Pages

07 November 2019

Keburaman Manusia & Kemuliaan Tuhan


Mazmur 100: Pujian yang Mengaburkan  Manusia
Oleh:Martin Simamora

A.Sejak Semula Setiap Diri Manusia Tidak Memiliki Kegemilangan Diri yang Dapat Dipersembahkan
Mazmur 100 terlihat begitu biasa dan tidak memiliki impresi yang gemilang bagi kemanusiaan kita, sebab jika anda teliti memperhatikan mazmur ini, sama sekali tidak menyingkapkan bahwa  manusia memiliki potensi untuk berdiri sebagai sosok yang mungkin memiliki kegemilangan untuk bertahan dihadapan kemuliaan hadirat-Nya, Satu-satunya fokus adalah TUHAN, dunia harus memandang hanya kepada-Nya:

Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! (Mazmur 100:1)

Seluruh bumi. Ini tidak main-main dalam menunjukan realitas dunia bahwa tidak ada satupun dan seorangpun yang berasal dari bumi ini dapat memiliki setitik kegemilangan yang bagaimanapun dihadapan Tuhan. Semua kegemilangan pasti datang dari Dia tak kecuali para nabi: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi” (Ibrani 1:2).

Mengapa seluruh bumi harus bersorak-sorak bagi TUHAN? Jawabannya terletak pada pengenalan akan Dia yang sangat intim, personal, begitu divinitas atau ilahi sehingga memberikan iluminasi yang gemilang bagi setiap manusia untuk mengetahui siapakah diri ini sesungguhnya di hadapan-Nya…jika ini yang terjadi maka apa yang lebih agung lagi akan dialami: Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita (Mazmur 100:3). Bagian ini adalah hal yang teragung…jika saja manusia mampu sedikit saja mendekati-Nya. Sayangnya Dia yang bertakhta dan memandang seluruh bumi hanya menemukan ini:

"Tidak ada Allah." (Mazmur 14:1)


Sehingga seruan mazmur yang berbunyi;  bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Jelas, sekaligus, merupakan sebuah mazmur yang sedang dipujikan menghardik dosa yang membelenggu dan membutakan jiwa manusia. Untuk mampu berkata dan tunduk pada kebenaran: Dialah yang membuat kita, itu berarti sebuah pengakuan dan pengagunggan bahwa saya dan anda memang tidak memiliki apapun yang dapat dibawa sebagai semacam  keunggulan dibandingkan dengan manusia lainnya. Mazmur 100 tidak hanya dan tidak sedang menunjukan bahwa manusia begitu buram dan Tuhanlah yang memiliki kemuliaan dan tidak ada yang lain. Jika hanya ini saja maka keburaman itu hanya belaka kasta saja tanpa perlu merasa inferior dihadapan Sang Pencipta. Tidak bukan itu. Manusia secara hakekat memang bukan sekedar inferior dihadapan Allah, tetapi memang pasti binasa tanpa Allah. Tak ada kehidupan tanpa-Nya dan tak ada keamanan tanpa-Nya, coba perhatikan ini: punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya (Mazmur 100:3). Bahkan jikapun anda berpikir dan mampu menunjukan bahwa anda adalah umat-Nya dan kawanan domba-Nya, pun anda tak mungkin dan mustahil mampu menggembalakan dirimu sendiri, itu sebabnya mazmur ini melantunkan kebenaran bahwa setiap domba gembalaan-Nya pasti berada dalam gembalaan-Nya. Penggembalaan adalah satu-satunya sumber kehidupan dan keamanan bagia manusia kepunyaan-Nya. Jika manusia yang dianugerahkan pengenalan akan Tuhan saja harus demikian faktanya, bagaimana yang tidak memiliki anugerah ini. Mazmur 23 menunjukan hal ini:

TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Perjalanan manusia adalah perjalanan sia-sia jika tanpa memiliki pengenalan Tuhan. Bahkan judul di atas untuk artikel terasa masih terkesan angkuh, sebab manusia tanpa memiliki pengenalan Tuhan, sebetulnya begitu bodoh:

Mazmur 14:2-3 TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.    
Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.

Tidak hanya begitu bodoh karena sebetulnya begitu gelap. Begitu gelapnya sehingga sanggup berkata:

Mazmur 73:9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.

Mazmur 73:11Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"

Itu sebabnya mustahil manusia dapat memuji Tuhan jika tak memiliki pengenalan yang benar; mustahil manusia untuk memiliki pengenalan yang benar jika tidak berada dalam penggembalaan-Nya. Bagaimana mungkin untuk memiliki pengenalan yang benar jika tidak pernah masuk kedalam persekutuan dengan Tuhan? Coba kita merenungkan bagian mazmur 100 yang mencengangkan ini:
           
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! (Mazmur 100:4)

Berbuat baik memang baik, tetapi mustahil berdasarkan berbuat baik maka anda akan masuk kedalam penggembalaan-Nya. Apalagi berpikir bahwa berbuat baik dan membangun kemuliaan diri yang luhur adalah jalan menuju persekutuan dengan Allah. Berbuat baik tidak akan pernah memberikan iluminasi pengenalan yang semacam ini dan sekudus ini: Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun (Mazmur 100:5), di sini tidak ada kisah mulia tentang dirimu, diriku dan apalagi diri kita, karena ini tentang pengenalan yang permulaannya adalah memiliki persekutuan dengan-Nya, yang dalam bahasa mazmur 100 adalah:

- Beribadahlah kepada TUHAN
- datanglah ke hadapan-Nya
- punya Dialah kita
- kawanan domba gembalaan-Nya

Ayat 3 adalah sumber kehidupan dan permulaan untuk memiliki persekutuan dengan-Nya, tidak oleh kebaikanmu, oleh kemuliaan dirimu dan apalagi ketaatanmu pada hukum Taurat. Hukum Taurat bukan dasar dan mata air sehingga seorang manusia dapat menjadi anggota kawanan domba gembalaan-Nya dan apalagi dasar untuk datang ke hadapan-Nya. Fakta menunjukan bahwa hukum taurat menunjukan bahwa manusia sangat membutuhkan seorang imam yang tak bercela dan tak bercacat yang mustahil datang atau berasal dari dunia ini:

Ibrani 7:26-28 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya.


B. Masuklah Melalui Pintu Gerbang-Nya
Orang tidak bisa datang kepada Tuhan berdasarkan kekuatan diri dan berdasarkan pedoman-pedoman yang datang dari spiritualitas-spiritualitas yang dibangun. Bahkan mazmur lebih tegas menunjukan bahwa pintu menuju persekutuan dengan Tuhan hanya datang dari diri-Nya…tidak mungkin karena kebaikanmu dan kemuliaan diri yang dibangun maka anda akan masuk ke level bisa berjumpa dan membangun persekutuan dengan Tuhan. 


Masuklah melalui pintu gerbang-Nya. Dimana dan bagaimana? Yesus sang Mesias pernah bersabda seperti ini:
Yohanes 14:3-4Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."

Yesus adalah jalan atau pintu menuju persekutuan itu, dan hanya Dia yang dapat membawa saya dan anda untuk masuk kedalam persekutuan dengan-Nya, Sang Mesias berkata: Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupu berada. Bersama Dia maka kita tahu jalan menuju persekutuan itu: Dan ke mana Aku pergi kamu tahu jalan ke situ.

Yesus Sang Kristus juga pernah bersabda:
Yohanes 14:6 "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Sehingga jika anda merasa bahwa Yesus terlihat begitu mengaburkan atau sangat mendangkalkan nilai diri manusia, maka demikian jugalah seharusnya anda menakar Mazmur 100 dan Mazmur 23.yang begitu meninggikan Tuhan dan begitu tak memperhitungkan kontribusi manusia sehingga menerima pujian gemilang sebagai manusia. Kita harus tahu, satu-satunya anak manusia yang berhak menerima kegemilangan yang sanggup dan berkuasa hidup dan semulia dengan Bapa adalah Sang Mesias. Perhatikan ini:

           
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah- Ibrani 1:3

Mazmur 100 merupakan mazmur yang menyingkapkan apakah sesungguhnya dan satu-satunya dibutuhkan manusia. 

Tanpa Tuhan maka manusia berakhir dalam kebinasaan sebab,pertama-tama, tanpa-Nya bagaimana mungkin seorang manusia dapat hidup dalam pengenalan dan persekutuan yang benar dengan Tuhan.
Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment