Pages

27 September 2018

Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang (4)


Oleh Martin Simamora

Yesus Kristus: “Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu."


Tidak Ada yang Kebal, Semua Harus Berhati-Hati
Penyimpangan hingga terjadi apa yang disebut sebagai penyesatan harus dipandang sebagai keadaan yang tak terelakan dan merupakan kekinian di setiap waktu. Kepada setiap murid-murid-Nya, Yesus Sang Kristus telah memberikan peringatan yang menunjukan keadaan penyesatan tidak terjadi untuk sesaat pada sebuah kala tertentu tetapi sebuah problem yang akan tumbuh silih berganti di sepanjang waktu, dan karena itu perintah-Nya kepada kita semua adalah: HATI-HATI.

Ini adalah perintah yang disertai “early warning” atau “peringatan dini” lengkap dengan indikator-indikatornya dan setiap murid diminta untuk memperhatikannya di setiap waktu dengan sikap penuh perhatian dan ketaatan terhadap instruksi ini:

Markus 13:22-23 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu."

Penyesatan dengan penyesatannya jangan pernah dipandang sebagai hal ringan seolah hanya akan mampu memperdaya orang-orang Kristen yang lemah sebab tak memiliki kehidupan berjemaat yang sehat untuk mampu memiliki pertumbuhan dan pengenalan dengan Kristus pada keseharian hidupnya dalam sebuah pernaungan jemaat lokal.

Peringatan Sang Kristus bahkan secara definitif memperlihatkan pada kita bahwa kuasa penyesat dan penyesatan melalui ajaran dan praktik-praktik hidup dan spiritualnya mampu bahkan memperdaya –jika mampu- orang-orang pilihan. “Sekiranya mungkin” adalah sebuah keadaan yang begitu genting namun tak satupun juga yang menyadari bahayanya sekalipun sudah dinasehati, sudah ditunjukan penyimpangannya melalui firman, kecuali intervensi Allah untuk menjaga keamanan orang-orang pilihan. Bagaimanapun  jemaat  tak akan lebih kuat daripada penyesat dan penyesatan jika bukan Allah yang menolong mereka.

Bisakah anda membayangkan pesona apakah yang dimiliki para penyesat sehingga bahkan orang-orang pilihan dalam derajat tertentu tak kebal juga dari pengaruh penyesat dengan penyesatannya.


Sehingga harus dikatakan bahwa penyesat bisa menampilkan dirinya jauh lebih berkemilau dan berkehidupan lebih layak untuk diteladani dalam keseharian dan kehidupan rohaninya dari pada orang-orang pilihan itu sendiri. Dikatakan oleh Sang Mesias bahwa penyesat mampu  menampilkan pesona kemilau semacam itu: mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. Mereka ada diantara orang percaya dengan sebuah wibawa dan kharisma, sehingga jika kita berpikir bahwa cara mengindentifikasi mereka adalah dengan melihat buah-buah rohani dan kehidupannya sehari-hari dalam spiritualitas dan moralitas hidup sebagaimana yang kita bayangkan dan asumsikan selama ini, bisa dipastikan anda dan saya akan masuk dalam jerat ajarannya yang sukar untuk dikatakan sesat, sebab kehidupan rohaninya dan moralitasnya sangat baik.


Problem kita yang membuat kita bisa menjadi target empuk penyesatan adalah  kita suka membuat dikotomi yang membuat kita kehilangan atau gagal untuk berhati-hati sebab kerap berpikir  dalam dikotomi semacam ini: walau ajarannya dikatakan dan divonis menyimpang tetapi ia tetap bisa menjadi teladan dalam kehidupan sehari-harI: ayah yang kebapaan, suami yang setia dan kudus bagi isterinya, kepala rumah tangga yang bertanggungjawab dalam penghidupan keluarga…apalagi jika memiliki kuasa mengajar dan mengadakan mujizat


Sementara kita cenderung dapat berpikir demikian, Sang Mesias tidak demikian, ia bahkan memasukan indikator yang berkuasa memperdaya orang-orang pilihan sehingga bisa masuk ke dalam jerat si penyesat: mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Nah ini  tidak untuk mengatakan bahwa kalau pada seorang hamba Tuhan terjadi tanda-tanda dan mujizat-mujizat maka pasti itu nabi-nabi palsu atau pengajar-pengajar yang menyesatkan. Tetapi menunjukan ada sebuah kompleksitas, karena itu hati-hatilah karena siapapun tak kebal. 

Besarnya daya dan kuasa deception atau tipu muslihat kebenaran ini, memang harus menjadi rambu yang harus selalu dikenakan dan membuat kita sejak awal harus mempersiapkan diri, karena Sang Mesias terkait ini berkata: Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu."Jadi jangan bebal dan anggap tak berbahaya karena aku sanggup dan aku memiliki persekutuan yang intim dengan Bapa, Putera dan Roh Kudus. Hati-hati atau anda dan saya akan dapat sama sekali melampaui pagar “sekiranya mungkin”, artinya anda  terjerembab sepenuhnya.

Yesus Sang Mesias memang telah mengindikasikan  hal ini sebagai salah satu resiko alamiah atau tak terelakan yang melingkupi orang-orang percaya. Dalam salah satu doa pra paskah-Nya, Yesus pada salah satu baris doanya berdoa begini kepada Bapa mengenai murid-murid-Nya dan bagi murid-murid-Nya yang akan datang di sepanjang segala zaman:

▬Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.-Yohanes 17:15

▬Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;-Yohanes 17:20

Penyesat dan penyesatan adalah kondisi alamiah di dunia yang jahat, tempat di mana saya dan anda hidup.

Apa yang menarik adalah, apakah yang Sang Kristus persiapkan bagi murid-murid-Nya untuk mampu secara bertanggungjawab bagi imannya sendiri dan bertahan  dalam dunia yang jahat ini untuk setia, dan bertahan dalam imannya sementara Sang Mesias sudah tidak lagi secara fisik menyertai mereka:

Pertama: mempersiapkan dengan pengajaran firman mengenai kebenaran dari Bapa
Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.-Yohanes 17:8

Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka- Yohanes 17:14


Kedua: Mempersiapkan dengan mengududkan dalam firman
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.-Yohanes 17:17

Ketiga: Yesus Kristus memberikan dirinya sebagai sumber pengudusan dan adalah kekudusan itu sendiri bagi setiap pribadi jemaat Tuhan
dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran- Yohanes 17:-19






Disertai Roh Kudus hingga Kesudahan Zaman



Dilindungi Bapa dari yang Jahat


Dikuduskan dalam Firman
Orang-Orang Percaya
Dikuduskan dalam Yesus Kristus





Diajarkan firman yang digenapi oleh Yesus Kristus



Natur kehidupan saya dan anda adalah berada dalam perlindungan Bapa dalam Yesus Kristus sementara masih hidup dalam dunia yang jahat sebagai domba gembalaan Yesus yang tak lagi menyertai kita secara jasmani, tetapi sekarang kita disertai oleh Roh Kudus sebagai Dia yang menyertai kita sebagaimana Yesus melakukannya:

Yohanes 14:16-18   Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu

Natur Yesus Sang Mesias terhadap orang-orang percaya dan jemaat atau domba-domba  adalah relasi Gembala yang senantiasa menjaga kehidupan para domba dan melindungi mereka daripada yang jahat dalam sebuah cara yang menunjukan bahwa Ia adalah sumber kehidupan dan keamanan hidup para domba-Nya:

Yohanes 10:7-9 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Bisakah para pengikut Yesus disesatkan oleh para penyesat yang memiliki pengetahuan firman dan kebenaran yang mumpuni?Bisa! Tetapi kita harus tahu bahwa sebetulnya bagi sang Mesias mereka adalah nabi-nabi palsu sebab mengajarkan kebenaran yang tak berasal dari ajaran Kristus sehingga bertentangan dengan Roh Kudus! Kita semua bisa dan tak kebal terhadap resiko ini, daya tipunya yang begitu mempesona. Kehidupan domba-domba itu rapuh untuk diperdaya oleh gembala-gembala yang dihormati dalam keteladanan dan kewibaan seorang gembala. Coba perhatikan situasi dalam Kitab Yehezkiel ini:

Yehezkiel 34:10-12 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan.


Yehezkiel 34:16 Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.


Teks Yehezkiel di atas tersebut adalah natur Allah yaitu kasih setianya dalam menggembelakan dan kuat kuasa perlindungannya atas setiap domba kepunyaan-Nya. Kepada yang benar-benar kepunyaan-Nya demikianlah ia bertindak.  

Natur Allah semacam inilah yang datang ke dalam dunia ini dalam diri Yesus Kristus:

▬Matius 18:12-14 Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."



Penyesat dan Penyesatan Tidak Muncul Dalam Satu Malam, Sebagaimana Pohon Tidak Berbuah dalam Waktu Semalam

Penyesat dan penyesatan bukan terjadi dalam semalam tepat seperti pohon tidak berbuah dalam semalam, buah yang pasti mata siapapun tidak akan mengatakan ada kejahatan pada mujizat-mujizat dan tanda-tanda. Siapa yang akan mengatakan karunia-karunia rohani dan karakternya yang mulia dan patut diteladani yang demikian adalah buah-buah yang buruk? Tidak akan ada, sekaligus ini menunjukan mengapa dalam sabda-sabda Tuhan di atas, Allah sendiri yang menyelamatkan sebab sangat mungkin bahkan pendeta anda atau gembala sidang anda bahkan sinode anda tak berdaya untuk melepaskan anda dari cengkraman penyesatan, selain mungkin cara melepaskan jemaat lebih luas dari penyesatan  dengan melepaskan sebagian kecil lagi jemaat untuk membangun denominasi lain atas nama menghindari konflik yang tak perlu. Sejarah gereja menunjukan sejak permulaan gereja telah menunjukan bahwa penyesatan biasanya menyeret sebagian jemaat dalam jumlah-jumlah tertentu, bahkan kadang dalam jumlah yang sangat besar.

Ketika tantangannya begitu besar dan begitu laten, maka memang Yesus sendiri telah mempersiapkan kita juga untuk menghadapi lingkungan “berkabut dan dalam kegelapan”, sebuah keadaan yang tetap saja kita terheran-heran dan bergumam masak iya sih seperti itu. Yesus mempersiapkan kita dengan meminta kita memperhatikan indikator-indikator yang sebetulnya tak seorang pun berkuasa secara ahli dan berkuasa mendayakannya untuk melakukannya jika terlepas dari penggembalaan dan pengajaran ajaran-ajaran yang benar dan kudus:

Matius 7:15-20 Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Dalam injil Markus kita diminta hati-hatilah karena jika mungkin menyesatkan orang-orang pilihan juga. Jika anda membaca “dari buahnyakah kamu akan mengenal mereka”, camkanlah bahwa Yesus tidak meminta anda untuk memahami secara gegabah tanpa memperhatikan peringatan sebelumnya: WASPADA terhadap nabi-nabi palsu… MENYAMAR SEPERTI domba… MEREKA ADALAH SERIGALA BUAS. Ingatlah ini: dengan demikian BUKAN pohon MANGGA BERBUAH MANGGA atau BATANG PADI BERBUAH BULIR-BULIR PADI, tetapi  POHON PALSU ANGGUR KW 1 BERBUAHKAN BUAH ANGGUR KW1  dimana anda hampir-hampir tak dapat mengenalinya bahwa itu adalah KW1, bahwa untuk mengenal itu adalah serigala hampir mustahil karena penyesat mampu berkarakteristik sangat  kudus, mengenal Tuhan, memiliki corak hubungan intim dengan Tuhan sebagaimana para domba Tuhan DALAM PANDANGAN SAYA DENGAN ANDA. Jika ia mampu mengadakan mujizat, beranikah secara serampangan anda mengatakan ia adalah penyesat atau nabi palsu?

Ini adalah problem mahasukar buat siapapun. Inilah menjelaskan mengapa orang walau dekat dengan Tuhan, belajar dan berintimasi sungguh dengan Tuhan tapi bisa terjerembab? Mengapa cenderung kita menemukan bahwa orang bisa begitu sukar lepas dari cengkraman penyesatan dan seolah tak bisa melihat sedikitpun melihat penyesatan? Itu karena buah-buah si penyesat tidak tumbuh dalam semalam dan buah-buahnya bukanlah yang jahat atau buruk sebagaimana kita sangkakan, sebab tetap saja dalam pandangan kita ia adalah domba, bukan serigala!

Karena ia tak memberikan buahnya dalam satu malam, sebagaimana pohon buah pada umumnya, maka biasanya semua sudah terlampau terlambat dan sudah terlampau besar, sehingga tak heran proses PENYESATAN HINGGA BUAHNYA TERLIHAT  berlangsung secara gradual dalam relasi sesama domba atau sesama anak-anak Tuhan dalam patron hubungan yang dibangunkan para penyesat. APAKAH yang terjadi dalam relasi bertahun-tahun hingga berpuluh-puluh tahun itu sebelum si penyesat menghasilkan buah-buahnya? Jawabnya, si penyesat MENGAJAR atau memberikan ajaran-ajaran sebagai seorang yang sangat dihormati dan mampu memberikan teladan hidup yang jempolan. Kombinasi kompleks semacam ini membuat siapapun tak boleh mengabaikan early warning atau peringatan dini Sang Mesias setiap saat, sementara saya dan anda duduk mendengar khotbah menerima ajaran-ajaran dan mulai membangun relasi jangka panjang dengan pendeta atau gembala sidang anda.



Para Pemimpin  atau Gembala Jemaat Tuhan Harus Memperhatikan Ajaran dan Kehidupannya: Mempersiapkan Jemaat Untuk Bertumbuh Dewasa dalam Pengenalan Firman dan Tuhan
Para pemimpin jemaat karena itu memiliki tanggungjawab yang besar. Sejak para penyesat itu bisa masuk menyusup ke dalam tubuh Kristus dalam jangka waktu yang lama hingga ia sukses mencemari secara bertahap atau secara gradual, sementara ia mungkin duduk bersama anda dengan Alkitab dan berdoa bagi anda, atau bahkan mulai berdiri dan mengajar firman? Sehingga para pemimpin jemaat harus benar-benar awas dengan medan ajaran atau doktrin, karena bahkan mereka hampir-hampir tak mampu dibedakan sebab buah-buah pengajaran dan buah-buah hidupnya berkualitas KW1. Jadi penyesat ini bisa memiliki kekudusan atau teladan hidup yang jempolan (sebab inilah bajunya sebagaimana serigala berjubah domba), bisa memiliki pengajaran yang dimulutnya memuliakan Tuhan dan menguduskan nama-Nya. Kita semua bisa ditipu sedemikian tetapi Allah tidak bisa:

Matius 7:20-23 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Perhatikan, sebagaimana tadi di Kitab Yehezkiel, Allah saja yang akan menjadi lawan gembala-gembala yang jahat tersebut, maka Yesus pun menunjukan bahwa hanya Allah saja yang akan menjadi lawan bagi para nabi-nabi palsu tersebut. Buah-buah mereka adalah mulia dan kudus dalam mata kita:bagaimana mungkin menyerukan nama Tuhan, mengadakan mujizat penyembuhan, mengajarkan firman Tuhan bagi jemaat, menjadi teladan dan berkarakter kudus dalam pandangan jemaat, di hari terakhir ternyata adalah pelaku kejahatan? Ini, karenanya, bukan problem berpusat pada moralitas dan hidup kudus-sekalipun inipun merupakan indikator pentiing pada kasus-kasus tertentu- dalam anggapan manusia pada umumnya, ketika Yesus menyatakan bahwa para nabi palsu atau guru palsu atau para pengajar firman itu ternyata pada hakikatnya adalah: SERIGALA YANG MENYAMAR SEBAGAI DOMBA! Ia bisa sangat berwibawa, begitu hebat menjadi teladan dan begitu mumpuni mengajarkan firman, tetapi hakikat diri pengajar itu adalah SERIGALA YANG MENYAMAR SEBAGAI DOMBA. Tak heran Bapa tak mengenalinya karena ia pada hakikatnya BUKAN DOMBA kepunyaan-Nya.


Kalau benar ia pada dasarnya adalah domba, pasti Allah akan menyelamatkannya dari kesesatan itu sendiri; kalau ia pada hakikatnya adalah SERIGALA maka ia tetap serigala dan pasti bukan gembalaan Yesus. Mana mungkin makhluk SERIGALA  berubah menjadi makluk DOMBA; mana mungkin pohon Mangga adalah pohon Beringin; mana mungkin pohong ANGGUR adalah SEMAK BELUKAR. Tetapi di dunia inikan laki-laki sudah bisa menjadi perempuan walau hakikatnya pada organ dalamnya adalah laki-laki, celakanya lagi sekalipun-katakanlah-anda menelanjanginya sangat sukar untuk menemukan tanda-tanda biologis untuk menentukan hakikat sejatinya, begitu saja seketika itu. Kira-kira semacam inilah latensi dan kesukaran menghadapi penyesatan dalam gereja.

Rasul Paulus, karena itu, menekankan agar para pemimpin jemaat memperhatikan bukan saja jemaat akan apa yang diterima mereka, tetapi juga memperhatikan ajaran yang disampaikan mereka sebagai para pemimpin dan pengajar jemaat yang bertanggungjawab untuk memberikan makanan-makanan rohani yang bermutu dan membuat otot-otot rohaninya bertumbuh untuk kuat bukan saja bagi hidup sehari –hari tetapi mencerdaskan spiritualitasnya untuk sanggup menguji pengajaran para pendeta atau gembalanya:

Kisah Para Rasul 20:28-32 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.

1Timotius 4:13-16 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Tetapi juga  harus memiliki teladan hidup, sementara ia harus bertekun dalam membaca kitab-kitab suci (saat itu  baru ada apa yang kita sebut sebagai PL) SEBAGAI DASAR MEMBANGUN DAN DALAM MENGAJAR. Para pemimpin jemaat tak akan kuat memanggul tanggungjawab penggembalaan ini jika TANPA KARUNIA DAN APALAGI TAK MENGGUNAKANNYA. Ini harus menjadi perenungan bagi para pemimpin jemaat, karena setiap pemimpin jemaat adalah para penjaga dan penuntun jemaat untuk berjalan dan kebenaran dan untuk bertumbuh dalam pengenalan dan ketaatan terhadap firman yang menguduskan, pun harus mampu mendeteksi serigala diantara jemaat anda, harus mampu mendeteksi ajaran-ajaran palsu dalam balutan kekudusan dan mujizat. 

Tanpa karunia dan tanpa menggunakannya,tanpa mengawasi diri sendiri dan mengawasi ajarannya sendiri, itu mustahil. Jika pemimpin itu sendiri dalam mengajar dan membangun ajaran untuk membangun jemaat dalam kebenaran dan Kristus, tak mampu mengawasi dirinya sendiri dengan menguji setiap ajarannya dengan kitab suci, bagiamana ia dapat menjaga jemaat gembalaannya dan bagaimana ia bisa menasehati jemaat serta berdoa bagi mereka satu-persatu dalam kasih, kebenaran dan doa yang tak jemu-jemu. Kehidupan penggembalaan dan memimpin jemaat menjadi hal yang harus mencurahkan jiwa dan hidup bagi jemaat-memberikan hidup bagi domba-domba-Nya agar mereka berada dalam jalan yang benar dan kudus bagi Kristus yang telah menebus mereka. Menjadi seorang pemimpin jemaat atau gembala sidang, karenanya memang benar-benar sebuah kehormatan dan kemuliaan mengingat otoritas dan siapakah yang sedang dilindunginya dan diberinya makan makanan rohani, yaitu domba-domba Bapa yang telah ditebus dari kegelapan dunia ini dengan darah Kristus pada salib.

Karena itu, pastilah karunia yang menonjol bagi para pemimpin jemaat adalah karunia mengajar dan karunia mengenali atau membedakan ajaran-ajaran yang sebetulnya menyimpang-sedini mungkin. Tanpa karunia seperti itu, bagaimana mungkin tongkat penggembalaan dapat diayunkan untuk menghalaui serigala-serigala ganas disamping dengan tongkat penggembalaan yang sama menggembalakan mereka dengan kuasa pengajaran yang sanggup menelanjangi latensi penyesatan (harus diperhatikan, bahwa berdasarkan ilmu theologia bahkan bisa terlewatkan jika hanya andalkan otak, perlu diterangi Roh Kudus. Sehingga gembala jemaat pun harus membangun dan memiliki persekutuan dengan Roh Kudus, selain membina diri agar bisa jadi teladan yang kudus dan benar bagi jemaat):

Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment