Pages

10 May 2020

Hal Pertama Yang Dilakukan Kristus Kepada Para Murid-Muridnya (5)


 Ia Memanggil & Memberikan Mandat Untuk Menggembalakan Domba-Domba-Nya Yang Akan Datang Kepada Kristus
Oleh: Blogger Martin Simamora
 
Post Ressurection
A.Hal Terpenting yang Dipikirkan Dan Dikehendaki Sang Kristus Setelah Kebangkitannya
Kebangkitan Kristus dari antara orang mati, telah diketahui secara seksama secara indrawi mereka, tak terbantahkan walau tetap sebuah kesukaran untuk dapat melihat dimanakah kemegahannya. Bagi mereka kebangkitannya tidak serta merta memulihkan situasi dan apalagi visi-misi mereka sebagai murid-muridnya terkait pemberitaan “kerajaan Allah sudah datang,” itu nyata sekali mengalami semacam ketidaksinambungan. Rutinitas semacam ini:

Lukas 4:43-44Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

tidak segera berlangsung sediakala setelah kebangkitannya, tepat sama seperti Yesus Kristus tidak lagi senantiasa bersama-sama dengan mereka senantiasa secara fisik. Ini benar-benar secara dramatis mengubah kehidupan mereka:

Yohanes 21:2-3Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Mereka kembali pada kehidupan semula sebagaimana yang mereka jalani sebelum Yesus untuk kali pertama memanggil dan mengajarkan mereka sebagai penjala manusia (bacalah: Matius 4:18-22). Dan Yesus Sang Kristus telah bangkit dari antara orang mati tersebut, kembali  mengunjungi, memperhatikan dan bercakap-cakap dengan mereka. Sebuah percakapan yang akan menarik kehidupan semua murid yang terhanyut begitu hebat menjauhi panggilan yang  terlihat telah hilang dalam pandangan dan pengalaman hidup mereka, sehingga semua pikiran dan kehendak Sang Kristus atas mereka sejak semula bukan saja dipulihkan tetapi diteguhkan di muka bumi ini. Sang Kristus memulai percakapan penuh kuasa  atas setiap muridnya tepat pada situasi sukar yang mereka alami: kekurangan pangan dan hidup kehilangan panggilan yang mereka terima dari Sang Kristus. Mari kita memperhatikan percakapan ini:

Yohanes 21:4-5 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."

Tidak mudah untuk menjelaskan apa sesungguhnya yang terjadi dengan para murid sampai-sampai tidak mengetahui itu adalah Yesus, pada mulanya. Namun yang jelas arah hidup dan jiwa kehidupan mereka memang sama sekali seperti orang yang mengalami layang-layang putus dibawa angin entah kemana, tiada arah. Kristus mencari mereka dan berkata: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?”


Situasi kehidupan para murid memang sangat menggenaskan, tidak ada sekedar bahan pangan memadai untuk makan walau mereka semua telah bekerja keras menebarkan jalan, tak ada ikan tangkapan bagi mereka. Yesus mengetahui situasi ini dan kemudian memberikan instruksi yang akan menuntun mereka kembali pulang kepada Kristus Sang Gembala Hidup:
Yohanes 21:6-7 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

Itu Tuhan. Tepat ketika mereka mentaati instruksi itu dan kuasa Sang Kristus mulai bekerja mengadakan ikan untuk berlimpah ruah dalam jala mereka hingga tak mungkin lagi mereka tarik, murid yang dikasihi celik matanya dan memberitahukan pada Petrus: Itu Tuhan. Ini bukan semata pemulihan dan kebangkitan rohani, tetapi ini adalah domba-domba yang hanya akan mendengarkan suara gembalanya dan tak mungkin dapat mendengarkan suara gembala yang palsu. Kristus memang pernah memberikan perumpamaan yang menunjukan sebuah relasi antara dirinya sebagai Sang Gembala dan semua domba miliknya yang tak mungkin bagi Sang Gembala kehilangan kontrol, kuasa dan pemerintahan penggembalaannya atas setiap domba-dombanya: jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya (Yohanes 10:4). Itu Tuhan, seruan ini merupakan kuasa Sang Gembala yang telah menemukan kembali domba-domba yang telah kehilangan arah hidup dan panggilan hidup Tuhan atas setiap diri mereka. 

Murid yang dikasihi segera memberitahu Petrus, dan segera saja Petrus dibangkitkan untuk bergegas lari menuju Sang Gembala yang memanggilnya. Petrus mempersiapkan diri sebaik yang dia mampu untuk berlari menghampiri Sang Gembala yang memanggil jiwanya untuk mengenalinya bahwa Ia adalah Tuhannya: Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau (Yohanes 21;7).

Kawanan domba yang sempat terserak dan kehilangan arah hidup sehingga kembali pada kehidupan sebagai para nelayan ini, secara keseluruhan kembali mengenali Sang Gembala dan berlari-larian mendatangi suara yang memanggil jiwa mereka satu demi satu:murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu (Yohanes 21:8).

Tanpa percakapan atau pembicaraan bersifat verifikasi, setiap diri murid itu begitu teguh tahu bahwa itu adalah Tuhan, sebuah keadaan yang berubah secara tajam dari tidak mengenali sama sekali dan sekarang begitu teguh percaya siapakah dia yang telah memanggil mereka untuk kembali masuk kedalam persekutuan yang diadakan Sang Kristus bagi mereka:
Yohanes 21:12Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan.

Kita harus memahami bahwa situasi bagi para murid hingga pada titik ini pun tidak mudah,sangat sukar. Mereka bukan saja kehilangan kedekatan dengan Yesus sebagaimana sediakala, walau Ia telah bangkit. Kristus tidak lagi senantiasa bersama mereka, pengimanan mereka akan Yesus tak mungkin bergantung pada pengalaman sesaat kala mereka melihat Yesus dan lalu kembali menghilang. Kristus saja sumber kekuatan persekutuan iman bagi para murid bersamanya dalam situasi ini: Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu (Yohanes 21:3). Harus Yesus yang memberikan kehidupan bagi mereka: jiwa dan jasmani yaitu dirinya yang telah bangkit dan pemeliharaan hidup secara total yaitu makanan yang datang dari tangannya sendiri.


Pada momen yang lain, Yesus kembali mendatangi mereka dalam sebuah momen yang paling fundamental terkait arah kehidupan dan persekutuan kekal antara dirinya dan para murid utamanya:
Yohanes 21:15-17 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Kehidupan para murid, setelah kebangkitan Kristus, memang menempatkan Petrus sebagai pemimpin dalam kehidupan oleh para murid-murid yang lain, Petrus juga yang memimpin mereka kepada kehidupan kembali sebagai nelayan. Kehidupan yang harus mereka jalani bersama-sama dalam ketakpastian yang sangat kental mereka rasakan. Sekarang Sang Kristus menarik Petrus kembali kepada panggilan sejak semula telah didesain oleh Sang Kristus yaitu: perintah untuk menggembalakan domba-domba milik Sang Kristus. Ini adalah pikiran dan kehendak Sang Kristus Sang Gembala untuk dilakukan oleh para murid-muridnya dengan Petrus walau seorang yang paling terpukul menjauh dari panggilannya namun juga dipilih Kristus untuk menjawab pertanyaan dan instruksi mahamulia dari Sang Gembala untuk dilaksanakan oleh Petrus bersama murid-murid yang lainnya. Kita tahu bahwa pada saat itu juga kepada Petrus, Sang Kristus berterus terang menyingkapkan bagaimana kesudahan hidupnya akan terjadi: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." (Yohanes 21:18, bandingkan dengan 2Petrus 1:14).



B.Dari Tidak Tahu Menjadi Tahu Untuk Melakukan Instruksi Penggembalaan Domba-Domba Kristus
Apa yang terpenting setelah kebangkitan Kristus adalah bukan saja mengetahui dan menemukan Yesus Kristus yang bangkit tetapi kembali dibawa masuk kedalam persekutuan hidup yang membawa mereka masuk dalam kehendak Bapa yang dinyatakan Kristus, yaitu: menggembalakan domba-domba Kristus yang akan datang.

Setelah jawaban Petrus kepada Sang Gembala yang telah memanggilnya kembali, mereka masih harus menunggu beberapa waktu lagi sampai genap waktu bagi mereka  untuk menggenapi tugas penggembalaan domba-domba yang juga masih belum diberikan Kristus kepada mereka.

Aktivitas-aktivitas Kristus setelah kebangkitannya adalah Ia secara terus menerus bekerja untuk membangun kembali pondasi-pondasi terpenting apa yang harus dimiliki oleh setiap murid agar pada saatnya siap untuk kelak menggembalakan para domba Kristus. Sama pentingnya, Kristus memperlihatkan siapakah dirinya setelah kebangkitan dari antara orang mati dengan berbagai perbuatan-perbuatannya yang akan menunjukan kuasa kebangkitannya yang kini menyertai dirinya kemanapun ia pergi: dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu (Yohanes 21:24-25).

SOLI DEO GLORIA

No comments:

Post a Comment