Pages

15 June 2013

Hal-Hal yang Tidak Dapat Digoncangkan


Oleh : Dr. Douglas F Kelly

Poinnya adalah ini :untuk berdiri bersama Injil Kristus dalam masa-masa yang sukar (apakah dalam penganiayaan atau hal-hal sukar lainnya)telah dijaminkan kemenangan......

Credit : telegraph.co.uk-London 2012

Keseluruhan  epistel atau surat kepada orang-orang Ibrani berupaya memberikan semangat kepada orang-orang percaya yang  sudah letih dan  mengalami penderitaan untuk tetap memandang pada Kristus supaya tidak kehilangan semangat dan meninggalkan pertarungan yang baik. Providensia atau pemeliharaan  yang baik dari Tuhan telah  menetapkan bahwa kita semua harus melalui banyak ujian-ujian—beberapa diantaranya sangat menyakitkan. Kitab Ibrani mengatakan bahwa hanya jika kita mau bertahan hingga kesudahan,  kita akan membuatnya berhasil, tidak peduli betapa luar biasanya wakil kesulitan duniawi itu menekan kita dalam cengkraman besinya.


Itu adalah problem  orang-orang percaya  Ibrani  yang secara khusus menjadi ulasan pokok surat ini. Surat ini telah dituliskan sebelum kejatuhan Yerusalem pada  tahun 70 Masehi. Beberapa jemaat  gereja secara keras  telah digoda untuk menanggalkan imannya,  karena  Judaisme  kala itu masih memiliki  kuasa untuk menganiaya mereka dalam ragam cara. Pastinya terlihat sebuah hal yang mudah untuk menyelinap kembali kedalam ritual-ritual  agama yang impresif di bait  Allah yang masih berdiri, dan karena itu mereka melakukannya untuk  menghindari sikap-sikap  kasar terhadap ritual-ritual tersebut karena mengikut Yesus.  Lebih jauh lagi, pasti sangat menggoda untuk bergabung kembali kedalam sebuah sistem agama, pada saat itu, cenderung menekankan partisipasi dan keselarasan eksternal/lahiriah, bukannya menjalani   jalan salib yang tidak gampang , yang mensyaratkan penyaliban manusia batiniah, kebanggaan hidup diri sendiri. Apakah hal ini sebuah  ongkos yang  sungguh-sungguh pantas? Pertanyaannya berangkali bagi kita semua,  khususnya ketika kita sedang  melalui masa-masa sukar dalam kehidupan kita.

Bagaimana dapat kita orang yang  rentan,  meskipun kita adalah orang-orang percaya sebenarnya,membuat  hal ini tujuan yang sukses ketika setiap hal sekeliling kita kelihatannya  menjadi salah ( atau, setidaknya, kita merasakannya demikian)? Bagaimana kita terus bergerak ketika begitu banyak suara berteriak masuk kedalam  telinga kita, “Menyerahlah, peperangan ini terlampau kuat bagimu. Mengapa    membuat sulit pada dirimu sendiri? Bagaimana kamu dapat menjadi pasti bahwa semuanya ini memang benar adanya?”




The aftermath of a Christmas Day car bomb attack at
a church just outside of Nigeria’s capital, Abuja.
beginningandend.co
Kitab Ibrani memiliki  jawabannnya—penebusan ilahi bagi  orang-orang percaya yang letih, terluka. Ibrani 12:2  menginstruksikan kita mengenai “mata yang tertuju kepada Yesus.” Disini, dalam Ibrani 12:26-28, kita telah diberikan  senjata perkasa yang sama ( dengan hanya sedikit perbedaan sudut pandang): Camkanlah pertama-tama dalam benakmu  ahir  sejarahmu dan sejarah dunia. Anda,dan setiap hal lainya, akan berahir di suatu tempat. Pandanglah dengan iman kemana  anda akan pergi, dan anda akan diberikan kekuatan dari Tuhan untuk mencapai tempat tersebut, menghadapi berbagai keganjilan yang bagaimanapun.



Penulis surat Ibrani membawa kita kembali ke Hagai 2:6-7, yang memprediksikan guncangan yang  luar biasa pada bangsa-bangsa untuk membuat ruang untuk sesuatu  yang lebih baik dan permanen. Orang-orang  Kristen perdana hidup dalam sebuah masa ketika segala sesuatu di sekeliling mereka sedang diguncangkan. Saya menduga seorang penafsir Puritan,John Owen  telah benar dengan merujukan  guncangan ini secara khusus sebagai  guncangan dari gereja Judaistik/Negara sebagai akibat karya Kristus yang telah lengkap pada abad pertama ( John Owen,  Hebrews, Vol7,363-369).



Kejadian ini mungkin belum lama setelah  epistel  ini selesai dituliskan,  dimana  Roma telah menghancurkan Yerusalem, sehingga sebuah sistem  kuno  yang melawan  inkarnasi Kristus   telah terbawa  untuk membuat jalan bagi kerajaan anugerah yang kekal. Prinsip “mengguncangkan hal-hal yang dapat diguncangkan  supaya ada tempat bagi yang  tidak dapat diguncangkan” tidak berhenti  bekerja pada tahun 70 Masehi. Apakah prinsip ini tidak bekerja ketika Roma sendiri jatuh pada abad ke lima? Apakah prinsip ini tidak berhenti ketika kekuatan  politik  Roma Katolik pada derajat  tertentu dianggap  telah putus melalui  kebangunan rohani yang menghasilkan Reformasi Protestan pada adad ke enam belas? Ketika Roma telah  diguncangkan, gereja Kristen memiliki ruang  untuk menyebarkan Injil ke seluruh Eropa, jadi mendirikan sesuatu yang “tidak dapat diguncangkan.” Ketika kekuatan politik Roma Katolik  dalam  banyak hal telah diguncangkan, Reformasi dengan pengajaran keselamatan oleh anugerah Tuhan, hanya melalui iman,  telah memiliki ruang untuk menyebar di sepanjang  barat laut Eropa; mulai saat itu pengajaran ini meluas masuk ke dunia baru Amerika, dan  selanjutnya masuk  ke setiap benua di dunia ( dalam derajat yang beragam-ragam).



Poinnya adalah ini :untuk berdiri bersama Injil Kristus dalam masa-masa yang sukar (apakah dalam penganiayaan atau hal-hal sukar lainnya)telah dijaminkan kemenangan mengatasi kekuatan-kekuatan politik, militer, dan budaya yang paling impresif. Kekuatan-kekuatan semacam ini (dan ada banyak pasukan kekuatan-kekuatan semacam ini dengan wajah-wajah yang berbeda di setiap generasi) diberikan  kemampuan yang sementara untuk memburu umat Tuhan—kadang-kadang berujung pada kematian. Tetapi  waktu dan kekuatan mereka dibatasi oleh Tuhan.



Sebagai bagian dari  proses misterius yang membentuk umat Tuhan kedalam citra  Kristus, Tuhan membiarkan kekuatan-kekuatan   jahat menguji dan melukai mereka hingga pada batasan  tertentu secara ilahi ( lihat  Roma 8:28-39). Kemudian kekuatan-kekuatan jahat akan dihancurkan untuk menciptakan ruang untuk  gereja yang sangat mereka benci dan aniaya, sehingga Injil yang  menyelamatkan dapat tersebar bahkan secara lebih luas, sehingga   menegakan kerajaan itu, yang tidak pernah dapat diguncangkan, terhadap serpihan yang   berdosa, kekuatan-kekuatan yang  sementara harus diguncangkan pada waktunya.


(28) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (29) Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (30) Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Ibrani 12 memperlihatkan kepada kita bahwa hal ini dapat menjadi berbeda. Mereka yang memandangnya dalam kepatuhan  iman kepada Mediator  perjanjian yang baru dalam saat-saat yang sulit dan bagus, dan mereka  yang  mengambil salib bagi diri mereka sendiri  untuk dapat  mengikut Kristus, mereka telah menyerahkan apa yang mereka tidak  dapat jaga dengan baik  untuk memperoleh apa yang   tidak dapat  hilang dari diri mereka  (mengucapkan kembali pernyataan Philip Henry). Semoga Tuhan memberikan kita anugerah untuk   berada dalam bilangan mereka!




Things That Cannot Be Shaken,  Tabletalk--Ligonier Ministries and R.C Sproul |diterjemahkan/diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment