Pages

22 November 2019

Aku Menyertai Senantiasa Sampai Akhir Zaman


Kepada-Ku Telah Diberikan Segala Kuasa di Sorga dan di Bumi
Oleh:Martin Simamora


A.Kristus Bukan Sekedar Bangkit Dari Kematian
Bagi semua orang Yesus yang telah mati dan dikuburkan bukan saja masa lalu tetapi seorang manusia yang sangat lemah dan tak seberkuasa yang dikatakan dan disangkakan orang. Latar belakang pernyataan Yesus: Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, bukan sebuah pernyataan deklaratif bahwa ia pada akhirnya memiliki sebuah kuasa yang sebelumnya tak dimiliki. Tidak demikian. Yesus sendiri secara demonstratif telah menunjukan bahwa Ia memang memiliki segala kuasa di sorga dan di bumi. Coba perhatikan sejumlah hal berikut ini:

Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (Yoh 2:19-20)

Yohanes 8:28-29 Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Yohanes 11:39-45 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.

Cuplikan-cuplikan diatas telah secara demonstratif menunjukan bahwa Yesus memiliki apa yang disebut segala kuasa di sorga dan di bumi, dalam Ia sebagai manusia…kuasa yang mengerjakan segala sesuatu yang hanya merupakan properti kepunyaan Allah saja yang tak mungkin berbagi dengan siapapun dalam satu relasi yang bersifat hirarkial kuasa, jika demikian maka Yesus sedang merujukan pada semacam politeisme. Dia tidak sama sekali merujukan baik politeisme atau bahkan lebih spesifik lagi keilahian-keilahian hirarkial.


Jika ini bukan sama sekali sebuah pernyataan deklaratif bahwa ia pada akhirnya memiliki sebuah kuasa yang sebelumnya tak dimiliki, lalu apakah yang hendak dirujukannya?

Bahwa Kristus yang mati bukan sekedar bangkit dari kematian dapat dipahami secara gamblang dari pernyataan Yesus sendiri:

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:14-15)

Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah…Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini… Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. (Yoh 12:24-31)

Begitu penting memahami bagaimana tujuan Yesus Kristus dalam perjalanan menuju kematian sebagai maksud dan kehendak baik dirinya dan Bapa-Nya adalah konflik yang begitu tajam bagi para pengikut dan semua orang Yahudi yang berharap padanya:

"Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya (Yohanes 12:24)

"Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. (Lukas 24:20-21)

Kematian Kristus tidak dipahami oleh publik sebagaimana Bapa meletakannya didalam kemanusiaan Kristus yang dikerjakan di bumi melalui dan didalam kuasa ilahi Kristus kekal yang bekerja menggenapkan maksud Bapa secara tak bercela dan bercacat, sejitu apa yang telah dirancangkan Bapa sejak semula dalam kekekalan. Sementara Anak dan Bapa memiliki tujuan dan kehendak yang tak dapat dipisahkan dalam kesehakekatannya yang begitu terlihat dalam kemanusiaan Kristus yang semacam ini: Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. (Yohanes 12:27), pada sisi manusia tidak demikian: Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya (Yohanes 12:34).


Diskrepansi atau kesenjangan yang lebar, dalam dan tajam semacam ini telah membuat Yesus bukan sekedar jatuh dari ekspektasi akan mesias yang dinantikan, namun lebih jauh lagi meruntuhkan tana-tanah dimana setiap benih-benih firman Kristus telah ditaburkannya. Jika demikian maka memang manusia adalah sungguh celaka jika tidak ditarik oleh kasih karunia Allah dari kejatuhan iman yang tak dapat ditanggungnya.


B. Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi
Tujuan kedatangan Kristus adalah kunci tergenapinya sosok Mesias yang memiliki segala kuasa di sorga dan di bumi, Jadi, sementara kebanyakan manusia memahami mesias tetap hidup selama-lamanya bagi Israel sebagai semacam kerajaan yang suksesinya tak terputus..tepat sebagaimana Israel mengalaminya di era kerajaan masa lalunya, Kristus sedang membicarakan mesias yang lebih besar dan lebih berkuasa dari semua raja di muka bumi. Tujuan kedatangan mesias, dengan demikian, memang bertemali erat dengan berdirinya sebuah kerajaan Allah…namun bukan milik satu bangsa dan kerjaan tertentu di muka bumi, bukan saja di bumi tetapi di dan dari sorga. Kristus melakukan pekerjaan restoratif dan sekaligus menggenapi kerajaan yang dijanjikan Allah untuk berdiri di bumi..sebagaimana dijanjikan dalam Kitab suci.

Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, selanjutnya sangat berkait erat dengan bagaimana tujuan kematian Kristus digenapi secara tuntas. Tujuan yang dimaksudkan di sini adalah ini: tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah, sebagaimana telah dikemukakan diatas. Yesus sedang membicarakan buah atau kehidupan yang dilahirkannya sendiri didalam kematiannya berdasarkan apa yang hanya dapat dilakukannya jika Ia telah menjadi manusia untuk dapat mengalami kematian sebagai sebuah bidang kerja baginya untuk dapat menghasilkan banyak buah.

Didalam dunia kematian, Ia telah melahirkan kehidupan sebanyak yang Ia telah kerjakan..sebanyak buah yang Ia telah hasilkan dalam kematian…dan itu masih menanti kegenapannya di bumi ini.

Jika didalam kematian Ia adalah sumber kehidupan yang melahirkan banyak buah, maka demikian juga dalam kebangkitannya dari kematian..di muka bumi ini hanya Ia sumber kehidupan untuk menggenapi terciptanya banyak buah sebagaimana dikehendaki-Nya. Itulah sebabnya kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi terpaut begitu erat dan ketat dengan kelahiran banyak jiwa dari kematian berdasarkan diri-Nya yang telah melahirkan banyak jiwa dalam kematian sang mesias itu. Perhatikan apa yang dikatakan Yesus setelahnya:

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu (Matius 28:19-20)

Kompleksitas tujuan kedatangan Kristus yang berjangkar dalam pelayanan penebusan begitu banyak jiwa dalam kematian, bagi Kristus telah menjadi pelayanannya yang paling membakar dirinya secara total dengan kasih Allah yang begitu besar bagi dunia ini…tak akan ada satu letupan kasih-Nya yang lebih besar selain mengerjakan apa yang telah dirancang Bapa dalam diri Kristus sebagai sebuah mahakarya kasih Bapa yang hanya dapat dikerjakan tanpa cela bagi dunia ini..terutama untuk kasih yang tak bercela…hanya kasih tak bercela atau sesempurna Bapa saja yang dapat melahirkan ekspresi semacam ini: Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. (Yohanes 12:27). Betapa kasih yang sangat besar dan agung..dan itu hanya mungkin diungkapkan dan dikerjakannya jika Ia telah masuk kedalam kematian. Sekarang kita mampu melihat satu dimensi kasih yang bukan saja tak mungkin dijangkau manusia..namun juga mustahil untuk dilakukan oleh manusia…selain menerima, menikmati dan hidup didalam-Nya. Kasih Kristus ini..saat ini..terus hidup di bola bumi ini sebagaimana keabadian perintah ini: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment