Pages

01 July 2012

Pengadilan Tuduh Kong Hee Lakukan Penipuan 19 Juta Dolar

Pastor Kong Hee (white shirt) allegedly used church money to
fund the singing career of his wife (L) (AFP, Roslan Rahman)
Pendiri salah satu  gereja terkaya di Singapura dituntut di pengadilan pada  Rabu (27/6) lalu dengan tuduhan  melakukan pemindahan dana secara diam-diam  yang jumlahnya mendekati 19 juta dolar  dari uang jemaat untuk mendukung karir musik isterinya.

Berita Terkait :Penjelasan COC Terhadap Skandal Kejahatan Keuangan Yang Menjerat Pastor Kong Hee

Pastor Kong Hee, 47, menghadapi tiga tuntutan “kejahatan  yaitu berupa pelanggaran  wewenang  yang diterimanya  sebagai fidusiari (penerima wewenang) “ terkait penyalahgunaan dana-dana gereja CHC, salah satu gereja terbesar di Singapura dengan anggota yang mencapai 30.000.


Kong telah didakwa “melakukan penyalahgunaan wewenang penggunaan uang gereja secara ilegal dengan menyalurkannya untuk penggunaan yang tidak diotorisasi padanya” yang bersumber dari dana pembangunan gereja selama beberapa tahun untuk mendukung karir musik isterinya Ho Yeow Sun, yang berupaya untuk menjadi seorang bintang musik di Amerika Serikat.

Gereja yang memiliki afiliasi-afiliasi di Negara-negara tetangga  Malaysia dan Negara-negara lainya, dikenal dengan ibadah-ibadahnya yang meniru konser-konser musik pop.

Isteri pastor yang sekarang  memasuki usia awal 40 an ini, berharap menjadi bintang internasional akan dapat membantu penyebaran pesan-pesan gereja, menurut sejumlah laporan media Singapura sebelumnya.

Empat eksekutif gereja lainnya telah didakwa pada Rabu lalu sebelum sebuah pengadilan distrik memberikan bantuan kepada Kong dan menghadapi dakwaan-dakwaan lainnya  untuk tuduhan  penyalahgunaan wewenang penggunaan uang gereha secara ilegal dengan menyalurkan/memakai jutaan dolar dari dana-dana gereja untuk penggunaan yang tidak diotorisasi.

Kong dan empat lainnya telah ditahan pada Selasa lalu oleh Commercial Affairs Department, sebuah unit  polisi yang dibentuk untuk memerangi kejahatan kuangan, dan terancam hukuman seumur hidup serta juga denda bila terbukti.

Mereka telah dicopot dari posisi  mereka masing-masing di gereja dan  telah dibebaskan dengan jaminan 500.000 dolar untuk setiap  orang, dan paspor mereka disita  oleh negara.

Pada selasa, para petugas berwenang negara mengawasi dana-dana derma yang diperkirakan   membuat Kong terlibat penyalahgunaan 23 juta dolar Singapura (18 juta dolar AS) dana gereja tetapi dalam lembar dakwaan yang diajukan pada Rabu, total uang yang diselewengkan oleh Kong melonjak menjadi 24 juta dolar Singapura, sebagaimana diberitakan AFP

Menurut dokumen-dokumen pengadilan, dana-dana gereja telah disalurkan melalui “ investasi-investasi bond palsu” pada dua perusahaan, yang pada kenyataannya adalah “transaksi-transaksi palsu”.

“Transaksi-transaksi itu dilakukan oleh para tertuduh  dengan tujuan untuk menutupi penyimpangan Dana Pembangunan Gereja untuk mendanai karir musik Sun Ho…serta juga sejumlah tujuan lainnya yang tidak diotorisasi,” ungkap dokumen tersebut.

City Harvest tercatat di negara/pemerintah Singapura sebagai sebuah  badan derma. Penahanan ini dilakukan setelah polisi melakukan investigasi selama dua tahun.

Kong hadir di ruang pengadilan yang dipernuhi pandukungnya serta juga media setempat, berdiri dengan ekspresi mencekam ketika dakwaan-dakwaan dibacakan terhadap diri pastor Kong.

Seusai sidang, Kong  melangkah  keluar sambil menggandeng tangan isterinya, menolak untuk berbicara kepada media dan jemaatnya  membukakan jalannya dan menghalau para jurnalis dan  berupaya mencegah para fotografer mengambil gambar-gambarnya.

Pasangan ini telah menjadi selebriti kecil di Singapura setelah peresmian gereja, dengan nilai aset bersih  berdasarkan laporan resmi mencapai 103 juta dolar Singapura pada 2009.

Pihak-pihak berwenang pemerintah Singapura berhasil membongkar bahwa para  pemimpin badan amal didapati terlibat dalam berbagai penyimpangan.

Pada 2009, seorang pendeta Buddha terkenal telah dipenjara selama 6 bulan karena penyalahgunaan dana-dana rumah sakit dan membohongi  otoritas-otoritas  negara Singapura.


Mantan Jemaat City Harvest Church Ungkapan Tekanan Untuk Mendonasi “Sebanyak yang Kita Bisa”

City Harvest Church (CHC) bermula sebagai sebuah kelompok studi  Alkitab yang  sederhana beranggotakan 20 orang pada dua dekade lampau.

Dikelola oleh muka baru seorang lulusan National University of Singapore bernama Kong Hee pada 1989, gereja ini bertumbuh dengan cepat, mengubahkan banyak orang muda dan individu-individu yang  bersemangat  kepada iman Kristen,  sebagaimana dilaporkan Yahoo!News

Puncaknya terjadi pada 2009, kelompok religius ini, yang kemudian didaftarkan sebagai sebuah badan amal, terhitung memiliki 33.000 pengikut.

Banyak diantara mereka mampu mengguncangkan hal-hal di Singapore Expo dimana ibadah-ibadah dilangsungkan, berulang-ulang  Kong Hee  meneriakan “Halleluyah!” Kong adalah seorang tokoh utama gerakan kharismatik di Singapura.

Dalam wawancara-wawancara dengan Yahoo!Singapura jemaat dan mantan jemaat mengisahkan kembali pengalaman-pengalaman  mereka bersama dengan CHC, yang kini sedang dalam sorotan setelah Kong dan empat anggota utama pelayanan tersebut dikenakan tuntutan hukum penyalahgunaan dana-dana gereja untuk membiayai karir isterinya seorang bintang pop.

“Saya pikir salah satu  dari banyak faktor yang menarik orang ke gereja kami adalah bagaimana pelayanan-pelayanan diselenggarakan,” tutur Michelle Weers anggota jemaat CHC berusia 22 tahun. “Pujian dan penyembahanya dinamis, injil dikhotbahkan secara kreatif.”

Disamping mengadakan ibadah mingguan dalam bahasa Inggris, Mandarin dan berbagai dialek lainnya, CHC CHC juga melayani  warga Indonesia, warga Filipina, anak-anak dan mereka yang mengalami keterbelakangan  intelektual.

Sekitar 46% jemaat berusia dibawah 25 tahun, berdasarkan statistik-statistik yang disediakan oleh gereja pada 2010. Dengan usia rata-rata 24 tahun, mayoritas  pengunjung gereja ini diyakini para profesional muda berusia 25 hingga 35.

Hampir semuanya,  jika tidak semuanya, para pengikut CHC juga sangat tertarik kepada pendiri gereja kharismatik ini, seorang pria yang mereka katakan sebagai “bertalenta” dan “menginspirasi” dan yang selalu “mengeluarkan kehidupan dari apa yang dia khotbahkan”.

“Dia seperti bapak rohani  kami,” ujar James Yeo,  anggota aktif CHC selama lebih dari delapan tahun. “ Dan sebagai  pastor senior kami, dia benar-benar melakukan apa yang dia khotbahkan, dan bertindak sebagai teladan bagi kita semua.”

Disuarakan oleh seorang eksekutif berusia 28 tahun yang dikenal sebagai nona Ong, “ Saya percaya bahwa doktrin-doktrin dan khotbah dari pastor KH yang membuat banyak orang terus datang dan anggotanya bertahan sekalipun berbagai guncangan melanda sepanjang tahun-tahun.

“Injil Kemakmuran” CHC

Dana-dana gereja bertumbuh seiring meningkatnya keanggotaan. Aset-aset bersih  ditaksir mencapai 103 juta dolar.

Anggota-anggota yang mendengarkan Kong, usia 47, akan membuka dompet mereka  dengan lebar untuk  diberikan kepada gereja.

Pastor ini kerap menggkhotbahkan apa yang dikenal sebagai “Injil kemakmuran”-orang  menuai apa yang ditabur,  menerima kembali atau menuai  hingga 100 kali lipat.

Dalam sebuah video salah satu dari khotbah-khotbahnya yang dimuat di Youtube pada tahun 2008, Kong menekankan bahwa proklamasi iman seseorang “harus ditopang dengan pemberian kita” dan, jika tidak dilakukan, pastilah tidak menghasilkan apa-apa.

Saksikan video berikut ini :
 

Apa yang kita berikan setiap minggu adalah ukuran nilai yang anda tempatkan pada Tuhan dan juru selamatmu Yesus Kristus,” ujarnya kepada jemaat. “Kita dapat mengangkat  kedua tangan kita kepada Tuhan untuk menyembah Tuhan, tetapi apabila persepuluhan masih berada didalam dompet-dompet kita, lantas  persepuluhan itu tidak dibayarkan. Maka pujian-pujian kita hampa. Kata-kata kita tidak bermakna. Karena tidak ada nilai untuk menopangnya.”

Laman donasi online CHC, yang memungkinkan para jemaat dan masyarakat yang ingin memberikan persembahan melalui eNets dan kartu kredit, juga menyatakan bahwa  gereja meyakini pemberian seseorang adalah “ sebuah bentuk penyembahan kepada Tuhan”.

Namun tidak semua yang memercayai pengajaran ini, yang secara perlahan berubah menjadi sasaran banyak kritik. Beberapa anggota CHC ahirnya keluar  sebagai jemaat.

“Saya telah bergabung dengan gereja ini  pada mulanya karena dia (Kong)  berkhotbah dengan baik dan tahu bagaimana untuk menciptakan sebuah  program yang menarik minat anak-anak muda,” ujar Terence Lee, 26 tahun, yang pernah menjadi jemaat gereja ini selama tujuh tahun hingga 2010.

Menyebutkan “lemahnya transparansi” dalam menjalankan gereja sebagai alasannya untuk keluar dari CHC, Terence yang berprofesi sebagai asisten editor ini bercerita bahwa  ia tidak lagi dapat menyetujui dengan doktrin gereja, yang ia rasakan sekarang ini berdasarkan pada “interpretasi Alkitab yang lemah bercampur dengan  gayanya sebagai guru spiritual Alkitab”.

Seorang mantan pemimpin kelompek sel , yang menolak untuk disebutkan namanya, juga membenarkanya “ ada tekanan yang jelas-jelas dilakukan untuk memberikan  uang kepada gereja”,  khususnya kepada anggota-anggota gereja yang lebih muda.

Mereka yang secara konsisten memberikan lebih banyak akan diapresiasi; mereka yang tidak memberi terlalu banyak akan “ diberi dorongan yang lebih  kuat” setiap minggu untuk memberikan “sebanyak yang anda bisa”, jelasnya kepada Yahoo! Singapura. “Kita selalu dikatakan bahwa Tuhan akan memperkaya mereka yang memberikan uang dalam jumlah yang lebih besar.”

Seorang Marketing Executive, Mary Lim juga merasakan tekanan itu. Mary yang berusia 29 tahun ini pada ahirnya memilih untuk keluar dari organisasi keagamaan ini tiga tahun lalu ketika ia menjadi tertekan karena ia tidak dapat memberikan  cukup banyak.

Ketika kita mendaftar, mereka akan memberikan kepada kita formulir-formulir, formulir-formulir GIRO, mendorong kita untuk mendonasi kepada CHC melalui GIRO untuk memastikan persepuluhan kita diberikan secara teratur,” kenangnya.

Temanya yang masih menjadi anggota CHC masih mendonasi melalui GIRO, tambahnya. Tiga anggota CHC lainnu mengkonfirmasi hal ini.

Dukungan Berlanjut

Selama bertahun-tahun, CHC  telah  dirundung oleh kontroversi-kontroversi bagaimana CHC menggunakan dana-dana anggotanya.

Sembilan tahun setelah gedung gereja utama—2.300 tempat duduk—selesai dibangun di Jurong Barat, CHC telah mengumumkan pada awal 2010 rencana-rencana besarnya untuk membangun auditorium dua lantai dengan 12.000 tempat duduk di Suntec Singapura untuk ibadah-ibadah dengan   anggaran luar biasa besar 310 juta dolar.

Pertanyaan-pertanyaan  atas ambisi-ambisi besar mulai mengemuka di masyarakat dan media massa. Salah satunya, haruskah organisasi-organisasi keagamaan, didaftarkan sebagai badan-badan amal, diperbolehkan untuk melakukan investasi menggunakan apa yang pada intinya merupakan-dana dari donatur?

Pada Maret 2010, Commisioner of Charities (COC) dan Commercial Affairs Department melakukan pemeriksaan di CHC setelah menerima keluhan-keluhan  yang berisikan tuduhan-tuduhan penyalahgunaan dana-dana gereja.

Meski kemudian,  gereja besar ini mengupayakan untuk mengamankan dana sebesar  22,9 juta pada November dengan jaminan-jaminan bahwa dana ini ditujukan untuk dana pembangunan yang akan dibayarkan untuk pembangunan gereja dengan nilai investasi 310 juta dolar di Suntec Singapura, sebagaimana dilaporkan Strait Times pada 2011.

Ini mengakibatkan melorotnya jumlah jemaat ditengah-tengah  pemeriksaan polisi  terkait kemungkinan penyalahgunaan dana-dana.

Jumlah jemaat secara perlahan berkurang  ke sekitar 23.000, turun dari sebelumnya 33.000  setahun sebelumnya.

Sebuah investigasi yang  telah berlangsung dua tahun berahir pada Rabu kemarin dengan penangkapan Kong dan anggota-anggota Senior CHC lainya dengan tuduhan penyalahgunaan dana yang jumlahnya berkisar 24 juta dolar dari dana pembangun gedung CHC untuk penggunaan yang tidak diotorisasi, adalah salah satu tuduhan yang dikenakan.

Sekalipun tidak ditahan mereka tidak bolehkan  dulu menjalankan fungsi-fungsi sebelumnya dalam CHC, banyak anggota CHC  mengatakan kepada Yahoo!Singapura  akan tetap memberikan dukungan penuh kepada gereja dan pastor mereka.

“Gereja telah mengkhotbahkan tentang kemakmuran, tetapi itu hanyalah salah satu aspek dari Injil,” ujar Weers, yang telah menjadi  jemaat CHC selama 6 tahun. “Pengajaran-pengajaran disampaikan  dengan injil sepenuhnya.”

Seorang siswa program undergraduate  di Singapore Institute of Management juga mengungkapkan bahwa “testimoni-testimoni  yang disampaikan tidak selalu pada berkat-berkat finansial,” bertolak belakang dengan  apa yang banyak dituduhkan orang.

Ibu Lim, 50 tahun seorang ibu rumah tangga, seorang lainnya yang memberikan kisahnya pada sentimen yang sama dan  percaya sepenuh hati “ Tabur dan Tuai berasal dari Prinsip Tuhan”.

Benih apapun yang kita taburkan, kita akan menikmati tuaian yang sejenis—jika kita menabur kasih, kita akan menuai kasih; ketika kita menabur uang, kita akan diberkati secara keuangan,” ujarnya.

“Tetapi ini lebih dari itu,” Lim segera menambahkannya.” Pastor Kong telah berkhotbah tentang kasih, pengorbanan dan banyak area, ini bukan hanya tentang uang.”

Tetapi seorang  yang telah menjadi jemaat selama dua tahun, yang menyumbang sekitar  500 dolar bagi CHC setiap bulan, berkisah bahwa ia memahami darimana penyimpangan-penyimpangan itu datang, khususnya karena “uang adalah soal yang sensitif”.

Tetapi posisi saya adalah orang memberi karena mereka ingin memberikan kepada Tuhan. Dan kami tahu bahwa gereja akan melakukan pekerjaan-pekerjaan baik dari apapun yang kita berikan.”

Sementara beberapa jemaat seperti Lim mengakui “kesalahan Pastor Kong sudah  terbukti”, banyak  yang tetap menilai bahwa para pemimpin mereka tidak bersalah dan menunjukan integeritas mereka secara meyakinkan.

Ini diungkapkan kelompok lainnya, James Yeo, “Saya percaya  bahwa tidak ada satu pribadipun yang diuntungkan dari kasus ini, tidak seorangpun mengantungi uang apapun, dan tidak ada  yang mengambil uang dengan cara menyalahgunakan wewenang dalam bentuk apapun.”

Merujuk kepada proyek kontroversial  yang menjadi  jantung  penyelidikan,  James yang berusia 21 tahun ini menambahkan, “Crossover bukan sebuah proyek yang dikerjakan  lima orang, ini adalah proyek seluruh gereja. Anggota-anggota memberikan  atas kemauannya dan dengan dukungan penuh kepada apa yang dilakukan oleh Sun (isteri Kong)”.

AFP| Yahoo!News | Martin Simamora



No comments:

Post a Comment