Pages

16 December 2018

Menyambut Natal 2018 (3)


Oleh: Martin Simamora
Yesus Kristus Dalam Penantian & Kebenaran Para Nabi Perjanjian Lama:
Siapakah Dia & Semulia Siapakah Otoritasnya?

Bacalah lebih dulu bagian2

Kelahiran Mesias Kedalam Dunia Dalam Pengharapan dan Penantian Para Nabi Perjanjian Lama?
Pertama-tama adalah Yesus sendiri yang menunjukan bahwa kelahiran-Nya adalah hal yang telah diketahui dan dicatat  sebagai sebuah firman suci yang disampaikan Allah melalui perantaraan para nabi-Nya yang kudus. Mari kita membaca penjelasan Yesus mengenai hal ini:

Lukas 10:24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Pada sejumlah kesempatan yang sangat krusial dalam pengajaran-pengajarannya, Yesus malah meletakan dirinya yang telah datang ke dunia ini sebagai sentral dan berita besar yang disuarakan oleh para nabi dan kitab suci:

Yohanes 5:46-47 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Bahkan Yesus sendiri tidak sekedar menunjukan dirinya berelasi dengan para nabi dan kitab suci dalam tulisan para nabi mengenai perihal yang akan datang namun ia lebih jauh menuturkan mengenai dirinya yang telah ada bersama-sama dengan para nabi tersebut dan berada dalam sejarah dan setiap era para nabi tersebut. Dan ini menjadi momen yang paling sukar bagi para pendengarnya, sebagaimana sejumlah episode berikut ini:
Yohanes 8:56-58 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."

Jika Yesus berkata bahwa almarhum Abraham telah mengenal-Nya sejak semula dalam sebuah sejarah purba, lalu siapakah Yesus? Tidak ada manusia yang baru lahir di zaman yang lebih maju dapat berkata:
▬Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita
▬sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.

Ia telah ada sebelum segala sejarah ada, sebelum waktu, ruang dan materi ada! Tetapi ia tak hanya ingin mengatakan bahwa ia adalah makhluk sorgawi ciptaan seperti malaikat atau lebih tinggi daripada malaikat. Bukan! Yesus tak sekedar membicarakan kekekalan semacam itu, tetapi ia membicarakan kekekalan sebagai Yang Mahakuasa: dalam sebuah cara yang menunjukan bahwa ia memang benar-benar mahakuasa dalam Ia telah menjadi manusia. Perhatikan sabda Yesus yang begitu mencengangkan ini:

Yohanes 8:51- Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."


Ini adalah pernyataan yang mencengangkan, sebab  bukan saja tak pernah ada nabi yang pernah berkata bahwa mendengar dan menuruti perkataannya adalah pada hakekatnya adalah mendengar dan menuruti firman yang bahkan hasilnya melampaui apa yang dapat dicapai jika mendengarkan dan mentaati taurat. Yesus meletakan dirinya lebih besar daripada nabi-nabi manapun dalam mendudukan dirinya, yaitu perkataannya dapat memberikan kehidupan kekal atau tetap dalam belenggu maut jika menuruti atau membantah perkataan dirinya. Tetapi jika Yesus adalah benar sebagaimana Ia sendiri katakana bahwa dirinya telah dituliskan oleh para nabi, adakah nabi yang dapat menunjukan bahwa Ia berkuasa dalam perkataan dan dirinya? Mari kita memperhatikan  beberapa Nabi Perjanjian Lama:

Nabi Musa:
Ulangan 18:18-19seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.

Nabi Yesaya:
Yesaya 52;13-15Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi--demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.

Jika kita mencermati Musa, maka sebetulnya tak ada kelas nabi dengan otoritas yang bukan saja meninggikan perkataannya tetapi meninggikan dirinya sendiri sebagai sebuah ketetapan Allah sehingga merupakan kehakekatan dirinya. Secara sangat khusus untuk nabi yang akan dibangkitkan itu bahwa ketika ia berkata maka ia sedang berfirman pada lidahnya sendiri sehingga akan menjadi naturnya bahwa ia berkata maka ia bersabda, sehingga ia bukan tipe nabi yang akan menuliskan sebuah kitab tertentu tetapi ia sendiri adalah kitab Allah itu sendiri dalam rupa manusia—dalam konteks Musa: Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulut-Nya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepada-Nya. Tadi saya katakana bahwa nabi ini bahkan pada dirinya sendiri secara hakekat kemanusiaan-Nya memang mengandung kemuliaan Allah sebagaimana Allah sendiri dalam sebuah kelas yang tak satupun makhuk dapat memiliki dasar penghakiman pada dirinya sendiri selain Allah: Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban .

Dan Yesus sendiri memang menunjukan bahwa ucapan dan dirinya adalah firman dan dasar penghakiman atas segenap manusia dan dasar penyelamatan atas manusia yang mau mendengar dan mentaati-Nya:
Yohanes 8:43- Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.

Yohanes 8:45 Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.

Tidak ada nabi yang sanggup dan berani untuk menyatakan sebuah pernyataan yang sungguh luar biasa berani, bahkan malaikat sekalipun kepada manusia, tidak pernah! Yesus kepada manusia mengajukan pertanyaan yang menunjukan bahwa sebagai hakim yang menuntut ketaatan dan sebagai nabi yang sedang menyatakan kebenaran, ia sendiri tak bercela:

Yohanes 8:46 Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?

Nabi yang akan datang tersebut—dalam nubuat Musa dan nubuat Yesaya—bukan saja lebih besar daripada para nabi perjanjian lama, tetapi juga menjadi nabi  yang dihadirkan Allah untuk menjangkau segala bangsa, bukan saja bagi bangsa Yahudi:”Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan…demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.” Ia memang akan seperti Musa dan sekaligus jauh lebih besar daripada Musa sendiri, Jika Yesus Sang Mesias adalah nabi bagi segala bangsa—tak terbatas bagi bangsa Israel saja, Musa memang hanya bagi bangsa Israel sebagaimana dinyatakan oleh Musa sendiri: Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya? (Bilangan 11:12).


Tetapi apa yang termegah pada Yesus adalah apa yang tak pernah mungkin dapat dilakukan Musa dalam hadirat Allah. Bahwa Musa menyadari sekali bahwa upah dosa adalah maut dan pada titik inilah satu-satunya yang diperlukan oleh bangsa Israel adalah Penebusan Dosa. Mari kita memperhatikan ini:

Keluaran 32:30-35Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu--dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka." Demikianlah TUHAN menulahi bangsa itu, karena mereka telah menyuruh membuat anak lembu buatan Harun itu.

Musa tak berhasil mendapatkan penebusan dosa dan pendamaian, tetapi ini: tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka.” Dan itu adalah konsekuensi dosa yang bahkan Musa sudah mengajukan banding yang bersifat mengurbankan dirinya dalam cara takluk pada maut: Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu--dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Penawaran diri Musa untuk dikurbankan ganti bangsanya GAGAL dan upayanya untuk meredakan murka Allah atas dosa dan manusianya gagal, sehingga PENDAMAIAN tak didapatnya sekalipun ia telah maju dalam perkenanan untuk masuk ke dalam hadirat Allah mahasuci di bumi.

Ini begitu berbeda dengan Yesus Sang Mesias:
Lukas 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

Lukas 23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Lukas 23:46-47 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

Nabi Musa berkata mengenai nabi yang akan datang seperti dirinya menyatakan: Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Hakekat Yesus adalah Ia Bersabda Maka Semuanya Terjadi. Ia bahkan telah terlebih dahulu menunjukannya kepada Marta dan Maria:

Yohanes 11:14-15 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."

Yohanes 11:20-26 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"


Yohanes 11:37-44 Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."   
   
Karena hakekat Yesus adalah IA BERFIRMAN MAKA TERJADILAH sesungguhnya ia tak perlu menunjukan sebuah doa yang menunjukan relasi dirinya dengan Bapa, bahwa apapun yang ia katakan adalah firman. Jadi ketika kita membaca “Engkau selalu mendengarkan Aku”, maka kita harus mengerti bahwa relasinya bukan Bapa harus dan wajib dengarkan Yesus, bukan! Tetapi apa yang dikatakan Yesus adalah sabda Allah itu sendiri yang datang dalam wujud manusia untuk menyatakan Allah yang tak dapat dilihat dan tak dapat didengar, tepat sebagaimana rasul Yohanes menuliskan pada bab pembuka injil kudus-Nya: Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.- Yohanes 1:18

Pada salib itu saat ia berkata kepada salah satu penjahat bahwa pada hari ini juga engkau bersama-sama dengan-Ku di Firdaus, maka itu adalah sabda Allah pada lidah-Nya, sehingga pasti terjadi karena ia selalu didengar oleh Bapa!


Natal Adalah Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita
Natal yang sedang kita rayakan, karena itu harus dirayakan dengan pemahaman yang benar agar natal tak hanya membuat anda semakin terlihat spiritual tetapi tak menikmati Allah yang melawat manusia untuk sebuah tujuan megah yaitu menebus manusia dari perhambaan maut. Jadi jika begitu, pertanyaan penting bagi anda adalah: siapakah Yesus? Apakah ia adalah saudara Satan (Lucifer), Ia adalah manusia berpotensi dosa karena ketika keluar dari Bapa ia sama seperti kita perlu perjuangan dan pematian diri habis-habisan demi menyenangkan Bapa…sehingga ini bukan Mesias dalam nubuat nabi Musa dan dalam nubut nabi Yesaya! Jika anda masih bercokol dalam iman seperti ini, waspadalah, anda sedang mengalami episode Adam dan Hawa yang ditipu oleh iblis dengan agensi ular untuk memperdaya manusia dengan memelintirkan ayat melalui lidah manusia yang anda hormati sebagai pendeta tetapi merupakan agensi Satan. Jadi bebaskanlah dirimu dari NATAL HITAM, bertobatlah dan larilah dari kutuk dan pilihlah berkat pada hari ini!

Solus Chritus
Soli Deo Gloria

Rujukan untuk artikel di atas:
-The Authority of Jesus in The Gospel of Mark, Prof .James Edwards : https://www.etsjets.org/files/JETS-PDFs/37/37-2/JETS_37-2_217-233_Edwards.pdf

No comments:

Post a Comment