Pages

24 June 2017

Perjalanan Hidup dan Bertumbuh dalam Iman yang Semakin Perkasa

Oleh: Martin Simamora


Saya tidak sedang membicarakan pembangunan kekuatan jiwa atau mental, atau mengimplantasikan ke dalam relung jiwa dan alam bawah sadar sejumlah formulasi kata, visual, pembangkitan imajinasi, masuk ke dalam  fase-fase tidur dengan musik dan visualisasi terprogram,  bukan itu sama sekali walau hal semacam itu ada dipraktikan. Tetapi inilah dasar bagiku untuk menuliskan judul di atas tersebut adalah serentet ayat berikut ini sebagai sebuah kehidupan yang melahirkan pengalaman-pengalaman iman yang membawa diri pada kebenaran bahwa eksistensi diri ini pada nilai intrisiknya sepenuhnya berada didalam Kristus, bukan diri ini sendiri. Inilah ayat-ayat tersebut, dan perhatikanlah seksama:

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.- Mazmur 139:13-16

Jika ada kata “perkasa” pada judul artikel ini, bukan berarti  seorang anak Tuhan tak dapat letih, lelah, marah, kala sedang menghadapi tantangan berkepanjangan yang menguras kebahagiaan ganti kesiagaan dan ketajamaan berdurasi panjang yang kadang menjadikan jiwa letih menjadi frustrasi. Tetapi, yang pasti, dalam semuanya itu, telah dijaga dan dinsungi-Nya jiwamu sedemikian rupa sehingga segala reaksimu, keputusanmu bahkan yang terburuk, tidak akan pernah menjadi pembentuk masa depanmu, sekalipun memang menimbulkan berbagai konsekuensi yang membuatmu ada sebagaimana anda ada pada hari ini, pada keseluruhannya. itu semua bukanlah Tuhan atasmu yang membuatmu ada sebagaimana anda ada pada hari ini.   Atau bukan?



Saya  akan selalu ingat akan sabda Yesus baik kepada yang kaya raya dan yang dalam kesusahan untuk makan sehari-seharinya:

Untuk sekedar hidup
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?- Lukas 6:25-26


Untuk dapat tampil penuh kemegahan, lebih  dari sekedar berpakaian
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?- Lukas 6:28-30

Jika demikian adanya, bahwa aku “jauh melebihi burung-burung itu” maka jelas semenjak kelahiranku saja, itu bukan kebetulan tetapi memiliki tujuan sebagaimana Allah memiliki maksud dalam menciptakan apapun juga. Bukan peristiwa acak, bukan serentetan probabilitas dalam alam semesta sehingga tak bertujuan sejak semulanya. Lebih nyata lagi kalau saya (anda juga bisa melakukannya) melihat pada sejarah kehadiranku di dunia ini, perjalananku telah dinantikan di dalam dan telah  dimulai dalam doa kedua orang tuaku beralaskan imannya kepada Kristus sebagai pemberi dan pemelihara kehidupan. Diserahkannya permulaanku di dalam kandungannya dengan doa dan pengharapan di dalam Kristus, hingga dinamainya diriku Martin Harry Simamora sebagai sebuah doa yang sepenuh hati kepada Tuhan. Bagaimanakah anda memandang dan menuturkan kejadianmu? Saya maka katakana, bahkan yang paling mengecewakan dan paling memalukan untuk diceritakan, Tuhan tidak menyia-nyiakanmu.

Tidak ada pada bagaimanapun juga, ada anak manusia yang lahir sebagai sebuah sampah yang lebih rendah dari hewan-hewan peliharaan rumah, sekalipun ada saja ada wanita yang tega membuang buah hatinya,bahkan, ke tempat sampah.  

Saya melihat pada pelayanan Rumah Ruth (Devi & Charles Wong), betapa perjalanan hidup anak-anak manusia telah berada dalam pimpinan Tuhan walau anak-anak itu mungkin hanya bisa menangis dan tak memiliki kecerdasan yang bagaimanapun juga untuk dapat menentukan perjalanan dan membela hidupnya.


Tetapi Tuhan menggunakan tangan anak-anak-Nya: Devi dan Charles Wong, untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan mereka mulai dari susu, menyertai mereka dalam penuh kasih  dalam  perjalanan hidup yang begitu jauh dari kasih ibu untuk waktu yang panjang.

Mazmur 27:10 Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.


Seberat-beratnya hidupku-dan sebetulnya tak pernah terjadi kehidupan berat pada masa kecil dan hingga dewasa, apalagi memiliki orang tua yang sejak permulaanku di dalam kandungan, telah dibawanya aku kepada Tuhan didalam doa-doanya, hingga aku menjadi besar dewasa, berkeluarga dan kini memiliki seorang putera- kasih ayah dan ibu kumiliki secara gemilang, dan pengenalan akan Tuhan sudah kuterima bersama adik-adikku sejak usia sedini mungkin. Aku bersyukur kepada Tuhan untuk itu boleh memiliki kehidupan yang membuatku lebih mudah untuk mempercayai bahwa Tuhan ada dan setia (maksud saya, seorang yang mengalami pembuangan sejak kecil bahkan oleh orang tuanya,  sangat mungkin untuk memiliki problem menerima dan percaya sepenuhnya bahwa Allah itu mengasihinya).


Kedewasaan hidup yang kokoh dan memiliki kehidupan  di dalam kasih Allah, hanya mungkin terjadi didalam Kristus yang memang sejak semula menunjukan kasihnya yang teragung dan hanya dapat diberikan Allah:

Matius 15:9-10 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Ia adalah Tuhan atas segala kehidupan di alam semesta ini, jika  hewan seperti burung  dipelihara dalam penuh kasih Allah, maka ini menjadi dasar bagi setiap orang beriman untuk kuat dan tangguh dalam berbagai tantangan yang semencekam apapun. Iman hanya teruji kekuatannya di dalam badai, masihkah mendengarkan firman-Nya, ataukah lebih mencondongkan diri pada hikmat diri untuk berjuang  berdasarkan diri menghadapi badai:

Matius 14:24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.


Matius 14:28-31 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"


Bukan sekedar berjalan diatas air, tetapi berjalan diatas air yang sedang bergelombang besar yang mengombang-ambingkan perahu para murid! Dunia ini dengan segala perkaranya bisa menjadi gelombang-gelombang yang mencemaskan. Jika anda berseru-seru dalam doa agar Tuhan meredakan gelombangnya sehingga anda dapat melanjutkan hidup dalam keamanan, tetapi tidak terjadi juga seperti harapan doa? Janganlah cemas, sebab Tuhan ada, bahkan tetap aman bagimu dan saya untuk berjalan melalui badai-badai hidup yang terus saja menggelora dan mengamuk di dunia ini. Menelanmu dengan segala problem dunia ini, dengan berbagai tantangan  dan tipu muslihat daging yang lapar akan pemenuhan hasrat dosa! Mengapa bisa terjadi demikian? Karena di dunia ini, saya dan anda harus terus berjalan menuju Kristus sampai benar-benar bersama Kristus. Bukan atas dasar kekuatan diri, tetapi berdasarkan Kristus yang telah memanggil anda dan saya untuk datang kedalam kehidupannya yang menyelamatkan. Jangan juga takut, sementara resikonya begitu besar dan begitu berbahaya dan kadang iman kita  yang menjadi dibimbangkan, malah membuat kita berjalan berdasarkan pertimbangan diri sehingga tersesat atau terhilang dalam gelombang-gelombang dunia ini. Jangan menjadi ketakutan dan menjadi bimbang. Sementara anda mungkin sudah terengah-engah, sudah tak kuat kaki dan tangan ini untuk sekedar menopang diri, Sang Juruselamatmu akan datang menyelamatkanmu dari lumatan gelombang-gelombang dunia ini. Tak dibiarkannya anda sendiri dan mati keletihan.


Mengapa kita bisa semakin perkasa? Itu hanya terjadi ketika kita terus berjalan dalam Tuhan sekalipun badai demi badai menggila. Yesus yang senantiasa dekat dan cekatan menyelamatkan anak-anak-Nya dari kegagalan menghadapi raksasa-raksasa masalah yang kerap mengepung akan belajar kepadanya bagaimana tetap berjalan bersama Kristus sementara harus bekerja di dunia ini dan menghadapi segala tantangannya. Dialah Guru kehidupanku dan Tuhan keselamatanku:


Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."- Matius 11:28-29


Hidup ini berat dan perlu perjuangan? Saya sangat setuju!



Tetapi anda bukan guru bagi dirimu dan bagi orang lain. Yesus bersabda datanglah kepada-Nya dan belajarlah untuk memikul kuk yang dipasangnya, maka jiwamu akan mendapatkan ketenangan.


Jika kita diselimuti kecemasan dan semangat berjuang yang mengandalkan diri sendiri, dimana Kristus tidak besertamu karena dirimu sendiri adalah gembala diri? Apakah yang dapat kamu harapkan dari kemuliaan dirimu itu? Bukankah  anda di dunia ini saja masih memerlukan kehidupan yang saling tolong menolong karena semua manusia memerlukan pertolongan tersendirinya? Maka terlebih lagi, kita membutuhkan Tuhan beserta kita. Immanuel!


Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment