karena di satu sisi kita ingin taat dan menyenangkan Tuhan tetapi di sini lain yang kita perbuat justru melawan kehendak Tuhan.


Memang kalau kita bukan orang percaya yang sungguh-sungguh, kita tidak peduli kalau kita tidak taat / kalau kita berdosa. Bahkan kita menikmatinya. Tapi kalau kita benar-benar orang percaya, kita tidak akan bisa tenang, kita menderita / frustrasi karena ketidaktaatan / dosa itu, itu, bahkan tidak jarang orang menjadi benci dengan diri sendiri. Tetapi di sini ada sebuah janji yang indah dari Kristus bahwa suatu hari nanti (dalam Bait Suci Tuhan / di surga) orang-orang yang menang akan disempurnakan sehingga kehidupan moral mereka bagai pilar yang kuat dan kokoh, tidak mungkin dirobohkan.



Ibr 12:23 – “…kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna Apalagi ditambah dengan fakta bahwa di sana tidak ada lagi setan (karena sudah dilemparkan ke neraka) yang bisa menggoda kita untuk berdosa sehingga di surga nanti kita akan berada dalam keadaan ‘NON POSSE PECCARE’ atau ‘not possible to sin’ (tidak mungkin berbuat dosa). Di sana kita tidak menyakiti lagi, kita tidak menipu lagi, kita tidak memaki lagi, kita tidak menggosip lagi, kita tidak memfitnah lagi, kita tidak menampar lagi, kita tidak memusuhi lagi, kita tidak membuang muka dengan orang lagi, kita tidak iri hati dengan orang lagi, kita tidak jutek lagi, kita tidak menyindir lagi, dsb. Kita benar-benar sempurna secara moral.


Alangkah indahnya hidup di sana bukan? Ya, di sana moralitas kita akan sempurna dan kokoh/kuat bagaikan pilar-pilar atau tiang penopang dari sebuah bangunan. Inilah janji Tuhan bagi orang-orang yang menang. Sebuah kehidupan dengan moralitas yang sempurna. Kalau di dalam dunia ini kita menderita karena ketidaksempurnaan moral kita sendiri, dosa-dosa kita, pelanggaranpelanggaran kita, ada harapan untuk sebuah kehidupan yang sempurna di
seberang sana di mana karakter dan moralitas akan berdiri kokoh bagaikan sokoguru atau pilar-pilar bangunan. Asal saudara benar-benar adalah orang beriman, saudara sedang menuju pada suatu kehidupan seperti itu. Maukah saudara?


b. Mereka tidak akan keluar dari Bait Suci itu.

Wah 3:12 - Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah- Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ;….”

Janji kedua bagi orang-orang yang menang di Filadelfia adalah “mereka tidak akan keluar lagi dari situ”. Kata-kata ini bagi kita mungkin tidak terlalu bermakna tetapi tidak bagi orang-orang Filadelfia karena sebagaimana sudah kata katakana bahwa kota yang seringkali dilanda gempa membuat orang Filadelfia tidak bias secara tetap tinggal di dalam kota mereka. Mereka selalu lari ke luar kota setiap kali ada gempa bumi dan bahkan ada banyak yang tidak mau tinggal di dalam kota lagi tetapi di luar kota saja. Saya kutipkan kembali komentar yang sudah saya berikan pada bagian I.

William Barclay – Sering kali, ketika gempa bumi besar datang, penduduk menghadapinya dengan berani dan percaya diri namun goncangan-goncangan kecil yang terus-menerus terjadi membuat mereka akhirnya menjadi panik.

Inilah yang terjadi di Filadelfia. Strabo menjelaskan situasinya. Goncangangoncangan keras tiap hari terjadi. Tembok-tembok rumah menjadi retak. Hari ini satu bagian dari kota runtuh, besok bagian lainnya. Kebanyakan penduduk tinggal di luar kota di dalam tenda-tenda, dan mereka bahkan takut untuk melintasi jalan-jalan di kota sebab takut mati tertimpa bangunan besar yang runtuh. Orang yang masih berani tinggal di dalam kota dianggap gila; mereka menghabiskan waktu untuk menopang bangunan yang bergetar dan setiap beberapa saat lari ke ruang terbuka untuk menyelamatkan diri. Hari-hari mengerikan di Filadelfia ini tidak pernah dilupakan sepenuhnya, dan penduduk kota ini di alam bawah sadarnya selalu berjaga-jaga terhadap getaran-getaran tanah yang menandakan akan datangnya bencana, siap berlari menyelamatkan diri ke ruang terbuka. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 186-
187).


Simon Kistemaker - Karena ketakutan terhadap terulangnya gempa bumi maka penduduk kota itu lebih suka tinggal di daerah luar kota.


Tentu sangat berarti bagi mereka yang sering lari meninggalkan tempat tinggal atau keluar dari kota, ada janji bahwa “mereka tidak akan keluar lagi dari situ”.



Tetapi apakah yang dimaksudkan dengan “situ”? Maksudnya mereka dijanjikan tidak akan keluar dari mana? Ini ada hubungannya dengan janji yang pertama.


Jikalau janji yang pertama adalah mereka akan menjadi sokoguru dalam Bait Suci maka janji selanjutnya adalah mereka tidak akan keluar dari situ.

Maksudnya jelas, mereka tidak akan keluar dari Bait Suci itu.


Di atas sudah dijelaskan bahwa Bait Suci yang dimaksudkan di sini bukanlah Bait Suci fisik di dunia ini dan juga bukan suatu Bait Suci yang ada di dalam surga (karena di sana bait Suci tidak ada lagi) tetapi menunjuk pada kediaman Allah yakni surga itu sendiri. Kalau begitu janji bahwa orang-orang benar tidak akan keluar dari Bait Suci itu lagi berarti bahwa orang-orang benar tidak akan keluar dari surga lagi atau dengan kata lain mereka akan tetap berada bersama Tuhan selamanya.



Pemikiran ini sebenarnya masih mempunyai kaitan dengan ide tentangsokoguru atau pilar yang dibicarakan sebelumnya. Maksudnya adalah sama seperti sebuah sokoguru / pilar / tiang penopang tidak bisa dikeluarkan dari sebuah bangunan dan akan tetap berada di sana selama bangunan itu berdiri, demikian juga orang-orang yang menang akan menjadi pilar di surga dan karenanya mereka tidak akan pernah keluar dari sana.



Steve Gregg
- Pilar-pilar seperti itu tahan gempa, sehingga berbeda dengan warga Filadelfia yang sering dipaksa keluar dari kota mereka oleh gempa, sang pemenang tidak akan keluar lagi.


John Stott
- Orang-orang Kristen Filadelfia boleh hidup dalam ketakutan terhadap goncangan gempa bumi, tetapi tidak ada suatu apapun yang akan menggoncangkan mereka pada waktu mereka berdiri sebagai pilar di surga.


Apa arti semuanya ini? Artinya adalah kebahagiaan dan keamanan kita akan benar-benar terjamin di surga.



Albert Barnes
- Kebenaran utama di sini adalah bahwa jika kita mencapai surga, kebahagiaan kita akan aman / terjamin selamanya.


Simon Kistemaker
– ”ia tidak akan keluar lagi dari situ”;…sangat berarti bagi penduduk Filadelfia, yang karena seringnya terjadi gempa bumi lebih suka tinggal di luar kota itu. Orang-orang ini hidup dalam ketakutan di dalam seluruh hidupnya karena bencana alam; sebaliknya anak-anak Allah tinggal dengan selamat selama-lamanya dalam hadirat-Nya.


Ya, tidak ada apa pun atau siapa pun yang bisa mengganggu keamanan / kebahagiaan kita di sana seperti orang-orang Filadelfia yang sering terganggu keamanan dan kebahagiaannya karena gempa bumi. Bandingkan :


Wah 14:13 - Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."


Inilah “Rest in Peace” (RIP). Di dunia ini kita banyak bekerja membangun keamanan dan kebahagiaan kita secara sekuler tetapi seringkali semuanya terancam hancur dalam sesaat. Misalnya suami mati, isteri selingkuh, anak-anak bejad, orang tua cerai, dipecat dari pekerjaan, bisnis bangkrut, dll. Semua ini mengancam keamanan dan kebahagiaan yang kita bangun bertahun-tahun.



Ketenangan dan kebahagiaan kita pun seringkali terusik karena ulah dari orangorang jahat. Kita difitnah, dikhianati, dirugikan, dituduh yang tidak-tidak, ditipu, dimaki, disalah mengerti, diirihati’i, dianggap remeh, tidak dihargai, dicuri, dsb. Semuanya ini membuat ada orang-orang yang menjadi tidak betah lagi hidup di dunia seperti yang nampak dalam gambar ini :



Tetapi penghiburan bagi kita adalah di surga nanti tidak apa pun atau siapa pun yang mengusik keamanan dan kebahagiaan kita. Pemfitnah sudah tidak ada di sana, penipu sudah tidak ada di sana, pengkhianat sudah tidak ada di sana, penjahat sudah tidak ada di sana, pencuri sudah tidak ada di sana. Mungkin kalau mereka ternyata bertobat dan beriman kepada Tuhan, mereka juga akan ada di surga tetapi mereka tidak akan ada di sana sebagai pencuri lagi, pemfitnah, pengkhianat, penjahat, dsb, karena sama seperti kita, mereka pun akan sempurna secara moral.



Rindukah saudara untuk kehidupan semacam ini di mana kebahagiaan saudara terjamin secara kekal? Kalau ya, jadilah orang Kristen yang sejati dengan benarbenar percaya kepada Yesus Kristus. Dan setialah kepada-Nya sampai akhir hayatmu.



c. Kepada mereka akan dituliskan sejumlah nama..


Wah 3:12b – “….dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah- Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.


Janji yang terakhir bagi orang-orang yang menang adalah kepada mereka akan dituliskan sejumlah nama yakni nama Allah Bapa, nama kota Allah (Yerusalem baru), dan nama baru dari Yesus sendiri. Seperti bagian yang sudah-sudah, sekali lagi kata-kata ini mungkin asing bagi kita tetapi tidak bagi masyarakat Filadelfia di mana kota mereka pernah 3 kali berganti nama.


  • FILADELFIA (nama yang dikaitkan dengan Attalus II yang dikenal sebagai “Philadelphos” atau orang yang sangat mengasihi saudaranya).
  • NEO CAESAREA (sebagai penghargaan kepada Kaisar Tiberius yang membangun kembali kota ini serta membebaskannya dari pajak setelah gempa dahsyat yang menimpa kota ini tahun 17 M).
  • FLAVIA (sebagai penghargaan bagi Kaisar Roma yang baru yakni Vespasianus yang marganya adalah Flavius).

Karena itu pembicaraan tentang nama baru adalah sesuatu yang sangat familiar dengan masyarakat Filadelfia.


Nah, janji Kristus di sini bagi orang-orang yang menang adalah kepada mereka akan dituliskan nama Allah Bapa, nama kota Allah (Yerusalem baru), dan nama baru dari Yesus sendiri. Di sini kita tidak perlu terlalu pusing dengan persoalan nama Allah (siapakah nama Allah Bapa), Yerusalem baru dan nama Yesus yang baru (nama apa?) karena semua ini pasti tidak bersifat hurufiah melainkan simbolik sama seperti sokoguru dan Bait Suci yang dibicarakan sebelumnya. Karena itu di sini kita hanya perlu mencari tahu apa maksudnya semua simbol ini?


1. “nama Allah-Ku” (nama Bapa) di sini adalah simbol dari kepemilikan Allah atas kita.


William Barclay
– “…janji ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan member cap kepada seorang budak, yaitu dengan menuliskan inisial nama pemilik budak itu untuk menunjukkan bahwa budak itu adalah miliknya.
Demikianlah Allah akan memberi cap-Nya ke atas mereka yang setia kepada- Nya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 200).



Ini sama seperti di kampung-kampung di mana orang memberikan cap kepada sapi-sapi mereka dengan inisial nama mereka. Itu bertujuan untuk menyatakan bahwa sapi itu adalah milik orang yang namanya tertera pada sapi itu.


Jadi kalau dikatakan bahwa kepada orang-orang yang menang diberikan nama Allah, itu artinya bahwa orang-orang yang menang akan menjadi milik Allah.

Leon Morris - ‘Nama Allah’ menunjukkan bahwa si pemenang adalah milik Allah.
Betapa indahnya kalau kita dimiliki oleh orang yang sangat mencintai kita dan sangat kita cintai seperti kata-kata dalam lagunya Anang dan Krisdayanti : “Cintailah diriku untuk selamanya….milikilah diriku untuk selamanya….

Ya, orang-orang yang menang akan menjadi milik Allah sepenuhnya.


1 Pet 2:9 - Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,…


2. “nama kota Allah-Ku” atau Yerusalem baru adalah simbol dari kewargaan kita di surga.

William Barclay – Pada diri orang Kristen yang setia akan dituliskan nama Yerusalem baru. Ini adalah pemberian kewargaan di kota Allah…. Mereka yang setia akan menjadi warga kota yang di sana Allah selalu hadir. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 201).

Steve Gregg - Penulisan Yerusalem yang baru pada orang percaya menunjukkan kewarganegaraan di sana (Maz 87:5-6).


Bandingkan :


Fil 3:20 - Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.


Jadi orang percaya sebenarnya adalah warga kerajaan surga, warga kota Yerusalem baru. Di dunia ini sebenarnya kita sementara merantau dan KTP kita sekarang hanyalah KTP sementara. Sebagai perantau kita tidak pernah punya rumah yang permanen. Rumah kita di sini hanyalah sementara, seperti tempat kost.


Ibr 13:14 - Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang.

Tetapi suatu hari nanti kita akan pergi ke rumah yang sebenarnya di dalam kota di mana kita sebagai warga tetapnya dan menikmati semua berkat di dalam kota itu. Mungkin ide ini yang melatarbelakangi penciptaan lagu : “Oh Yerusalem kota mulia hatiku rindu ke sana… Tak lama lagi Tuhanku datanglah bawa aku masuk sana….


Ibr 12:22 - Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah


2 Kor 5:8 – “…terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
CEV – “…because we would rather leave these bodies and be at home with the
Lord (= di rumah bersama Tuhan).

Karena itu janganlah kita mengerahkan segala kekuatan kita untuk membangun “tempat kost” kita tetapi tidak mempersiapkan apa-apa untuk rumah kita yang sebenarnya.




3. “nama-Ku yang baru” adalah nama Kristus yang baru.


Di sini kita memang tidak perlu mencari tahu nama Kristus yang baru itu apa karena memang tidak ada seorang pun yang bisa tahu.


Wah 19:12 - Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.

Di samping pemberian nama itu sendiri adalah sesuatu yang bersifat simbolik.

Mungkin pertama-tama perlu diketahui bahwa dalam tradisi Ibrani, pemberian nama yang baru pada seseorang menunjukkan adanya perubahan orang itu ke arah yang lebih baik. Misalnya Abram diberikan nama baru yakni Abraham (Kej 17:5), Sarai diberikan nama baru yakni Sara (Kej 17:15), Yakub diberikan nama baru yakni Israel (Kej 32:28), dll.

Jikalau di surga nanti Kristus akan mengenakan nama baru, itu mungkin menunjukkan bahwa Kristus akan tampil dengan suatu kondisi yang berbeda atau lebih baik daripada yang pernah dikenal oleh manusia.

Leon Morris - Pada waktu itu Kristus tampil dalam suatu karakter / keadaan dalam mana Ia tidak bisa tampil sampai penyempurnaan ini tercapai.

Jikalau nama baru-Nya itu diberikan pada orang-orang yang menang maka artinya adalah orang-orang yang menang akan menikmati berkat dari kesempurnaan Kristus itu. Mungkin ada kaitannya juga dengan kesempurnaan keselamatan kita.

Leon Morris - ‘NamaKu yang baru’ mungkin menunjuk pada keadaan yang baru yang dihasilkan oleh penyempurnaan penebusan.

Simon Kistemaker - Orang-orang percaya di kota Antiokhia adalah yang pertama kali disebut Kristen, yaitu pengikut Kristus (Kis. 11:26). Bagi dunia, nama ini adalah nama ejekan (Kis. 26:28; 1 Pet. 4:16). Tetapi dengan memasuki Yerusalem yang baru, orang-orang Kristen ini menerima nama Kristus yang baru. Kita tidak diberitahu apa namanya, tetapi kita dapat mengatakan bahwa nama itu berkaitan dengan pekerjaan penebusan Kristus yang telah sempurna. Nama baru ini tidak akan lagi diolok-olok tetapi akan dihormati dan dimuliakan.

Jadi secara ringkas dapat dikatakan orang-orang yang menang akan diberikan sejumlah nama yang artinya mereka akan menjadi milik Allah, mereka akan menjadi warga kerajaan surga dan mereka akan menerima berkat penebusan yang sempurna. Mungkin semua ini masih abstrak dan samar-samar bagi kita (bandingkan dengan 1 Kor 13:12) tetapi suatu hari nanti semuanya akan jelas bagi kita. Tetapi satu hal pasti yang bisa ditarik dari hal-hal abstrak ini adalah bahwa suatu hari nanti orang-orang yang menang akan benar-benar dihormati dan dihargai dalam kerajaan surga.



William Barclay – Di kota-kota Asia Kecil dan di Filadelfia, pada saat seseorang imam meninggal dunia sesudah menjalani hidup yang setia, orang-orang menghormatinya dengan mendirikan sebuah pilar baru di dalam kuil tempat ia telah melayani, lalu menuliskan namanya dan nama ayahnya pada pilar tersebut. Bila dikaitkan dengan kebiasaan ini maka janji penulisan nama Allah pada diri orang yang setia mungkin menjelaskan perihal penghormatan abadi yang diberikan Kristus kepadanya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1- 5, hal. 200).


Albert Barnes - Karena itu, pahala yang dijanjikan di sini adalah bahwa ia yang dengan kesetiaan yang tekun menunjukkan bahwa ia adalah sahabat yang sejati dari sang Juruselamat, akan dihormati dengan tempat tinggal permanen dalam kota kudus ini. Dalam gereja yang ditebus dan menang ia akan mendapat tempat tinggal kekal; dan di manapun ia ada, di sana diberikan kepadanya janji yang pasti bahwa ia adalah milik-Nya, dan diakui sebagai warga negara dari dunia surgawi. Tidak ada kehormatan yang lebih tinggi yang bisa diinginkan oleh siapapun juga; tetapi itulah kehormatan yang didapatkan oleh orang yang paling kecil / tidak penting dan rendah oleh iman kepada Anak Allah.



Jadi intinya adalah orang-orang yang menang akan sangat dihargai dan dihormati dalam surga. Ini penting untuk diperhatikan! Mungkin di dunia ini saudara bukanlah orang yang dianggap sebagai orang penting, saudara tidak mempunyai pengaruh apa-apa, atau saudara miskin dan bodoh, tidak berkedudukan, tetapi kalau saudara betul-betul adalah orang yang percaya, maka nanti saudara akan menjadi orang yang terhormat di surga. Bandingkan dengan cerita tentang Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31). Pada saat di dalam dunia, maka orang kaya itu yang terhormat, dan Lazarus sangat miskin dan hina. Tetapi dalam kekekalan, keadaan menjadi terbalik! Untuk apa menjadi orang terkenal dan terhormat di dunia tetapi hina dalam pandangan Tuhan bahkan tidak dikenal oleh Tuhan.


Mat 7:22-23 – (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"


Tetapi berbahagialah kita yang dikenal olehnya karena iman kita dan dihargai oleh-Nya karena pelayanan kita.

Yoh 12:26 - Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.


Kiranya ini mendorong kita untuk tetap setia dalam iman dan pelayanan kita kepada Tuhan karena suatu hari nanti kita akan dihormati dan dihargai dalam kerajaan-Nya.
- AMIN -

No comments:

Post a Comment