Pages

05 October 2012

KEKUDUSAN TUHAN (4) : “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah”


UB David
Markus 2:7-...
"Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"(8) Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
Kekudusan Yesus Kristus
Janji-janji kedatangan Mesias dalam Perjanjian Lama menjadi semakin spesifik, hingga janji-janji itu menjadi terbukti bahwa Mesias tidak hanya manusia tetapi juga Tuhan (lihat Yesaya 9:6-7; Mika 5:2). Dengan demikian, Dia  haruslah yang  kudus. Dan demikianlah, ketika  malaikat memberitahukan kepada Maria mengenai anak yang akan dilahirkan secara ajaib dari dirinya, seorang perawan, malaikat itu berkata,” "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Lukas 1:35)

Sepanjang hidup dan pelayanan Yesus Kristus di bumi, semakin jelas bahwa Yesus bukanlah manusia pada umumnya;  jelas sekali, Dia lebih dari sekedar nabi dan lebih dari sekedar manusia biasa. Yesus adalah Anak Allah. Bahkan setan-setan mengakui dia sebagai  yang kudus dari Tuhan” (Markus 1:24; Lukas 4:34). Hal-hal yang Yesus ucapkan dan lakukan menandai Dia sebagai  Orang yang  menegakan kepala dan  pundaknya diatas manusia-manusia biasa lainya. Petrus adalah seorang nelayan profesional, namun ketika dia mematuhi instruksi-instruksi Yesus, hasilnya menakjubkan. Respon  Petrus  tepat :

Lukas 5:8
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."


Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya :




Ketika Yesus  menyembuhkan seseorang bisu  yang kerasukan setan,  orang banyak terperangah, berkata,

Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel." (Matius 9:33)

Ketika Yesus mengatakan kepada orang lumpuh bahwa dosanya telah diampuni dan kemudian menyembuhkannya, orang tidak dapat mengelak an implikasi-implikasinya :
Markus 2:5-12
(5) Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” (6) Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: (7) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"(8) Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? (9) Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? (10) Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"* --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: (11) "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" (12) Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

Ketika orang buta sejak lahir disembuhkan oleh Yesus, ahli taurat dan orang –orang farisi sangat enggan untuk mengakui mujizat semacam itu telah terjadi.   Orang buta dapat “melihat” implikasi-implikasi dari apa yang telah terjadi, dan dia menekankannya pada para penanyanya:

Yohanes 9:30-33
(30) Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. (31) Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. (32) Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. (33)Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."

Berbagai mujizat dan tanda yang terjadi selama pelayanan Yesus di dunia menunjukan pada kekudusan-Nya, sebagaimana juga halnya dengan berbagai peristiwa di sekitar kematian-Nya. Kegelapan supernatural selama 3 jam dan   robeknya tirai didalam bait suci  hingga terbelah dua (Lukas 23:44-45), menyertai faktor-faktor lainnya, mengakibatkan    orang banyak pergi dalam keadaan  terguncang oleh apa yang telah mereka lihat dan  dengar (Lukas 23:46-48). Salah satu penjahat yang disalibkan disamping  Yesus memberikan kesaksian tentang ketidakbersalahan Yesus didalam saat-saat akhir hidupnya dan meminta Yesus untuk mengingat dia ketia Dia masuk kedalam kerajaan-Nya ( Lukas 23-36-43). Salah satu tentara di kaki salib juga memberikan kesaksian mengenai keunikan (akankah kita katakan “kekudusan”?) Yesus :

Lukas 23:47
Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

Matius 27:50-54
(50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. (51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. (54) Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."
Kata-kata yang diucapkan  dengan cemooh oleh orang banyak ketika  Yesus tergantung di kayu salib memiliki dampak yang lebih besar setelah kebangkitan-Nya :

Matius 27:42-43
(42) "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. (43) Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."
Pada Alkitab versi ESV  dikatakan seperti ini :

39 And those who passed by derided him, wagging their heads 40 and saying, “You who would destroy the temple and rebuild it in three days, save yourself! If you are the Son of God, come down from the cross.” 41 So also the chief priests, with the scribes and elders, mocked him, saying, 42 “He saved others; he cannot save himself. He is the King of Israel; let him come down now from the cross, and we will believe in him. 43 He trusts in God; let God deliver him now, if he desires him. For he said, ‘I am the Son of God.’” 44 And the robbers who were crucified with him also reviled him in the same way.
Pada versi bahasa Inggris ada kata “sekarang” [now], saya terpesona dengan kata ini. Mereka menantang Yesus untuk turun dari salib sekarang juga, sehingga dapat meluputkan diri dari kematian. Jika Yesus dapat melakukannya, kata mereka, maka mereka akan percaya  kepada Yesus. Betapa jauh lebih mengagumkan lagi Dia  bangkit dari kematian! Manakah yang  merupakan tindakan yang lebih hebat,  turun dari salib, atau bangkit dari kubur?  Yesus  telah  melakukan hal yang lebih hebat, dan beberapa menjadi percaya :
Implikasi-implikasi kebangkitan secara empatik diungkapkan oleh para rasul sebagaimana tercatat didalam Kisah Para Rasul, baik diungkapkan oleh Petrus atau Paulus :

Kisah Para Rasul 2:23-27
(23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. (24) Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. (25) Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah (26) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, (27) sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
Kisah Para Rasul 13:32-35
(32) Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, (33) telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. (34) Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. (35) Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.

Petrus dan  Paulus tidak  hanya memproklamasikan kebangkitan Yesus dari kematian sebagai penggenapan nubuat Mazmur 16:10, mereka juga memproklamasikan Dia menjadi “Yang Kudus” dari Tuhan, Dia yang tidak Tuhan biarkan  mengalami  kebinasaan karena Dia kudus. Kebangkitan Yesus dari kematian tidak hanya membenarkan klaim Yesus menjadi Mesias Israel, kebangkitan-Nya mendemonstrasikan  Dia menjadi  yang kudus” dari Tuhan sebagaimana yang dijanjikan. Kebangkitan adalah meterai pengesahan kemuliaan Yesus Kristus.

Kerap kali kita mendapatkan diri kita  memikirkan tentang Yesus  pada saat  Dia  berjalan di bumi ini selama 3 tahun pelayanannya di hadapan umum. Dalam kebenaran, kebangkitan-Nya dari kematian mengubah Dia sehingga Dia tidak lagi memiliki  tubuh  duniawinya tetapi kini Dia dimuliakan dengan  tubuh-Nya yang telah diubahkan. Kemuliaan dan kekudusan-Nya  tidak lagi diselubungi, sehingga penggambaran Yesus di Kitab Wahyu adalah penggambaran Yesus sebagaimana Dia saat ini dan selamanya akan seperti itu. Yohanes yang  pernah berjalan dengan Yesus dan bahkan  bersandar  pada Yesus (Yohanes 13:23  Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.) sekarang jatuh tersungkur di hadapan-Nya seperti orang  mati,  tenggelam  didalam kekudusan dan kemuliaan-Nya :

Wahyu 1:12-19
(12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. (13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. (14) Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. (15) Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. (16) Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.(17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. (19) Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
Bersambung : Bagian 5

The Holiness of God
Study By: Bob Deffinbaugh | diterjemahkan oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment