Pages

12 April 2020

Kain Kapan Itu Tanpa Tubuhnya


Kubur Kosong Yang Mencemaskan Sekaligus Sebuah Kegemilangan Kekal: Kitab Suci Digenapi
Oleh: Blogger Martin Simamora


A.Hari yang Mencengangkan Pada Hari Itu: Kain Kapan Itu Tanpa Tubuhnya
Hari tersebut belum lagi matahari menampakan dirinya untuk membisikan gelap agar beranjak pergi, namun Maria Magdalena telah melangkahkan kakinya  menuju kubur orang yang begitu dikasihinya dan telah mengasihinya secara luar biasa hingga kekedalaman kalbunya. Tak tahu apa yang ada dibenaknya namun perempuan tersebut pasti  berada dalam kedukaan yang tak cukup kuat untuk membuat jiwanya sekarat untuk mematahkan jiwanya melangkah menuju pusat kedukaan yang  menjadi magnet jiwanya saat itu. Ia terus berjalan menuju kubur Sang Terkasih yang tertutup oleh batu besar  begitu kokoh.

Tetapi belum sampai ia pada kubur itu, masih sejauh pemandangan matanya dibawah terang matahari yang perlahan memancar dari ufuk timur, sebuah pemandangan yang menghempaskan keberaniannya telah menyergapnya, matanya memandang batu penutup kubur itu telah beranjak dari tempatnya:
Yohanes 20:1.. pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.

Siapakah yang melakukannya? Siapakah yang sanggup melakukannya sebab ini adalah kubur seorang manusia yang dijaga begitu ketat oleh serdadu-serdadu terbaik dari sebuah kekuatan adidaya dunia dari daratan Eropa yang begitu kuat mencengkram jazirah Timur Tengah? Kubur Yesus adalah kubur yang dijaga secara begitu kuat oleh angkatan bersenjata imperium Romawi dan dibawah pengawasan mahkamah agama Yahudi:

Matius 27:62-65 Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama." Kata Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya."


Sementara entitas politik dan militer mengantisipasinya oleh motif bersifat spekulatif seperti murid-murid Kristus mungkin mencurinya, semua tahu bahwa siapapun yang berusaha melakukannya harus terlebih dahulu membunuh serdadu-serdadu Romawi tersebut. Para pengecut tak mungkin melakukannya; para perempuan sahabat almarhum Yesus tak mungkin melakukannya karena mereka adalah para pria yang telah kehilangan semangat berani untuk hidup:
Yohanes 20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.
Hanya ada satu pilihan bagi Maria Magdalena: lari sekuat-kuatnya menemui para murid yang berada di tempat persembunyian yang terkunci begitu rapat: Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." (Yohanes 20:2)

Bagi Simon Petrus, ini adalah satu-satunya alasan untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Jika bukan mereka yang mengambil…lalu siapakah pihak lain yang memiliki kepentingan atas jasad Yesus tersebut..yang pasti sudah mulai membusuk tentunya. Namun, jikapun ada pihak lain, maka pastilah pihak tersebut memiliki kekuatan fisik yang istimewa untuk dapat menaklukan sepasukan Romawi yang bekerja atas titah dan pilihan seorang Pilatus? Apakah yang terjadi sesungguhnya di hari dan waktu yang masih gelap itu tetaplah sebuah misteri yang harus segera diketahui. Maka Simon dan murid yang lari segera bergegas menuju kubur itu dengan berlari sekencang-kencangnya. Namun dalam sprint tersebut Simon didahului oleh murid yang lain tersebut. Kecemasan yang belum terjawab itu telah menjadi sebuah energi yang seketika mengubah para pengecut ini untuk memiliki kekuatan yang entah datang dari mana atau siapa.

Yohanes 20:4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.

Murid yang lain tersebut tiba lebih dahulu. Tak ada lagi serdadu-serdadu Romawi di sana, nampak jelas sebuah peristiwa yang teramat luar biasa telah membuat para serdadu berlari begitu takutnya pada kubur yang menyimpan mayat Yesus itu. Tetapi apakah yang telah terjadi dan siapakah yang telah melakukannya? Maka investigasipun mulai dlakukan oleh murid yang lain tersebut:
Yohanes 20:5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.

Seorang diri dalam terang matahari dari ufuk timur, ia memberanikan dirinya melangkah lebih dekat ke kubur tersebut, mengumpulkan keberanian yang tersisa untuk melangkah masuk kedalam kubur itu untuk menyaksikan apakah yang ada didalamnya? Murid yang lain tersebut hanya menemukan kain kapan yang sebelumnya membaluti jenazah Yesus yang sekujur tubuhnya telah rusak tak berupa layaknya manusia akibat serangkaian siksa yang mendera fisiknya hingga ia dinyatakan meninggal dunia oleh prajurit-prajurit Roma:

Yohanes 19:32-34  Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Bagaimana mungkin seorang manusia yang meninggal dunia dalam sebuah prosesi maut ala siksaan imperium Roma dan penentuan kepastian kematian oleh seorang pasukan Roma kini tak lagi jasadnya dalam kubur selain sehelai kain kapan tubuhnya?

Simon Petrus akhirnya dapat menyusul murid yang lain tersebut, menemani sahabatnya dalam kebingungan dan kecemasan yang sama dengan melihat pemandangan yang sama. Beginilah pemandangan yang ditemukan oleh Simon Petrus:
Yohanes 20:6-7 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,        sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.

Pemandangan yang tak pernah bisa digambarkan dalam imajinasi siapapun. Kematian Kristus adalah kematian yang dipertontonkan secara publik, sebuah investigasi ketat bahkan dilaksanakan oleh  Mahkamah Agama Yahudi  yang mencakup jati dirinya-sebuah proses verifikasi yang teramat keras dilaksanakan. Inilah yang menjadikan mayatnya adalah mayat yang paling diawasi dibawah pengawasan ketat Mahkamah Agama Yahudi yang dibantu oleh Pemerintah Imperium Romawi di Yerusalem saat itu, lihatlah ini:
Matius 26:62-64Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."

Namun demikian, para murid tetap dalam sebuah kebingungan yang sama. Tak hanya murid yang lain itu, Simon Petrus, tetapi juga sejumlah murid lainnya yang memberanikan diri mengikuti lari cepat murid yang lain dan Simon Petrus:
Yohanes 20:8Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.

Pandangan mereka adalah pandangan yang kosong, kubur kosong itu tak segera memercikan sebuah kegirangan. Kematian begitu sukar dipahami dalam perspektif kubur; kematian mustahil dipahami manusia yang tak hanya dalam perspektif maut tetapi dalam natur kerajaan maut. Itu sebabnya injil Yohanes memberikan catatan penting akan situasi yang amat datar ini pada saat itu seperti ini:

Yohanes 20:9 Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.

Mereka, dan banyak orang hingga kini pun, tak mengerti bahwa kematian Kristus adalah sebuah keniscayaan; kematiannya bukanlah sebuah penistaan terhadapa kemuliaan Allah dan apalagi sebuah penistaan kitan suci sebab ia harus mati agar ia bangkit dari antara orang mati sebagaimana isi kitab suci mengatakan. Salah satu bagian Kitab Suci yang membicarakan perihal ini dapat ditemukan dalam Kitab Yesaya pada Perjanjian Lama, mari perhatikan bagian saya kutipkan berikut ini (bacalah seluruhnya):
Yesaya 53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.

Yesaya 53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.

Yesaya 53:10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Yesaya 53:11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas
Bagaimana Mesias harus melalui itu semua jelas sukar, bahkan ketika Yesus menjelaskannya sebelum kematiannya harus terjadi, semua menolaknya:

Yohanes 12:32-34dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"
Nabi Yesaya sendiri sudah menubuatkan kesukaran bagi manusia untuk menerima kebenaran yang disampaikan oleh Hamba Kesengsaraan ini-Sang Mesias untuk menerima bahwa ia harus mati agar ia bisa bangkit dari antara orang mati! Perhatikan peringatan keras dari nabi Yesaya berikut ini: Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar (Yesaya 53:1).

Kain kapan yang tergelatak di tanah tidak akan berbicara apapun, demikian juga dengan batu kubur yang bergeser! Bahkan para prajurit yang menyaksikannya tak akan pernah memberikan kesaksian atas tubuh Kristus yang bangkit dari kematian dihadapan mata mereka tak akan membuat mereka percaya. Mujizat terdahsyat yang dilakukan Allah dihadapan mereka sama sekali tak berguna bila mereka tak diajarkan dan tak dibentuk dalam didikan firman yang tertulis dalam Kitab Suci. Tahukah saudara bahwa berdasarkan kebenaran kebangkitan tubuh Yesus Kristus dari kubur itulah kemudian lahirlah penganiayaan hebat atas para pengikut Yesus mulai dari  Yerusalem. Perhatikan ini:
Matius 28:2-3Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.

Matius 28:11-13Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itudan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.

Mujizat yang seharusnya disaksikan oleh para murid ketimbang prajurit Roma itu, pada akhirnya hanya melahirkan persekongkolan jahat dan sebuah dusta konspiratif yang tetap hidup hingga kini dalam ragam variannya dengan satu tujuan tunggal untuk menangkal kebenaran kebangkitan tubuh Kristus yang telah tersalib itu; kebangkitan tubuh yang membawa rekaman kesengsaraan dan kemenangannya atas alam maut itu adalah kebenaran yang begitu membahayakan kerajaan kegelapan yang saat ini telah porak poranda dan hanya menyisakan kuasa-kuasa yang saat ini hanya menantikan kesudahannya dihadapan Sang Anak Manusia yang telah bangkit itu.



B.Mengapa Engkau Menangis?
Cinta Tuhan tidak mati dan tidak pupus, bahkan dalam penghancuran alam maut olehnya sementara ia telah menyerahkan nyawanya di salib itu dan masuk kedalam alam kubur itu, memori cinta kasihnya terhadap orang-orang yang dikasihinya tetap hidup tak hilang apalagi menjadi buram. Kemanusiaannya yang begitu kudus dan penuh dengan kasih Allah yang begitu murni dan kudus justru semakin menjamah jiwa-jiwa manusia yang sesungguhnya rapuh untuk menarik mereka dari maut yang telah ditaklukannya dan terekam amat sempurna pada tubuh kebangkitan itu. Kini semua yang dikasihinya adalah aman dalam tangannya dan kuasa maut tak sedikitpun bisa mengerjakan bahaya atas jiwa setiap yang dikasihi-Nya. Kepada Maria, Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian berkata: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" (Yohanes 20:15).

Maria memiliki momentum yang paling mulia setelah kebangkitannya sementara ia sama sekali tak boleh menyentuhnya sebelum Sang Mesias harus mempersembahkan tubuh kebangkitannya dan kesempurnaan yang telah dicapainya berupa genapnya pekerjaan Bapa yang bekerja dalam dirinya dalam alam maut tersebut:
Yohanes 20:17Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Jika yang disalibkan itu bukan Yesus sesungguhnya maka memang kematian Yesus sama sekali bukan kematian divinitas dan memiliki tujuan yang terkandung dalam kitab suci. Tetapi kematian di salib itu adalah kematian Yesus sesungguhnya-bukan seorang yang disarukan sebagai Yesus- sebab Bapa menantikan pekerjaan-Nya sendiri yang disematkan dalam tubuh Yesus itu agar berlangsung secara sempurna. Itu sebabnya tubuh Kristus yang telah bangkit itu harus terlebih dahulu dipersembahkan kepada Bapa oleh dirinya sendiri, karena hanya Sang Mesias yang dapat mempersembahkan dirinya sendiri dan memberikannya sendiri ke hadapan Bapa: Sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Kita akan melihat bahwa setelah itu para murid dapat begitu saja menyentuh tubuh Sang Mesias:

Yohanes 20:25 Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Yohanes 20:27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

Itu sebabnya kematian Kristus bukan sama sekali kematian seorang martir; kebangkitan Yesus bukan sekedar membuktikan bahwa Ia memang Anak Allah yang hidup, karena kesempurnaannya dihadapan Bapa adalah saat Sang Logos menjadi manusia telah masuk kedalam kerajaan maut dan menggenapkan rencana Bapa sejak permulaan belum ada dalam kematiannya, pada kebangkitannya ia harus mempersembahkan kepada Bapa sebagai penggenapan Kitab Suci.

IA TELAH BANGKIT…IA TELAH BANGKIT…IA TELAH BANGKIT!
Selamat Paskah bagi semua pembaca blog ini
Biarlah Tuhan memberkati kita dan melindungi kita di tengah-tengah wabah penyakit Covid-19.
Percaya dan berdoalah senantiasa
Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment