Pages

03 August 2018

Kisah-Kisah Perjalanan Yesus Menurut Injil (4)



Oleh: Martin Simamora

Ke Danau Genesaret Memanggil Petrus: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk 
menangkap ikan."


Yesus Bersama Seorang Nelayan Bertolak Ke Tempat yang Dalam Untuk Menangkap Ikan
Injil Lukas memberikan catatan yang sangat penting terkait apakah yang menjadi tujuan Yesus di bumi ini melalui rangkaian perjalanan-perjalanan yang dilakukannya:
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."- Lukas 4:43

Lalu bagaimanakah hal tersebut akan diwujudkannya? Bagaimana  memberitakan Injil Kerajaan Allah akan diwujudkannya. Salah satu strategi yang dilakukannya sebagaimana yang menjadi kehendaknya akan kita temukan dalam perjalanannya yang membawanya tiba di pantai danau Genesaret:

Lukas 5:1-4Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

Sementara orang banyak tak henti-hentinya mengikuti Yesus Kristus untuk mendengarkan firman Allah yang diberitakan dengan pengajaran yang penuh kuasa. Yesus yang telah mempresentasikan dirinya sebagai penggenap nubuat nabi Yesaya (Lukas 4:17-21) dan telah mendemonstrasikan bahwa ia adalah penggenap dengan menaklukan berbagai penyakit dan pemerintahan setan atas banyak manusia (Lukas 4:40-41) telah menjadikan dirinya sendiri sebagai sentral tunggal kebenaran sebagaimana kebenaran kitab suci. kali ini mereka menyaksikan Yesus bersama dengan seorang nelayan untuk menangkap ikan.


Para nelayan baru saja pulang dan belum selesai membasuh jalanya. Seolah tak mau tahu apa yang baru saja terjadi dengan diri mereka dan dengan pekerjaan yang belum selesai, Yesus menginstruksikan para nelayan tersebut untuk melakukan ini:

Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu

Untuk beberapa saat lamanya, perahu Simon menjadi mimbar terapung di permukaan danau Genesaret. Entah apa sebabnya, Petrus begitu saja mematuhi suruh ini: supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai, agar ada ruang bagi Yesus untuk berbicara dengan kerumunan manusia yang memenuhi pantai Danau Genesaret tersebut.

Selesai memberitakan firman Allah, Yesus memulai sebuah komunikasi dan perkenalan yang begitu unik. Yesus yang bukan nelayan kawakan di Danau Genesaret, tiba-tiba memberikan perintah yang menakjubkan dalam kespesifikan dan kepresesian, seolah ia pun adalah nelayan kawakan dan memiliki perangkat sonar ikan, sehingga begitu berani memerintahkan seorang nelayan yang sangat menguasai perairan danau itu agar melakukan ini: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

Mendengarkan instruksi seperti itu, Petrus ingin membantahnya karena sepanjang malam tadi telah bekerja keras menjala ikan namun tak mendapatkan apa-apa. Namun mengetahui bahwa yang memerintahnya adalah Yesus, ia pun menurutinya walau menurutnya akan percuma:

Lukas 5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."

Bagaimana dengan hasilnya? Apakah akan sama saja yaitu tidak menangkap apa-apa? Injil ini memberikan kesaksian sebagai berikut:
Lukas 5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

Dari tidak menangkap apa-apa menjadi menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.


Petrus Belajar Mengenal Kekudusan & Siapakah Yesus
Petrus Belajar Mengenal Bahwa Ia adalah Manusia Berdosa
Petrus dan rekan sejawat lainnya pada perahu itu kini, sedang menyaksikan sebuah pemandangan yang begitu sukar untuk dijelaskan. Yesus yang mereka ketahui bukan seorang nelayan ( ia hanya seorang anak tukang kayu!- Matius 13:35) namun memberikan perintah untuk pergi ke satu titik di perairan danau yang sebelumnya telah mereka jaring sepanjang malam penuh kerja keras, tetapi sia-sia, namun secara jitu dan gemilang memberikan bagi mereka tangkapan ikan begitu melimpah sehingga jala  tak lagi kuat untuk menanggung bobot tangkapan ikan tersebut. Bahkan kini Petrus membutuhkan pertolongan untuk menampung tangkapan bersejarah itu:

Lukas 5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Perjumpaan dan peristiwa yang sangat menakjubkan tersebut telah menempatkan Yesus dihadapan Petrus secara sangat tak disangka-sangkakan oleh siapapun. Petrus melalui peristiwa tersebut belajar mengenal Yesus sebagai ia yang begitu mulia dan begitu kudus dan belajar mengenal dirinya sendiri adalah manusia yang begitu berdosa dan karena itu sangat tak layak bagi Yesus:

Lukas 5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."

Bagaimana mungkin reaksi Petrus adalah tersungkur di depan Yesus dan berkata pergilah daripadaku, karena aku ini seorang berdosa. Dosa apakah yang baru saja dilakukannya? Siapakah Yesus baginya dan setinggi apakah ia telah mengenal kesucian Yesus sampai-sampai berkata aku ini seorang berdosa yang tak pantas didekati Yesus?

Petrus belajar dalam sebuah cara yang siapapun tak akan mengiranya, melalui pekerjaan sederhana seperti nelayan, Yesus membawa Petrus masuk kedalam maksud-Nya. Apakah maksud utama Yesus memang telah tercermin pada apa yang menjadi reaksi Petrus terhadap Yesus sendiri:

Maksud atau Tujuan  Yesus Dalam Perjumpaannya dengan Petrus Dalam Kesukaran dan Frustrasi Hidupnya
Mengenal Siapakah Yesus
Mengenal Siapakah Dirinya
●Ia layak disembah: tersungkur di depan Yesus
●Ia manusia berdosa yang memerlukan pertolongan Tuhan
●Ia Mahakudus
●Ia pada hakekatnya begitu tak layak untuk dikasihi Tuhan: pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa

Yesus telah masuk ke dalam kehidupan Petrus, masuk ke dalam kehidupan manusiawinya yang kerap diwarnai dengan kegagalan, keletihan dan mungkin rasa frustrasi yang tak ada obatnya, apalagi sampai berpikir untuk memiliki sebuah tujuan dan rancangan agung yang pasti baginya bersama Tuhan. Petrus sudah bekerja begitu keras di waktu sementara kebanyakan sedang tertidur pulas, namun tiada hasilnya sama sekali. Tetapi  melalui peristiwa ini, melalui peristiwa yang tak menyenangkan atau mengecewakan bagi Petrus, ia justru mengalami kunjungan Yesus untuk mengenal siapakah Ia, dan untuk mengenal siapakah dirinya sesungguhnya, bahwa ia adalah manusia berdosa namun Tuhan yang mahakudus memiliki maksud agung bagi hidupnya.


Ini bukan saja menjadi peristiwa dan pengalaman personal Petrus sendiri, tetapi semua orang yang menyaksikan peristiwa tersebut telah setidak-tidaknya belajar untuk mengenal siapakah Yesus dan belajar untuk menilik siapakah diri mereka dan bagaimana keberdosaan mereka. Wibawa  Yesus yang lahir dari otoritas dan kuasanya yang begitu mulia dengan segera menyapu segenap jiwa; kegentaran jiwa yang sebetulnya tak mungkin dapat berdiri hidup-hidup dihadapan kekudusan yang tak dapat dicemarkan oleh setitik noda dosa, nyata sekali mengintimidasi jiwa-jiwa  yang pada hakekatnya berada dalam cengkraman dosa sehingga mutlak membutuhkan Sang Juru Selamat. Yesus telah datang bukan bertujuan untuk memurkai mereka, tetapi memberitakan firman Allah dan dirinya sendiri sebagai kebenaran yang tak terpisahkan dari firman Allah itu sendiri. Karena itulah kepada Petrus dan nelayan-nelayan lainnya, Ia berkata begini:
Lukas 5:9-10 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."

Yesus yang disembahnya secara tersungkur didepannya tanda ketakpantasan diri sebab begitu berdosa dihadapan yang mahakudus, kemudian berkata kepada Petrus dengan disaksikan para nelayan sejawat Petrus: jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.

Manusia berdosa dipanggil Yesus dengan sebuah tujuan untuk menjadi  penjala manusia?Apakah tujuan lebih megah yang ada dalam benak Yesus dengan pernyataan mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia?


Tujuan Yesus Datang Kedalam Dunia dan Bagaimanakah Ia Mewujudkan Kehendak Bapa di Sorga Agar Tergenapkan Di Bumi Ini
Jadi bagaimana  Ia akan menggenapkan tujuannya ini: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus?" Salah satu hal besar yang dilakukannya adalah memanggil orang-orang tertentu berdasarkan pilihannya sendiri untuk dijadikannya murid. Menjadi murid Yesus ternyata bukan sekedar untuk belajar menjadi muridnya yang penuh ketaatan sehingga menjadi serupa seperti Yesus sendiri, tetapi turut serta menjadi bagian penting dalam apa yang menjadi tujuannya datang ke dalam dunia ini yaitu bersama-sama dengannya memberitakan Kerajaan Allah kepada dunia. Perhatikan perkataan Yesus berikut ini kepada Petrus:

Lukas 5:10 Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."

Tentu Petrus tak akan menduga sama sekali bahwa Yesus berkata kepadanya: mulai sekarang engkau akan menjala manusia, bersama Yesus. Jika Yesus mampu menjadi pandu yang begitu jitu baginya untuk menjala ikan di danau yang sama sekali tak menghasilkan seekorpun ikan baginya, apakah alasan baginya untuk berkata tidak untuk ajakan Yesus tersebut? Jika Yesus berkuasa untuk memanggil ikan-ikan di kedalaman danau untuk menyerahkan diri mereka ke dalam jaring Simon Petrus, lalu apakah alasan bagi Petrus untuk menolak karena membayangkan akan begitu sukar untuk menjaring manusia-jika ikan saja gagal atau menolak untuk dijaringnya, apalagi manusia? Tentu saja menjadi tak beralasan ketika Yesus yang memerintahkannya.

Di atas semua itu, mengapa Simon Petrus tak mungkin menolak-Nya, karena  Yesus telah memanggilnya dan telah menariknya masuk kedalam pengenalan dirinya secara unik melalui menjala ikan di danau yang sama sekali tak memberikannya seekor pun ikan.

Tak akan mungkin dirinya tidak tersungkur dihadapannya, menyembahnya jika Yesus tidak menyingkapkan kekudusannya dan kuasanya yang berkuasa penuh menarik Petrus keluar dari pelukan dunia untuk masuk kedalam kasih Bapa yang begitu besar kepada dunia ini.Ini adalah kuasa yang sama yang kedahsyatannya tak mampu ditolak atau dibantah oleh setan-setan dan sakit penyakit; tak dapat menolak kehendak Yesus di dunia ini kela tangan-Nya menjamah manusia-manusia yang dikehendaki-Nya. Tangannya tak dapat dihancurkan oleh manusia ketika Yesus berkehendak memanggil keluar manusia-manusia dari penyanderaan setan-setan dan penyakit-penyakit yang merupakan pemberitaan kerajaan Allah- penggenapan nubuat Yesaya yang dibacakannya di bait Allah.


Tidak ada Satu Kuasapun yang Sanggup Menolak dan Menghancurkan Tujuan Yesus Di Dunia
Tidak Dapat Ditolak oleh Setan & Sakit Penyakit
Tidak Dapat Dihancurkan oleh Manusia
Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah. Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.- Lukas 4:33-35


Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.- Lukas 4:40-41
Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi- Lukas 4:29-30


Petrus telah mengalami perjumpaan dan pengenalan yang bukan sekedar melarutkan jiwanya kedalam pengenalan yang begitu agung pada Sang Mesias, tetapi sebuah perjumpaan dan pengenalan pada kuasa dan kekudusan ilahi Yesus Kristus yang  begitu berkuasa untuk menjadikannya rekan sekerja Yesus untuk menjala manusia, sementara Petrus pada dasarnya manusia yang berdosa dan begitu lemah imannya.  

Sehingga  sangat menarik untuk melihatnya dalam sebuah potret tabel berikut ini, yang memberikan gambaran keberkuasaan dan keberdaulatan Yesus dalam dunia terhadap pemerintahan setan dan terhadap manusia yang berada dalam belenggu dosa untuk menjadikannya seorang murid dan rekan sekerjanya. Menjadikan mereka bersamanya bekerja untuk menggenapi apa yang menjadi tujuan Sang Mesias itu, tepat sebagaimana  kehendak Bapa untuk dilakukan dan digenapi oleh Yesus:


Keberkuasaan & Keberdaulatan Yesus terhadap  Setan dan Manusia
Terhadap Setan
Terhadap Manusia
Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.- Lukas 4:33-34
Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar."- Lukas 4:36
Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.- Lukas 4:40-41
iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa-Lukas 5:8


Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."- Lukas 5:10


Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.-Lukas 5:11

Mengapa Yesus Berkuasa dan Berdaulat Secara Demikian?
Satu-satunya penjelasan yang benar dan tak mungkin salah dalam cara bagaimanapun adalah penjelasan Yesus sendiri, bahwa Ia datang sebagai yang berkuasa dan berotoritas penuh untuk menggenapi nubuat nabi Yesaya. Apakah bunyi nubuat tersebut mari kembali kita melihatnya:

Lukas 4:16-21 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."- Lukas 4:16-19

Pada hakekatnya  keberkuasaan dan keberdaulatan Yesus bisa berlangsung sedemikian, karena pada hari ini saat Yesus di Nazaret, nubuat itu genap. Nubuat itu sejak saat itu bekerja tanpa siapapun dan apapun dapat mencegahnya, menolaknya dan menghancurkannya sekalipun pada faktanya ada yang berupaya untuk membinasakan Yesus agar gagal menggenapi penggenapannya; walau pada faktanya ada yang menolak untuk menerima dan mempercayainya. Mengapa demikian? Karena pada bagaimana dikatakan bahwa seseorang menolak atau menerima, pertama-tama harus berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Sang Mesias yang adalah Penggenap. Setiap kontradiksi yang  dapat kita tangkap dengan indrawi kita, haruslah dipahami dan dijelaskan dibawah otoritas sabda yang berbunyi: pada hari ini genaplah nas ini. Jika Ia yang benar-benar membebaskan seorang manusia dari belenggu dunia ini, siapa yang dapat menggagalkannya? Semacam inilah yang sedang diajarkan Yesus melalui pemilihan pada manusia yang bukan saja berdosa tetapi masih dapat jatuh kedalam keberdosaan namun Yesus tetap berkata kepadanya: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."

Ingat baik-baik, sesaat Yesus berkata bahwa Ia telah menggenapi nas kitab Yesaya  tersebut, bukankah respon massa di Nazaret bukan saja  menolaknya tetapi hendak membunuhnya! Lantas, apakah dengan demikian penggenapan  terkait kuasa pembebasan yang bekerja berdasarkan sabda Allah tersebut dengan demikian telah digagalkan oleh manusia? Sebagaimana telah saya katakana, kontradiksi semacam ini bahkan yang setajam apapun juga, harus dijelaskan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Mesias Sang Penggenap. Mari perhatikan penjelasan Yesus terhadap penolakan segera setelah Ia berkata bahwa pada hari ini telah digenapi:

Lukas 4:23-27 Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."

Apakah mereka bertobat setelah mendengarkan kecaman Yesus tersebut? Tidak, malah sebaliknya semakin keras menolak Yesus:
Lukas 4:28-29 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.


Bisakah anda membayangkan semua jemaat Tuhan murka di dalam rumah ibadat?Bisakah anda membayangkan, jemaat Tuhan baru saja beribadah dan baru saja mendengarkan sabda Tuhan, sekejab kemudian dipenuhi oleh hasrat untuk membunuh Sang Pengkhotbah Agung tersebut? Jika anda membandingkannya dengan Kapernaum dan pada diri Petrus, bagaimana anda akan menjelaskannya? Apakah menurut anda penggenapan oleh Yesus tidak mutlak? Jika dikatakan tidak mutlak, bagaimana menjelaskan pada peristiwa-peristiwa dimana bahkan Setan tak berkuasa untuk berargumen terhadap perintah dan kehendak  Yesus? 

Bagaimana anda menjelaskan tanggapan massa yang seperti ini: Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar" (Lukas 4:36). Dan bagaimana anda menjelaskan yang ini: Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.( Lukas 4:40-41). Renungkanlah dan bawalah dirimu semakin dalam untuk mengenal Juru selamat dan Tuhanmu agar kehidupan kita adalah hidup yang dikuasai oleh pengenalan Tuhan yang berkuasa dan berdaulat penuh sementara saya dan anda pun hidup sebagai murid-murid Kristus yang menjadi terang dan garam di dunia yang cenderung menganggap rendah untuk membawa dirinya mengenali Tuhannya secara serius dan sungguh-sungguh.

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.-
Filipi 3:10-12



Apakah yang menjadi kehendakku dan kehendakmu?
 


Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment