Pages

04 November 2018

Satan (1)


Segala Sesuatu Yang Anda Selalu Ingin Ketahui, Tetapi Takut Menanyakannya
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier

Apakah Setan sebuah keaktualan yang hidup, makhluk personal? Para atheis dan sekelompoknya, para teolog yang tak mempercayai iman Kristen, berkata “Bukan.”

Sebagai contoh, G.B. Gray, seorang dari kelompok liberal menulis begini:
“If we would fix more exactly on the origin of the Satan, there is much to be said for Marti’s suggestion that he is the personification of the self-accusing conscience of Israel” (1899, 4298).

“jika kita mau memastikan secara lebih tepat pada asal-usul Setan, ada banyak hal yang harus dikatakan pada pendapat Marti bahwa ia adalah personifikasi hati nurani Israel menyalahkan diri sendiri (1899,4298).

Namun, bagi mereka yang memiliki keyakinan penuh dalam integeritas Kitab suci, tidak ada keraguan mengenai fakta bahwa iblis adalah sebuah makhluk personal.

Ia secara konstan digambarkan dalam Alkitab sebagai sebuah entitas personal. Nama-nama pribadi dan kata ganti-kata ganti orang  sebagaimana juga perbuatan-perbuatan yang secara kerap dilekatkan padanya sehingga adalah tidak mungkin untuk memandang Setan sebagai semata personifikasi kejahatan. 

Musuh besar Tuhan paling umum dirujukan pada-dalam Alkitab-sebagai “si iblis” atau “Setan.” Ia disebut si iblis 33 kali dalam Perjanjian Baru, dan disebut Satan 36 kali.

Tetapi ia juga dihadirkan oleh banyak gelar lainnya. Ia adalah:


▬dalam bahasa Ibrani: Abadon; dalam bahasa Yunani: Apolion; ular tua, pendusta seluruh dunia (Wahyu 9:11;12:9)
▬Sang Lawan (1Petrus 5:8)
▬Para pendakwa saudara-saudara kita (Wahyu 12:10)
▬Beelzebul (Matius 12:24)
▬Belial (2Korintus 6:15)
▬Seorang musuh (Matius 13:28)
▬Si jahat (Matius 13:19)
▬Bapa segala dusta, seorang pendusta, seorang pembunuh (Yohanes 8:44)
▬Sang tuhan dunia ini (2Korintus 4:4)
▬Sang penguasa dunia ini (Yohanes 12:31)
▬Sang pangeran kuasa  angkasa (Efesus 2:2), dan
▬Sang penggoda (Matius 4:3)


Satan dalam Perjanjian Lama
Terminogi Ibrani satan secara etimologi menunjuk pada “lawan dalam konflik”, yang berhubungan dengan sebuah kata kerja yang menyampaikan gagasan “berdiam dalam menanti.” Kata yang kerap digunakan dalam makna yang sangat umum dalam  konflik atau persengketaan.

Dalam Bilangan 22:22, itu bahkan diaplikasikan pada utusan TUHAN yang menentang Bileam:
“…dan berdirilah Malaikat TUHAN di jalan sebagai lawannya.”


Penggunaan umum  biasanya diindikasikan oleh ketiadaan artikel definite. Ketika artikel digunakan misal “the adversary,” kata adversary menjadi nama diri/pribadi dan karenanya menunjuk pada pribadi iblis. [tentu saja ini konteksnya dalam Alkitab versi bahasa Inggris]


Satan dalam Taman
Pengetahuan pertama kita atas Satan berasal dari kisah penggodaan dalam Kejadian. Sejumlah upaya untuk membantah kesejarahan narasi telah dilakukan. Profesor Melancthon Jacobus berkata tentang hal ini pada jantungnya:

    “That there was a real serpent in this transaction cannot be doubted any more than we can doubt the real history throughout. Here, where the facts speak, further explanations are not necessary, nor fitted to the time of the beginning. (1) The real serpent is contrasted with the other animals, (vs. 1). (2) In the New Testament allusion is made to a real serpent in referring to the history, (2 Cor. 11:3, 14; 1 Jn. 3:8; Rev. 20:2). Yet (3) that there was in the transaction a superior agent, Satan himself, who only made use of the serpent, is plain from his being referred to as ‘the Old Serpent, called the Devil and Satan,’ (Rev. 12:9) — ‘a murderer from the beginning,’ (Jn. 8:44). Satan is also spoken of as the arch seducer, who is even transformed into an angel of light,’ (2 Cor. 11: 14). The reference may be to this event. Almost all the Asiatic nations hold the serpent to be a wicked being that has brought evil into the world. – Von Bohlen, a Ind., i., 248. Some have sought to turn this history of the temptation into an allegory. But it wears the same aspect of historical detail as the rest of the narrative” (1866, 112).

[“Bahwa ada seekor sungguh-sungguh ular dalam transaksi ini tidak dapat diragukan lagi lebih dari kita dapat meragukan sejarah sebenarnya keseluruhan. Disini, dimana fakta-fakta berbicara, penjelasan-penjelasan lebih lanjut tidak diperlukan, atau tidak juga selaras dengan waktu permulaan. (1)Ular yang benar-benar binatang dikontraskan dengan binatang-binatang lain,(ayat1). (2)Dalam Perjanjian Baru sebuah ekspresi menautkan secara tak langsung telah dibuat terhadap seekor ular yang benar-benar binatang merujukan pada sejarah, (2Korintus 11:3,14; 1Yohanes 3:8; Wahyu 20:2). Namun (3)memang ada dalam transaksi itu seorang agen superior, Satan itu sendiri, yang hanya menggunakan ular tersebut, memang gamblang dari makhluk ular itu telah dirujukan sebagai “si Ular Tua, disebut Iblis dan Satan,” (Wahyu 12:9)-“seorang pembunuh dari permulaan,” (Yohanes 8:44). Satan juga telah dikatakan sebagai perayu ulung, yang bahkan telah bertransfornasi menjadi seorang malaikat terang,” (2Korintus 11:14). Referensinya bisa jadi pada peristiwa ini. Hampir semua bangsa-bangsa Asia memandang ular menjadi makhluk yang jahat yang membawa kejahatan kedalam dunia  ini.-Von Bohlen, aInd.,I,248. Beberapa telah berupaya untuk mengalihkan sejarah  penggodaan ini menjadi sebuah alegori. Tetapi dilakukan dengan menggunakan aspek yang sama detail kesejarahan sebagaimana naratif tersisanya”(1866,122)]

Satan Menggoda Daud
Catatan yang diinspirasi Tuhan, Tawarikh mendeklarasikan:” Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel” (1Tawarikh 21:1), Disini lagi Satan dipandang dalam perannya sebagai seorang penggoda dan musuh umat Tuhan.

Beberapa pihak telah mengklaim sebuah kontradiksi nas ini dan 2 Samuel 24:1 dimana dinyatakan bahwa TUHAN telah menggerakan Daud untuk menghitung Israel. Tidak ada diskrepansi/kesenjangan, namun, untuk sebuah pengkombinasian ayat-ayat yang sebetulnya menunjukan bagaimana Allah mempergunakan Satan sebagai agen untuk menghukum umat-Nya bagi dosa-dosa mereka.


Satan Mendatangkan Kesengsaraan Ayub
Satan tampil begitu dominan dalam Kitab Ayub dibandingkan dengan kitab-kitab manapun dalam Perjanjian Lama. Tidak kurang 14 kali ia disebutkan dalam dua bab pertama.

Lagi, moderenisme telah berupaya untuk menjelaskan jauh dari insiden-insiden kesejarahan. Adrew Zenos dari Presbyterian Theological Seminary di Chicago memberikan tuduhan begini

    “The apparent incongruity of a person (i.e., Satan) with such a frame of mind consorting with the other ‘sons of God’ in the courts of heaven, giving an account of himself to, and speaking on familiar terms with, God, disappears when the narrative is seen to be constructed, not as a picture of realities, but as a vehicle of moral teaching” (Jacobus 1926, 811).

[Ketakcocokan yang nyata terlihat pada seorang pribadi (yaitu Satan) dengan semacam kerangka pikir bersekutu dengan “anak-anak Allah” lain dalam pengadilan Sorga, memberikan sebuah kisah bagi dirinya sendiri untuk, dan berbicara pada dengan terminologi-terminologi familiar, Allah, lenyap ketika naratif dipandang untuk dikonstruksikan,bukan sebagai sbeuah gambar realitas-realitas, tetapi sebagai sebuah kendaraan pengajaran moral” (Jacobus 1926,811).]

Pandangan semacam ini secara total mengabaikan fakta-fakta dan membacakan opini-opini prajudisial kedalam teks suci.


Satan: Lawan Yosua
Satan tampil sebagai seorang lawan  bagi Yosua sang imam besar dalam Zakaria 3:1-2:
Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia. Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"

Yosua, telah berpakaiankan baju-baju yang cemar atau kotor yang menyimbolkan dosa-dosa seluruh bangsa (yang ia sedang wakilkan) telah berdiri dihadapan utusan TUHAN.

Satan disebelah kanannya telah berdiri menjadi lawannya. Bandingkan dengan Mazmur 109:6: Angkatlah seorang fasik atas dia, dan biarlah seorang pendakwa berdiri di sebelah kanannya.

Sang Pendakwa, namun demikian, tidak dibolehkan berbicara, sebaliknnya,”TUHAN berkata kepada Satan, TUHAN menghardiknya. O Satan…

Sentra pesan dari penglihatan ini (1-10) adalah untuk menunjukan bahwa umat TUHAN, telah dikondisikan terhadap sebuah reformasi sejati, dapat menikmati lagi kesejahteraan. Tetapi:

“Satan telah bersiap untuk menantang institusi Tuhan sendiri untuk pengampunan dosa, untuk menentang hak Allah untuk mengampuni orang berdosa.Ia berupaya menjungkalkan Takhta Kasih Karunia, sehingga membencinya, dan berusaha untuk mengubah Takhta tersebut menjadi sebuah kursi penghakiman dan penghukuman” Laetsch 1956, 422).


Tentulah, kisah lengkap karakter mengerikan iblis tidak dihadirkan dalam Perjanjian Lama.

Namun cukup diberikan untuk memberikan peringatan yang meyakinkan  bahwa ia benar-benar makhluk yang berbahaya. Perjanjian Baru membawa gambar utuh berfokus pada keantiannya terhadap desain-desain kudus Tuhan.




Satan dalam Perjanjian Baru
Referensi-referensi Perjanjian Baru berikut ini akan memadai untuk menekankan afirmasi-afirmasi kita sebelumnya terkait dengan kebiadaban maksud sang Lawan Allah dan manusia.


Satan telah Menggoda Kristus
Sebagaimana ular telah menggoda Hawa (Kejadian 3:6) berlangsung melalui bermacam-macam kanal nafsu tubuh daging, nafsu mata, dan pembanggaan kemuliaan hidup (1 Yohanes 2:16), sehingga iblis berupaya untuk menggiring Kristus pada dosa sebagaimana yang telah terjadi pada Hawa (Matius 4:1-11).

Menariknya, Kristus didominasi “sang penggoda” dalam naratif itu. Terminologi Yunani peirazon, sebuah present tense participle secara literal diperluas,”sang senantiasa penggodaku.” Yang hendak menyampaikan  karakteristik aktivitas iblis.

Andaikata sang iblis telah sukses menyebabkan Kristus menjadi berdosa, Tuhan tidak dapat melaksanakan perannya sebagai kurban dosa tak bercela:

1Petrus 1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

2Korintus 5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.


Dan segenap  ras umat manusia, dengan demikian, secara total dan permanen lenyap sama sekali.


Bersambung ke Bagian 2

Diterjemahkan dan diedit oleh: Martin Simamora




Referensi

Barnes, Albert. 1852. Commentary on Job. New York: G. A. Leavitt.

Ellison, H. L. 1967. Ezekiel: The Man And His Message. England: The Paternoster Press.

Gray, G. B. 1899. “Satan.” _Encyclop
  

Soli Deo Gloria
Sola Gratia
Solus Christus

No comments:

Post a Comment