Pages

03 November 2019

Apakah Tujuan Hidup Manusia Kristen?


Sebab Kamu Telah Dibeli dan Harganya Telah Lunas Dibayar
Oleh: Martin Simamora

A.Memahami Kehidupan Didalam Tuhan
Jika ditanyakan kepadaku dan anda, seperti apakah wujud otentik kehidupan didalam Tuhan itu? Pertanyaan ini harus dimengerti sebagai bukan sebuah retorika dan apalagi semacam gagasan atau pemikiran filosofis belaka yang tak lahir dari realitas…maksud saya bukan realitas saya dan anda tetapi apakah yang Tuhan adakan, sebab bicara kehidupan didalam Tuhan harus diakui bahwa memang Tuhan ada dan sedang mengadakan kehidupan bagi saya dan anda.

Rasul Paulus ketika membicarakan ini dalam suratnya 1 Korintus 6: 20 menunjukan bahwa kehidupan didalam Tuhan dan memahami natur dan konsekuensinya adalah sangat penting. Coba perhatikan ini:

1 Korintus 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.

1Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah

Inilah natur diri seorang percaya! Bahwa seorang yang beriman kepada Yesus bukan saja percaya atau beriman secara kognitif tetapi Tuhan membawa roh seorang percaya itu masuk kedalam persekutuan dengan dirinya. Itu sebabnya saya dan anda sebagai seorang percaya memiliki sebuah natur ilahi yang berdampak bukan saja bagimu tetapi bagi sekelilingmu, yaitu natur diri ini: bahwa dirimu adalah bait Roh Kudus. Perhatikan bahwa ketika dikatakan bahwa dirimu adalah bait Tuhan, ini bukan berarti bahwa Tuhan tidak senantiasa hadir sebagaimana halnya dengan bait sebagai bangunan fisik dalam indtroduksi diri Allah kepada umat manusia via bangsa Yahudi, tidak demikian sebab rasul Paulus menyatakan bahwa Roh Kudus itu diam di dalam kamu…lebih dipertajam lagi bahwa saya dan anda memiliki Roh Kudus sebagai sebuah pemberian Tuhan.


Sementara kita saat ini sedang hidup dalam sebuah dunia yang tak ideal bahkan lebih tepatnya lagi adalah dunia dimana bahkan Yesus sendiri berkata bahwa iblis sendiri masih bebas untuk menebar benih jahat didalam ladang-Nya di dunia yaitu saya dan anda-jemaat-Nya. Mari kita melihat sejenak cuplikannya:

Matius 13:27-30 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

Natur saya dan anda adalah gandum kepunyaan Allah yang sedang hidup dan bertumbuh didalam dunia, itu sebabnya natur saya dan anda tidak terletak dan bersumber pada kekuatan diri tetapi ini:

1Korintus 10:16-17 Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

Jadi siapapun bisa melihat apakah tujuan kehidupan manusia didalam Tuhan sangat terikat dengan realita natur seorang manusia didalam Tuhan itu yaitu: ada dalam persekutuan dengan tubuh Kristus. Rasul Yohanes dalam epistelnya, terkait ini, menuliskan ini:

1 Yohanes 1:3Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus

Perhatikan bahwa memiliki persekutuan dengan sesama  pengikut Kristus atau dengan manusia-manusianya sebagai komunitas belaka, dengan demikian tidak mengandung nilai rohani sama sekali bilamana komunitas tersebut tidak memiliki persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.

Kehidupan dalam Tuhan, dengan demikian, adalah otentik. Jika tantangan hidup, problem hidup, pergumulan iman oleh sebab tantangan hidup yang lahir dalam kehidupanmu memang benar-benar nyata dan diterima sebagai fakta yang tak terbantahkan maka demikian juga dengaan persekutuan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai natur diri seorang beriman adalah fakta tak terbantahkan sedang terjadi di dunia. Jadi tepat seperti kata Yesus dalam perumpamaan yang diajarkan-Nya: Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.

Memahami kebenaran ini akan menolong siapapun untuk memiliki rasionalitas iman yang benar dan sekaligus mengenali kemapanan apakah yang secara absolut dimiliki sebab tidak dapat dilemahkan dan diruntuhkan oleh dunia ini dengan segala tekanan dan tantangannya. Apakah natur saya dan anda sebagai orang beriman yang tak dapat dihancurkan oleh dunia dan bahkan oleh tubuhmu sendiri adalah ini: bahwa didunia ini kita memiliki persekutuan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus.


B.Konsekuensi Hidup
Tentu saja konsekuensi hidup semacam ini sangat keras. Bayangkan saja, misalnya anda memiliki sebuah sportcar..katakanlah Lamborghini namun anda mengendarainya di jalan sempit, berbatu, berlumpur, penuh dengan pecahan paku dan beling sebagai bagian dari jalan yang juga memiliki bagian yang mulus dan apik? Kira-kira secara sederhana begitulah konsekuensinya. Anda bisa bayangkan apa yang akan terjadi dengan gandum dan lalang yang tumbuh bersama dan di sepanjang masa lalang tersebut tidak boleh dicabut hingga saatnya diultimatumkan sebuah perintah dari Sang Empunya ladang?


Konsekuensi kehidupan semacam ini menuntut setiap orang percaya untuk benar-benar hidup berdasarkan natur yang dimiliki-Nya bahwa saya dan anda adalah bait-Nya dimana Roh Kudus berdiam sebagai milikmu, sehingga keluarlah instruksi-instruksi ilahi yang harus senantiasa dipegang olehmu dalam persekutuanmu bersama dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus…instruksi-instruksi semacam ini:

1 Korintus 6:15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!

1 Korintus 6:16 Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."

1 Korintus 6:18 Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
Satu-satunya dasar dan sumber kekuatan kita untuk hidup dalam rasionalitas “biarlah lalang dan gandum tumbuh bersama” adalah bahwa sementara hidup ini memang begitu berhimpit dengan potensi-potensi untuk melakukan dosa, saya dan anda pada saat yang sama adalah bait Tuhan.

Sangat berhimpit sekali sampai-sampai kita melihat bagaimana surat-surat rasul tidak membawa jemaat kepada semacam utopia tetapi mengkonfrontasikan apakah realitas saya dan anda sehari-hari dalam sebuah cara yang jujur dan tak malu-malu..semacam ini: Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? (1Korintus 6:16) sebagai sebuah peringatan sekaligus kecaman kepada anggota jemaat yang sementara hidup berdampingan dengan dunia ini (sebab memang masih hidup dalam dunia ini) ia adalah bait Tuhan. Di dunia ini..ya memang  tantangannya bisa begitu keras atau begitu menggoda dalam kelatenan jiwa saya dan anda. Begitu latennya sehingga  harus diperhatikan sebagai sebuah pedoman hidup benar dihadapan Tuhan bahwa: Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar (1Kor 6:20). Maksud dari telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, bukan bermaksud dengan demikian tenang-tenang saja dan abaikan saja semua tantangan hidup dan dosa yang mengintai, sebaliknya menjadi tahu dan  fasih memiliki kehidupan seorang Kristen yang adalah bait Tuhan. Apakah wujudnya? Wujudnya adalah ini: muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1 Korintus 6:20)

Sehingga jelas apakah tujuan hidup seorang Kristen adalah: memuliakan Tuhan dan menikmati kemuliaan-Nya sementara masih didalam dunia yang keras ini. Bukan sama sekali untuk menjadi corpus delicti terkait problem Allah yang tidak memiliki barang bukti memadai untuk menghakimi Iblis di penghakiman akhir kelak.

Mari perhatikan ini sekali lagi sebagai sebuah pedoman hidup dalam kehidupan “biarlah lalang dan gandum tumbuh bersama hingga tiba waktu-Nya” yang berbunyi:

           
supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah. Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.       Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu. Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati. (1Petrus 4:2-5)
Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment