Pages

19 April 2020

Hal Pertama Yang Dilakukan Kristus Kepada Para Muridnya


Setelah Ia Bangkit Dari Antara Orang Mati:
Ia Menghembuskan Mereka  Roh Kudus, Apakah Yang Terjadi Dalam Kubur?
Oleh: Blogger Martin Simamora


A.Ketika Kristus Memberikan Kuasa Yang Bersemayam Didalam Dirinya Sebelum & Setelah Kebangkitannya Dari Antara Orang Mati
Merupakan momen yang paling krusial dan mencemaskan bagi para murid Kristus yang telah kehilangan satu-satunya figur  yang menjadi sumber kehidupan, pengharapan dan ajaran. Ia bukan sekedar seorang guru yang sekedar mengajar dalam kelas dihadapan para murid dengan kemahiran ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, sebab Ia lebih besar dari itu semua. Kita bahkan bisa melihat aspek ini sebagaimana injil Markus,misalnya, memberikan catatan teramat serius untuk menjadi perhatian dan salah satu titik terpenting untuk merenungkan dan membangun pengenalan yang teramat personal dengan pribadi Yesus Kristus- siapakah Dia. Perhatikan ini:

Markus 1:21-22 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.

Sang Kristus sangat dikenal sebagai bukan saja unik tetapi ia secara langsung diperbandingkan dengan pihak paling penting dalam kehidupan beragama dan rohani bangsa Yahudi. Sebuah perbanding yang tajam tanpa dapat dikonteskan dalam cara apapun selain dalam pandangan dan pengharapan banyak orang kepadanya. Pondasi bahwa ia dikenal sebagai yang berkuasa memang lahir dari pengharapan yang kuat bahwa Ia adalah Mesias sang pembebas. Namun jelas sejak semula tak ada satupun manusia sanggup sedikit saja mendekatinya sehingga sungguh mengenali apakah yang menjadi tujuan kedatangannya kedalam dunia saat itu. Mari lihat indikasi tersebut:

Markus 1:25-27Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya:"Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."

Sejak semula, Yesus memang menakjubkan dalam pandangan banyak orang, tetapi pada saat yang sama tak satupun yang dapat mengerti sedikit saja, sehingga sangat mudah untuk menjadi kecewa dan bahkan banyak mengundurkan diri, tak lagi menemukan bahwa pengharapan diri tak lagi berjumpa dengan tujuan Kristus dalam kepenuhan kuasanya, sekalipun.


Demikian juga dengan Yesus setelah kebangkitannya dengan meninggalkan sebuah bukti dalam kubur berupa kain kapan tanpa tubuhnya. Membuat orang paling dekat sekalipun akan mengalami kesukaran hebat untuk memahami apakah yang menjadi tujuannya datang kedalam dunia pada saat itu:
Yohanes 20:16-17 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Kebangkitan Kristus tak bisa dipisahkan dengan pelayanan Kristus saat sebelum kematiannya, sehingga apapun kuasa yang pernah disaksikan oleh Kristus dihadapan publik akan sangat menjelaskan siapakah Ia yang disalibkan dan mati pada salib itu sebagaimana menjadi tema terpenting dalam tujuan kedatangannya kedalam dunia pada saat itu. Sebagai pembaca Alkitab, seharusnya kita tak mungkin melupakan sebuah pernyataan yang mencengangkan, menakjubkan namun tak satupun manusia dapat mengaminkan sebab siapakah yang sanggup memahaminya? Siapakah yang dapat mengaminkan ini: Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. (Yohanes 12:27).

Dapat dikatakan bahkan tak satupun murid Kristus benar-benar mengenal Yesus pada saat itu baik sebelum dan apalagi setelah kebangkitan, makin lama makin tak mengerti bukan makin mengenal. Bahkan setelah 8 hari Yesus menampakan diri kepada mereka, tak satupun dapat mengerti Kristus dan melepaskan diri dari ketakutan yang sangat hebat:
Yohanes 20:26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Tak mengenal, tak mengerti akan Yesus maka ketakutan yang diproduksi oleh ancaman dan resiko mendatangkan kecemasan dan kegelisahan. Kristus datang tak menyingkirkan semua problem itu, kecuali memberikan “damai sejahtera”, sebuah item atau produk yang tak akan ada atau lenyap dari peredaran dalam era kegentingan atau kecemasan yang dapat menyebabkan orang mengunci diri dalam rumah masing-masing.

Sebelum Yesus menjumpai Tomas, karena itu, Yesus kembali menunjukan hal sangat vital dan seharusnya sebuah pertanyaan yang seharusnya ditanyakan kepada Yesus kala ia datang segera setelah kebangkitannya, yaitu: apakah engkau mati sebagai yang berkuasa tepat sebagaimana roh jahat patuh tak berdaya memenuhi otoritas dan perintahnya kala di Kapernaum? Apa yang menakjubkan dan tetap dimengerti siapapun, Yesus menunjukan bahwa dirinya yang bangkit dari antara orang mati adalah pribadi yang berkuasa untuk mengampuni dosa manusia siapa yang diampuninya. Kini, bahkan, ia memberikan kuasa itu kepada para rasulnya dalam cara yang tak satupun nabi, rasul, guru dan malaikat dapat melakukannya dan apalagi mengotorisasikan kepada manusia terkait jenis kuasa yang disematkan. Perhatikan ini:

Yohanes 20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Yohanes 20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Yohanes 20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.

Yohanes 20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

Apa yang unik, tema terpenting yang dibawa Yesus setelah bangkit dari antara orang mati adalah dosa dan pengampunan dosa. Dalam suasana yang mencekam pada diri murid-muridnya yang masih dalam ketak mengertian, Kristus berkata jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni. Dan ini bukan sekedar kata tetapi sebuah perbuatan Allah-sebab siapakah yang mengampuni dosa manusia jika bukan Allah. Bagaimana kehadiran Allah berlangsung dan bagaimana otoritas dan kuasa itu bisa tersemat pada para muridnya, itu hanya dimungkin oleh pemberian Pribadi Roh Kudus. Ini sekaligus menegaskan Maklumat Agung Sang Kristus sebelum kematian dan kebangkitannya, dalam sebuah peristiwa yang membuat murka ahli Taurat:

Markus 2:5-7 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"       Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"

Markus 2:10Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"

Yesus dihadapan para muridnya memberikan kuasa yang bersemayam dalam dirinya, tetapi kali ini tidak hanya itu sebab kebangkitannya dari antara orang mati telah menghasilkan penaklukan satu kali untuk selama-lamanya perhambaan pemerintahan maut atas manusia.Dan sementara tak ada satu manusia pun dapat mengampuni dosa manusia lainnya selain memaafkan dan melupakannya sebagai sesama manusia, Kristus memberikan kepada para murid-muridnya sebuah persekutuan kepada para muridnya yang membawa mereka pada pelayakan dan penyematan kuasa pemerintahan Allah yang bertakhta dalam dirinya yang kemudian bekerja dalam pemerintahan Roh Kudus:mengampuni dosa manusia sebagaimana Yesus pada siapapun yang dikehendaki-Nya untuk diampuni melalui para murid Kristus. Ini adalah deklarasi dan tindakan penuh kuasa yang akan mengumandangkan bahwa Anak Manusia berkuasa untuk mengampuni dosa yang memberikan kemerdekaan bagi manusia dari perbudakan kematian. Pengampunan dosa di sini sangat integral dengan kebangkitan dari kematian dalam kematian dan kebangkitan Kristus itu sendiri.


B. Kristus Berkuasa Menaklukan Kematian Sebab Ia Berkuasa Untuk Mengampuni Dosa Manusia
Sementara para ahli taurat memandang Yesus sebagai penghujat Allah, namun tak satu buktipun yang cukup kuat sehingga ia layak untuk dirajam sebagai akibat penghujatan tersebut. Pandangan publik terhadapnya adalah positif sejauh itu memenuhi ekspektasi umum: mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat (Markus 1:22), sehingga ketakjuban publik tidak terbangun berdasarkan kehidupan dalam persekutuan dengan sang Mesias tetapi dalam pengharapan publik yang terakumulasi dalam kegagalan para ahli taurat untuk menjadi pemenuh pengharapan publik. Tak heran Yesus bahkan membingungkan para murid ketika ia pada satu kali menolak untuk memenuhi pengharapan publik:

Markus 1:37-38waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."

Apa yang menjadi tujuan utama Kristus adalah memberitakan injil, bukan memberikan pengharapan publik apapun juga di dunia ini. Kristus bahkan menunjukan ini dalam sebuah penarikan garis yang melintasi sebuah tujuan yang mustahil didekati manusia:
Yohanes 8:19-21Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku." Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba. Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang."

Pemberitaan injil Yesus adalah mengenal Kristus yaitu dirinya sendiri, sebab dengan demikian mengenal Bapa. Kristus dalam pemberitaan injilnya akan membawa manusia pada pengenalan Bapa. Namun satu-satunya problem bagi manusia bukan saja soal kematian. Yesus menunjukan bahwa kematian bukanlah peristiwa netral atau semacam wilayah tak berbahaya, sebaliknya sangat berbahaya. Berbahaya bukan karena kematian itu sendiri, sebab sementara semua manusia harus mati namun ada satu problem yang tak dapat diatasi oleh manusia dalam cara apapun yang disebut Yesus sebagai mati dalam dosamu. Dosa ternyata dibawa masuk kedalam kematian seperti tangan-tangan yang mencengkram jiwa sebagai kepunyaa kuasa dosa.Inilah yang menjelaskan mengapa: ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.

Kala Yesus masuk kedalam kematiannya, maka pertanyaan yang mahapenting adalah: apakah ia sendiri bebas dari cengkraman maut dan kemudian pergi ke tempat yang tak mungkin didatangi oleh manusia dalam perbudakan maut? Injil sudah memberikan catatan kepada kita bahwa kepada Maria, Ia melarangnya untuk menyentuh tubuh kebangkitannya sebelum ia pergi lebih dulu kepada Bapa untuk mempersembahkan tubuh yang tak dapat dikuasai oleh maut.

Kedalam dunia kematian itu, Ia masuk sebagai Anak Manusia yang berkuasa untuk mengampuni dosa di dunia ini, sehingga barang siapa yang menerima sabda pengampunan dari-Nya melalui pemerintahan Roh Kudus di dunia ini, maka pengampunan dosa oleh Anak Manusia akan memberikan sebuah kuasa pembebasan dari perbudakan maut, sehingga kelak dalam kematian seorang manusia yang menerima pengampunan akan membawa masuk pengampunan Anak Manusia. Ini yang membuat manusia dapat  berada di tempat di mana Yesus berada.

Ketika Yesus mengembuskan Roh Kudus setelah kebangkitannya, itu hendak menegaskan satu hal sangat penting: sebagai siapakah ia masuk kedalam kematian. Mari kita melihat satu peristiwa sebelum kematiannya dan merupakan penggenapan nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yohanes (Pembaptis):
Yohanes 1:32 Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.

Yohanes 3:34Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.

Setinggi dan semulia apakah “tidak terbatas” itu? Apakah “tidak terbatas” itu ada batasannya? Jika menurut para ahli Taurat, harus ada batasannya, missal: tak mungkin seorang utusan dapat berkata: Agar semua tahu bahwa Anak Manusia berkuasa untuk mengampuni dosa di dunia ini. Namun jelas Yesus menunjukan bahwa “tidak terbatas” adalah “tidak terbatas” bahkan dalam sebuah verifikasi yang sangat vulgar:

Yohanes 10:30-33 Aku dan Bapa adalah satu." Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."

Yohanes 10:36-38masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."

Secara lugas dapat dikatakan bahwa Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas-wujudnya-adalah: Aku dan Bapa adalah satu. Sehingga tidak terbatas adalah kepenuhan Allah itu sendiri dalam diri Yesus sebagaimana adanya Allah yang mahamulia itu.

Kebangkitan Yesus yang kemudian menghembuskan Roh Kudus kedalam diri para murid merupakan berita penting juga bahwa dalam Ia memasuki kematian itu sendiri Ia tetap dengan Karunia Roh tak terbatas itu.

...

SOLI DEO GLORIA

No comments:

Post a Comment