Pages

27 June 2020

Seruan Nabi Terakhir Perjanjian Lama: Dia Penyelamatmu


Lihatlah Anak Domba Allah, Yang Menghapus Dosa Dunia: Adakah Yang Mau Memandangnya & Menerimanya?
Oleh: Blogger Martin Simamora


Seruan nabi terakhir perjanjian lama yang sekaligus satu-satunya nabi terakhir yang menubuatkan momen-momen terdekat tampilnya mesias dalam sebuah garis waktu penggenapan nubuat nabi-nabi mengenai  mesias yang harus menderita, merupakan teriakan yang menyalakan sebuah terang yang menelanjangi natur manusia  yaitu ketidakberdayaan manusia untuk menanggulangi dosa sebagaimana Allah menghendaki, sekaligus menunjukan kerusakan total manusia yang mendefinisikan bahwa keselamatan manusia berkait erat dengan penyelesaian problem yaitu konsekuensi dosa yang tak dapat dan tak mungkin diatasi tuntas oleh manusia. Teriak seru nabi terakhir perjanjian lama- Yohanes Pembaptis : lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29), oleh karena itu, tidak dapat semata dipandang sebagai sebuah proses penggenapan firman Allah yang telah disampaikan oleh para nabi, tetapi juga adalah penyingkapan divinitas bahwa tak satupun manusia dapat menyelamatkan dirinya sendiri olehnya sendiri. Kita harus tahu bahwa kepada bangsa Yahudi sendiri, rasul Petrus dan rasul Yohanes setelah Pentakosta menunjukan bahwa ini adalah sentral pemberitaan injil:

Kisah Para Rasul 3:13-14 Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu.


Ketika manusia dalam perbudakan dosa diperhadapkan pada pilihan antara yang baik dan jahat maka kuasa dosa yang menipu telah menuntun manusia kepada pilihan maut sehingga hasilnya adalah manusia menolak Yang Kudus dan Benar dan memilih seorang pembunuh sebagai hadiah. Kerusakan total manusia menunjukan satu hal definitif bahwa ketakberdayaan manusia terhadap kuasa dosa bukan saja membuat manusia membuat pilihan dalam perbudakan maut, tetapi membuat manusia memang tidak tahu dan tidak mungkin mengenal kebenaran sementara masih berada dalam perbudakan maut. Mari perhatikan ini:

Kisah Para Rasul 3:15 Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.

Kisah Para Rasul 3:17 Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu.

Natur manusia yang demikian, karenanya, bukan sebuah doktrin kosepsional tetapi keadaan manusia yang otentik yang dinyatakan keluar oleh Allah melalui kehadiran mesias, andaikata mesias tak pernah ada maka kondisi kerusakan total memang hanya berupa konsepsional yang filosofis. Hanya karena Kristus datang saja maka manusia ditunjukan secara vulgar betapa rusaknya manusia untuk dapat memilih Yang Benar dan Yang Kudus:

Kisah Para Rasul 3:18 Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita.

Mengapa mesias harus menderita? Jawabannya karena dosa yang memperbudak manusia hanya melahirkan penolakan terhadap Yang Kudus dan Yang Benar dari Allah yang mendatangkan kemurkaan yang tak mungkin diredam oleh manusia. Siapakah yang mau memandang dan menerimanya sebagai penghapus dosa hanyalah mereka yang mengakui bahwa diri mereka tak berdaya sama sekali dan membutuhkan dalam pengakuan dan penerimaan perbuatan penyelamatan Allah dalam dan melalui Yesus Sang Kristus.

Kedatangan nabi terakhir perjanjian perjanjian lama merupakan salah satu titik penting datangnya keselamatan dari Allah tersebut-keselamatan yang tak mungkin dipilih oleh manusia selain menerima ketika berjumpa dalam pemberian (Anugerah) Allah- yang dicatat secara istimewa oleh nabi Yesaya:

Yesaya 40:3 Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!

Kita sebetulnya dapat melihat kitab Yesaya ini menjadi sangat istimewa dalam menyorot ketakberdayaan manusia untuk memiliki dan mempertahankan keselamatannya sampai kesudahan adalah hal yang jauh api dari panggang untuk dicapai dari manusia, mari perhatikan ini:

Yesaya 1:2-3 Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."

Situasi kerusakan total manusia untuk dapat memilih kehendak Dia Yang Kudus dan Yang Benar seperti yang ditunjukan nabi Yesaya, juga ditunjukan oleh rasul Yohanes dalam injilnya:

Yohanes 1:10-11 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

Sang Kristus pun menyinggung realita purba yang berlangsung hingga segala zaman , perhatikan pernyataan sang Mesias ini:

Yohanes 3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

Ketika Allah menyatakan kehendaknya dan menuntut ketaatan, karena itulah, tak akan berlangsung dalam keabadian, dan dalam situasi manusia yang demikian sekalipun, Kitab Yesaya tetap menunjukan bagaimana Allah adalah setia bahkan dalam mendisiplinkan bahkan dalam menghukum:

Yesaya 1:5-6 Di mana kamu mau dipukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.

Yesaya 1:9-10 Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora.Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!

Apa yang harus menjadi perhatian tertinggi kita adalah, bahwa manusia dalam natur perbudakan dosa dan menolak Dia Yang Benar dan Yang Kudus maka sekalipun memiliki kitab kebenaran  dari-Nya dan melakukan ibadah yang diatur dalam ketentuan hukum-Nya, tidak akan mendatangkan pendamaian:

Yesaya 1:11  "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.

Ekspresi linguistik yang jitu “untuk apa itu” dan “Aku sudah jemu” adalah simbol yang berupaya keras sejitunya untuk menyampaikan keagungan kemurkaan kekudusan-Nya yang begitu jijik memandang kebusukan dosa yang sampai ke hadirat Allah!

Ketakberdayaan total manusia, dengan demikian bukan soal bahwa manusia tak mungkin untuk berbuat baik dan membangun moralitas yang kian bernilai dan mulia dalam peradaban dan keagungan umat manusia. Bukan..bukan itu, karena manusia mampu membedakan kejahatan dari kebaikan, jika tidak maka kita saat ini akan hidup dalam situasi yang demikian barbarik. Itu sebabnya Allah tetap memandu moralitas dan perbuatan-perbuatan baik untuk dilakukan manusia:
Yesaya 1:16-17 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!


Namun itu tetap hanya menunjukan problem dosa yang memperbudak manusia dan belum menyelesaikan ketakberdayaan manusia dalam memperoleh perkenanan dan pendamaian dosanya dihadapan Allah, situasi relasi manusia terhadap Allah adalah menjijikan bagi Allah:
Yesaya 1:13 Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.

Jika ketentuan Taurat tidak dapat menyelamatkan dan menolong ketakberdayaan manusia, lalu bagaimana dan siapakah yang dapat menyelamatkan? Perhatikan ini:

Yesaya 1:18 Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.

Siapa yang dapat menyelamatkan manusia, jawabnya hanya Dia; jika ditanyakan dengan apakah? Maka jawabnya dengan dekrit atau ketetapan firmannya yang berbunyi: Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Ketika Taurat dan segala ketentuannya hanya  semakin menyingkapkan situasi manusia dalam perbudakan dosa, maka hanya Sabda Allah yang dapat menyelamatkan. Sang Logos atau Sang Firman telah datang sebagai Anak Domba Allah karena manusia dalam keadaan tak berdaya total dalam mengatasi problem dosa dan mendapatkan perkenanan dan pendamaian dari Allah. Hanya Anak Domba Allah melalui perbuatan penebusannya saja yang akan memberikan pengampunan dan pendamaian dengan Allah.


Ini adalah relasi manusia terhadap Tuhan dan bagaimana dosa menghancurkan secara total kemampuan manusia untuk memperdamaikan dirinya terhadap Allah. Itu sebabnya seruan nabi terakhir Perjanjian lama, Yohanes Pembaptis adalah: Lihatlah Anak Domba Allah!

Maukah anda melihatnya dan menerimanya?

SOLI DEO GLORIA



No comments:

Post a Comment