Pages

08 December 2016

Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (17/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 2 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian16

Sehingga memang kehidupan di dunia ini tetap sebuah realitas kegelapan dan terang yang begitu kontras, bukan sebuah kehidupan yang kian lama kian memudarkan kegelapan hingga melenyapkannya di dunia fana saat ini. Itu sebabnya kehidupan anak-anak Allah secara langsung berhadapan dan berada di tengah-tengah  situasi semacam itu dan berada secara tak terisolasikan dari kerja kuasa kegelapan di dunia ini, hanya saja dinamika kehidupannya adalah:

- Kamu adalah garam dunia
- Kamu adalah terang dunia

Dalam sebuah konteks yang telah dinyatakan Yesus sendiri: “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama.” Di dalam dunia semacam itu Kerajaan Allah hadir di dalamnya bukan sebagai sebuah kehidupan yang biasa-biasa dan apalagi beragendakan kehidupan pribadi setiap anak-anak Allah. Di dalam dunia yang semacam itu justru  nampak benderang sekali apakah tujuan setiap anak-anak Allah di dunia ini, yaitu bukan dalam hubungannya untuk menjadi corpus delicti atau barang bukti kejahatan iblis sehubungan Allah bercela di hadapan iblis dalam pengadaan barang bukti yang sangat sempurna tak bercela, namun: menjadi garam dunia dan menjadi terang dunia. Apakah tujuan Yesus Kristus memberikan instruksi semacam itu kepada setiap pengikut Kristus? Apakah agar anda dapat membungkam iblis? Apakah agar saya dapat memperoleh keselamatan? Apakah agar anda dan saya terbukti memang benar-benar anak Allah pada akhirnya sehingga pada akhirnya dapat dipertimbangkan oleh Bapa untuk diselamatkan? Jawabannya bukan itu semua tetapi sebuah jawaban yang menunjukan bahwa instruksi semacam itu dibangun atau diinstruksikan di atas dasar  kepemilikan relasi dengan Allah sebagai yang dikasihi  Bapa dan yang dimiliki Bapa. Coba perhatikan hal berikut ini:

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."- Matius 5:16

Ini luar biasa sebab pada dasarnya selama di dunia yang demikian, setiap anak-anak Allah memiliki keistimewaan sementara harus berada di dalam bangunan-bangunan tanggungjawab di dalam kehidupan ini kepada Bapa! Dalam hal apakah? Dalam hal bagaimana setiap anak-anak Allah di dalam dunia yang sedemikian tersebut mampu menghadirkan perbuatan-perbuatan baik yang memiliki kuasa untuk menarik jiwa-jiwa untuk memuliakan Bapa. Tetapi bagaimanakah itu bisa terjadi dan seperti apakah terjadinya?


Pasangan  “perbuatanmu yang baik" dan "memuliakan Bapamu” adalah pasangan yang hanya terjadi jika  manusia itu adalah milik Bapa, sebab tidak pernah begitu saja perbuatan baik secara langsung akan memuliakan Bapa. Hanya orang-orang yang berasosiasi dengan Bapa dapat mendampakan pemuliaan Bapa dihadapan manusia sehingga mereka memuliakan Bapa, dan itu mankala setiap anak-anak Allah mau membenderangkan terangnya sehingga mampu memendarkan cahaya yang secara ajaib akan membuat mereka memuliakan Bapamu. Itu sebabnya mempertimbangkan secara absolut  realitas dunia di mana anak-anak Allah tinggal hingga waktu penuaian Allah tiba, maka harus juga dipertimbangkan apa yang dikehendaki Allah bagi anak-anak-Nya selama di dunia ini. Itu harus dan pasti terkait dengan: gandum itu tumbuh dan mulai berbulir. Ini bukan sebuah pertumbuhan dan keberbuahan dalam makna berdasarkan aku yang melayani segala keinginan dan hasrat anda dan saya, apalagi kejayaan bagiku dan anda sekalipun sangat mungkin ada banyak anak-anak Tuhan yang diberikan kejayaan oleh-Nya, namun harus dicamka dalam kesemuanya itu pastilah terikat dan pastilah untuk melayani apakah yang menjadi maksud Tuhan atas setiap anak-anak-Nya.

Itulah kehidupan dan sekaligus tujuan kehidupan setiap anak-anak Allah di dunia ini. Sama sekali tak ada kaitannya dengan kondisi Allah yang bercela di hadapan iblis terkait barang bukti kejahatan iblis yang harus disediakan oleh anak-anak Allah selama di dunia ini sampai mati dalam sebuah kesetiaan.


Biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama, dengan demikian, juga mengindikasikan betapa kehidupan setiap anak-anak Allah itu memiliki corak kesetiaan dan ketekunan yang dimiliki berdasarkan:
Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.- Matius 13:28-29

Kita harus memahami bahwa dengan demikian setiap anak-anak Allah sebagaimana juga dengan sesama manusia lainnya pasti akan menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan yang sangat serius. Tetapi setiap anak-anak Allah akan menghadapi bahaya yang mengancam kehidupan rohani yang jauh lebih berbahaya daripada ancaman fisik. Pada faktanya memang tidak perlu harus membahayakan kehidupan fisik yang membahaykan nyawa karena faktanya dalam era kita saja kehidupan terberat dan menumpahkan darah sekalipun masif dan dan begitu mendukakan telah terjadi dalam kawasan-kawasan tertentu saja. Saya bisa sebutkan kehidupan orang-orang beriman kepada Kristus di Mosul, Irak atau mereka yang di Allepo, Syria yang berlangsung semala bertahun-tahun terusir, dibunuh, disalibkan atau digantungkan dan dibiarkan saja mayatnya atau bahkan para perempuannya diperjual-belikan sebagai budak pemuas seks yang bisa digilir dan dipakai kapanpun diinginkan sehingga tak jarang mereka berakhir dalam ketragisan dalam usia yang begitu belia. Tetapi itu tak terjadi di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, atau bahkan di Indonesia. Namun tantangan yang sama bahayanya tetap eksis, setidak-tidaknya: apakah saya dan anda memang benar-benar mau mengisi kehidupan ini untuk menjadi terang dan menjadi garam dunia ini?
ISIS Propaganda shows the body of man Crucified by ISIS
express.co.uk


Kesetiaan adalah karakteristik kehidupan yang berlangsung dalam instruksi “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” bahkan gandum bukan sekedar tumbuh tetapi berbulir! Jika itu terjadi, pada poin itulah Allah membukakan kemuliaannya kepada siapa yang dikehendaki Allah dan berada di dekatmu dan memandang kehidupanmu sehingga dalam ia memadangmu, orang tersebut dapat memuliakan Bapa. Ini sebuah peristiwa yang hanya Allah saja dapat mengetahuinya dan menyelenggarakannya sebab memandang kebaikanmu hingga memuliakan Bapa bukan terletak pada perbuatan baikmu tetapi pada bagaimana Allah menentukan dirimu berbulir dalam cara demikian.



Keberbuahanmu bukan dalam makna bergantinya musim kebanditanmu atau kebengalanmu atau kebiadabanmu atau ketakberimananmu atau penolakanmu pada Kristus lalu kemudian berubah sebaliknya secara dramatis. Bukan begitu keadaanmu sementara menanti saatnya untuk berbulir! Karena dalam anda belum berbulir bukan berarti selama masa menanti waktu keberbuahanmu anda sedang jadi bandit, sedang jadi pemerkosa, sedang jadi penipu, sedang jadi begundal yang berpesta pora dalam kejahatan dan kalau bertobat disebut sebagai waktu berbuah! Tidak begitu maksudnya. Coba perhatikan ini, sekali lagi: Biarkanlah keduanya tumbuh bersama- Matius 13:30, yang menunjukan  sebelum saya dan anda berbuah kita mengalami PERTUMBUHAN dalam kehidupan sebagaimana yang dikehendaki Allah. Keberbuahan saya dan anda di tangan Allah bukanlah keberbuahan yang membuat anda memiliki kejayaan, keharuman, pujian pada moralitasmu tetapi pada Allah saja. Allah yang menjadi Tuhanmu dan yang menjadi junjungan hidupmu. Jadi anda dan saya bertumbuh sementara belum masuk musim berbuah. Bukankah pohon buah harus terus tumbuh, kuat, tahan terhadap serangan hama, tahan terhadap anomali cuaca demi terus tumbuh dan berbuah dalam bertahan dan berjuang hidup hingga kemaksimalannya sekalipun ulat memakani daun atau menggerogoti batang dan banyak lagi, berdasarkan keberakarannya pada tanah yang memberikannya dasar atau fondasi untuk tumbuh dan kokoh dalam deraan dan dalam kekacauan alam yang bisa merusak dedaunannya karena ulat atau dahannya menjadi rapuh? Begitu kompleks tantangan sebuah pohon buah maka terlebih lagi kita anak-anak Allah sebab Yesus sendiri dalam pengajaran perumpamaan itu berkata pada para pelayannya yang mengawasi ladangnya di dunia ini berkata:

Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai- Matius 13:26-30

Dalam keadaan demikian setiap anak-anak Tuhan adalah anak-anak yang memiliki kemampuan bukan saja bertahan tetapi bertumbuh bahkan berbuah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap anak-anak Tuhan sejati pasti diciptakan untuk mampu melakukan dan melalui kehidupan yang demikian. Hal ini adalah sebuah kebenaran karena Yesus berkata bahwa Ia memiliki musim atau waktu untuk menuai atau saat para penuai-Nya diperintahkan untuk memanen pohon-pohon buah miliknya:

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."- Matius 13:30


Jadi betul adanya, setiap anak-anak Allah ditetapkan untuk berada di dalam lumbung-Nya pada kesudahannya atau pada waktu Allah menuai namun harus dipahami bahwa di dalam ketetapan itu saya dan anda pasti menghadapi tantangan nyata yang membutuhkan sikap dan perbuatan yang pasti di dunia ini. Mengapa? Karena tindakan Allah yang semacam ini:

Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai


Secara bersamaan telah menghasilkan kehidupan keras dan menuntut sebuah tanggapan dan sikap yang benar, dalam hal itulah PERTUMBUHAN TERJADI! Harus demikian agar pertumbuhan itu menghasilkan keberbuahan yang dapat membuat Bapa dimuliakan oleh manusia-manusia, sebuah perjumpaan dengan kemuliaan Allah di dalam kehidupanmu dan saya. Jadi kita memang harus senantiasa memperhatikan bagaimana kita hidup dan melihat diri ini apakah  sudah bertautan dengan apa yang Yesus kehendaki atau masih ngawur  atau kacau  karena menurutku saja bukan Bapa sebagaimana kita temukan dalam pembacaan kitab suci??


Maka benar sekali bahwa dinamika yang tumbuh diatasbiarkanlah gandum dan lalang tumbuh bersamabegitu kompleks dan begitu luas. Mari kita membaca saja sejumlah realitas yang dinyatakan oleh Yesus Kristus sendiri:

Matius 24:3-14 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."



Yohanes 15:18- 21 Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.


Yohanes 16:1-3Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.


Yohanes 16:4- Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." (16-4b) "Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu,





Dinamika yang begitu luas dan begitu kompleks tersebut termasuk bagaimana Allah mengusahakan agar “gandum dan lalang itu dapat tumbuh dan berbulir” sementara si Jahat dibiarkan menaburkan pekerjaan-pekerjaan jahatnya yang membahaykan kehidupan rohani anak-anak Allah sehingga setiap anak-anak Allah sejati  sekalipun dalam kelemahan, ketakberdayaan, tekanan, dalam ancaman, dalam kesedihan, dalam kebingungan dan dalam ketakutan tetap mampu bertahan, bertekun dan bertumbuh di dalam Tuhan hingga berbuah pada saat yang dikehendaki Allah hingga menghasilkan pemuliaan Bapa oleh  orang yang memandang perbuatan baik mereka:


Yohanes 14:15-16 Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,


Sama sekali bukan seperti apa yang diajarkan oleh pendeta Erastus. Benar sekali saya dan anda harus setia pada Allah bahkan hingga mati tetapi bukan untuk menjadi corpus delicti agar Allah dapat membungkam iblis, tetapi agar saya dan anda pada akhirnya dapat memuliakan Bapa di bumi ini. Sebuah kontras yang begitu tajam hingga tak terjumpakan dan tak mungkin berada di sebuah  bidang yang sebidang!



Tujuan Pengutusan Yesus Kedalam Dunia adalah Agar Keselamatan Bukan Saja Dapat Dimiliki Tetapi Tetap Dapat Hidup Didalam Keselamatan Allah Sekalipun Lalang Dibiarkan Tumbuh

Pengajaran Yesus pun bukan merupakan tipe pengajaran yang pembobotannya bagaimana berbuat baik  atau bagaimana membangun kehidupan mulia sehingga itu sendiri menjadi jalan keselamatan, tetapi pada realitas baru yang dimasuki oleh setiap orang yang menjadi murid-Nya.


Pengajaran Yesus Kristus bukanlah pengajaran semaunya sendiri tetapi sebagaimana Bapa bersabda begitukah ia bersaba dan tak ada bayangan perubahan yang bagaimanapun pada dirinya. Itu sebabnya Yesus berkata: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku”- Yohanes 7:16, bahwa setiap pengikut Kristus dalam menerima dan melakukan dan mentaati apa yang menjadi pengajarannya pasti berada di dalam relasi dengan Bapa.


Apakah mungkin bagi manusia yang tak memiliki kebenaran Allah dapat menjadi tahu memang itulah kebenaran sementara hanya Yesus yang tahu? Bisa tahu bahwa apa yang diajarkan oleh Yesus itu memang benar dari Bapa? Beginilah Yesus menjawab:

 “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri- Yoh 7:12.”   



Ini  tidak boleh hanya ditekankan sebagai penjelasan yang begitu sukar, baik dahulu ataupun sekarang, sebab apa yang menjadi sentralnya adalah mengenal Yesus adalah mengenal Bapa, mentaati Yesus adalah mentaati Bapa sehingga “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” pasti terjadi pada anak-anak Allah yang menerima taburan benih Allah pasti bertumbuh dan pasti berbulir sebab ia hidup didalam Bapa berdasarkan ketaatan terhadap Kristus. Ketika melakukan apa yang dikehendaki Yesus dalam pengajarannya pasti adalah: “melakukan kehendak Bapa” sementara Bapa tidak dapat kita lihat , hanya dapat dijumpai di dalam Yesus, atau, satu-satunya cara dan momentum bagi manusia untuk mengalami perjumpaan dengan Bapa sehingga melakukan kehendak Bapa adalah melalui dan di dalam Yesus saja di dalam keadaan apapun juga yang dihasilkan oleh “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama.”



Tidak ada cara lain bagi manusia untuk sedikit saja memiliki kemungkinan untuk melakukan kehendak Bapa tanpa memiliki pengimanan bahwa Yesus dan pengajarannya berasal dari Bapa. Pengutusan Yesus ke dalam dunia, oleh Bapa, memiliki tujuan agar kehidupan manusia itu melakukan kehendak Bapa yang telah mengutus Yesus, tetapi ini bukan sekedar aktivitas-aktivitas mulia atau kudus untuk dilakukan manusia, tetapi apa yang termulia adalah agar setiap manusia yang dikatakan melakukan kehendak Bapa itu mengenal Yesus sebagai yang berasal dari Allah dan menundukan dirinya pada sabda Yesus untuk dipatuhi dalam penuh kesadaran. Dalam hal itulah pertumbuhan berlangsung sebagai syarat keberbuahan. Jadi, sekali lagi harus saya tegaskan, tak pernah  sebuah keberbuahan bermakna kehidupan yang didahului sebuah kebrengsekan dan keberdosaan lalu berhenti dan itu disebut sebagai musim berbuah. Ketika seorang bertobat itu adalah permulaan kehidupannya tetapi apakah ia sungguh-sungguh memiliki kehidupan yang dibuahi oleh pertobatan dalam terang Allah, itu kelak akan nyata berproses pada bagaimana ia bertumbuh di dalam pengenalan akan Juruselamat dan Tuhannya Yesus Kristus hingga ia berbuah sebagaimana rancangan empunya benih. Keberbuahan anak-anak Allah selalu didahului sebuah pertumbuhan yang sehat atau dapat bertahan dalam berbagai tantangan dan berbagai serangan; dapat bertahan dalam serangan hama dan sakit dan terus bertumbuh.


Jadi bukan semata aktivitas berhenti dari kehidupan jahat atau kehidupan yang berubah mendadak atau dramatis tetapi sebuah kehidupan yang bertumbuh hingga dewasa dan bukan hanya dewasa dan bisa mengajar firman tetapi hingga ia berbuah bagi kepentingan Allah di dunia ini melalui dirinya. Jadi Bapa pasti memiliki agenda khusus bagi saya dan anda di dalam anda dan saya mengalami pertumbuhan. Itulah yang harus dikejar dalam sukacita, damai dan begitu membahagiakan. Bukan berdasarkan perbuatan baik tetapi berdasarkan pada pengimanan kepada Yesus Kristus yang akan menuntun kita bertumbuh sementara lalang juga bertumbuh!


Itulah sebabnya mengapa melakukan kehendak Bapa tidak mungkin dipisahkan dari mengenal Yesus dan segenap ajarannya yang berasal dari Bapa. Sebab inilah poin perjumpaan yang memungkinkan bagi seorang manusia untuk masuk ke dalam kategori: bertumbuh yang ditandai dengan mampu mengenali apakah itu melakukan kehendak Bapa sementara ia sedang hidup bersama dengan lalang yang juga bertumbuh. Tidak bingung dengan apakah kehendak Bapa sehingga malah menuding kalau begitu ini adalah bukti Allah bercela dihadapan iblis terkait corpus delicti atau bukti kejahatan. Tanpa pengenalan sebagaimana yang dikehendak Yesus, maka bukan saja semata pengimitasian moralitas mulia yang tak pernah sama sekali mengalami kehidupan dari Allah atau malah tak diperlukan setinggi itu selain kemutlakan membangun moralitas yang mulia. Jika demikian, maka yang terjadi adalah duplikasi eksternal tanpa mengalami kehidupan dari Bapa dalam Yesus Kristus sekalipun memiliki motto yang keren atau megah semacam “berjuang menjadi corpus delicti” demi Allah yang sedang bercela dihadapan iblis.


Setiap manusia, dengan demikian, harus mengalami perjumpaan dengan Yesus untuk mengalai pertumbuhan danmelakukan “kehendak Bapa,” sehingga bukan sekedar peneladanan perilaku-perilaku dan karakter-karakter Yesus, tetapi hingga masuk ke dalam pengenalan Yesus yang akan melahirkan iman  kian mendewasa yang akan membimbing karakter dan perilaku saya dan anda, kedewasaan yang beranjak dari pengenalan bahwa Yesus berasal dari Allah, satu-satunya kebenaran dan tidak ada yang lain.  


Apa yang menjadi tugas utama Yesus dalam kaitannya dengan para murid dan manusia-manusia, adalah memperkenalkan siapakah dia dan apakah yang seharusnya  dilakukan oleh manusia-manusia sehubungan dengan diri Sang Mesias atau dirinya sendiri, sebagaimana yang dikehendaki Bapa. Ini begitu penting dan begitu absolut  mewarnai pelayanan-pelayanan Yesus. Coba perhatikan berikut ini: 


Yohanes 6:28-29 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."  


Inilah yang menjadi jiwa kerinduan hati pelayanan Yesus di bumi dan yang diberitakan kepada semua orang yang dijumpainya; inilah momentum  yang dihadirkan Allah bagi dunia yang memungkinkan setiap manusia dapat datang mendekat, datang berbincang, datang untuk mempertanyakan, datang untuk menguji, dan datang untuk mengikutnya terlepas apapun motifnya, yang pada akhirnya menunjukan ketakberdayaan manusia untuk merespon Yesus secara tepat [ Yohanes 3:19: Yohanes 1:10; Yohanes 1:11].


Yesus Kristus harus memperkenalkan dirinya kepada dunia sebab dengan demikian ia memberitakan, menyatakan dan menghadirkan apakah sesungguhnya maksud Allah yang agung atas umat manusia, agar:

Yohanes 6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."  


Inilah tujuan kedatanganya, yaitu: untuk memberikan hidup kekal. Hanya Anak Manusia yang dapat memberikannya kepada manusia jika saja manusia itu mau percaya kepadanya sebagaimana yang dikehendaki Bapa: “bekerjalah bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup kekal,” yaitu: “hendaklah kamu percaya kepada Dia yang diutus Allah.”  


Yesus Sang Kristus dalam pengutusan oleh Bapa ke dalam dunia ini, tidak sama sekali memiliki misi untuk menjadi corpus delicti bagi anak-anak Allah terkait ketakpastian Allah didalam pengadilan-Nya atas iblis, tetapi untuk memberikan hidup kekal yang hanya Anak Manusia yang dapat memberikannya.  Yesus Sang Kristus dalam pengutusan Bapa ke dalam dunia ini, bukan saja untuk memberikan hidup kekal kepada setiap orang yang beriman kepadanya, tetapi ia pun juga membongkar dan melucuti pekerjaan kegelapan yang meliputi dunia dan telah menaklukan setiap manusia ke dalam perbudakannya. Beginilah Yesus menyatakannya:

Yohanes 7:7 Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.  


Inilah dasar tunggal penuh kuasa di tangan Yesus sehingga ia dapat mengajar dalam perumpamaan itu pada realitas yang begitu dirisaukan oleh pendeta Dr. Erastus namun telah diajarkan begitu berlawanan dengan Yesus, sebab mengabaikan pengajaran Yesus yang berbunyi: “Biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama!” Jangat dicabut!


Ketika Yesus menyatakan pekerjaan dunia yang jahat itu, maka satu-satunya manifestasi yang harus nampak adalah: iblis melawan Dia yang telah diutus Bapa, yang secara frontal berhadap-hadapan dengan Yesus baik secara langsung [misal sebagaimana dicatat dalam Markus 5:5-8] atau melalui agensi-agensi manusia.Terhadap perlawanan iblis melalui agensi-agensi manusia maka pernyataan dari mulut Yesus dapat menghenyakan para pendengarnya:” Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorangpun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?- Yohanes 7:19."  Bukankah tantangan semacam ini dapat juga dialamai oleh anak-anak Allah saat ini? Tetapi ketika kita dapat berjuang setia dalam iman sekalipun dibawah ancaman, itu sama sekali bukan sebuah perjuangan untuk setia dan bertahan menjadi corpus delicti demi menolong Allah yang tak berdaya terhadap iblis pada corpus delicti atau barang bukti kejahatan iblis  yang tak dapat dimiliki Allah namun dapat dibantu disediakan oleh anak-anak Allah, asalkan mau.


Sebaliknya, Yesus sendiri menyingkapkan karya-karya kejahatan iblis atas manusia: tipu muslihat agar setiap anak-anak Allah tidak melakukan apa yang dikehendaki Allah tetapi lebih mendengarkan dan mencondongkan diri pada iblis, sebagaimana telah dicontohkan umat Allah pada era Yesus: “tidak seorangpun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat.” Sebab jika mereka melakukan apa yang dikehendaki hokum Taurat maka pada puncaknya mereka akan berjumpa dengan Yesus:

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.  


Yohanes 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku


Penyingkapan kejahatan iblis oleh Yesus, itu sendiri, terus berlangsung hingga kini berdasarkan pengajarannya yang berbunyi:

Matius 13:27-28 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya.


Sehingga memang benar dalam kita hidup dalam realitas “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” berlangsung didalam penguasaan penuh oleh Yesus Kristus sebagai penentu kesudahannya:

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."- Matius 13:30

Jadi Allah sama sekali tak memiliki problem corpus delicti atau Allah bercela dalam barang bukti dihadapan iblis!



Allah tak bercela sama sekali itu bukan ditentukan eksistensinya dihadapan iblis sebagaimana yang sedang dipromosikan oleh pendeta Erastus melalui pengajaran menjadi corpus delicti alanya. Bagaimana mungkin iblis menjadi  standard ukur kemuliaan Allah? Alkitab tak pernah berbicara seperti itu dan Yesus pun demikian. Pada hukum Taurat saja yang menjadi pelembagaan kekudusan Allah secara legal saja siapapun termasuk iblis dapat mengukur kekudusan Allah. Tetapi faktanya bahkan tidak bisa diperlakukan demikian sebab pada faktanya secara lembaga hukum Taurat tidak sanggup membuat manusia menangkap kepenuhan Allah dalam kekudusannya, selain oleh Yesus dalam perkataan dan perbuatannya. Itu sebabnya Yesus berkata:
Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.- Mat 5:17-18 [juga baca: Mat 5:21-22; Mat 5:27-28]


Setiap  usaha penceraian hukum Taurat dengan dirinya sebagai Sang Penggenap hanya akan memastikan kebinasaan yang telah membelit manusia: “kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.” Apa yang dimaksud dengan hidup,itu adalah hidup yang sama sekali tak dapat dikuasai oleh kegelapan yang menguasai dunia: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”- Yohanes 1:4-5. Ketika Yesus berkata “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” maka harus dipahami bahwa yang bersabda  adalah dia yang sama sekali tak dapat dikuasai kegelapan!



Yesus pada realitasnya di dunia ini,dengan demikian, harus dipandang sebagaimana para nabi menyatakannya, sebab Yesus berkata ia adalah penggenap kesemuanya. Begitu jugalah para rasul mengajarkan mengenai Yesus adalah sebagaimana Yesus telah mengajarkan mengenai dirinya sendiri. Coba perhatikan ini:

Kisah Para Rasul 3:21-24 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.  


Pengutusan Yesus Sang Kristus ke dalam dunia bertaut erat dengan apapun yang telah difirmankan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu,  dan tak satupun nabi yang menyampaikan firman bahwa Yesus akan menjadi corpus delicti, apalagi menyatakan bahwa Allah membutuhkan anak-anak Allah untuk menjadi bukti-bukti yang membungkam iblis, sebagaimana ajaran pendeta Erastus Sabdono.


Bukan sama sekali dalam kaitan untuk menjadi corpus delicti, tetapi untuk menyatakan pekerjaan-pekerjaan iblis yang jahat.  Sebab Yesus Sang Kristus berkuasa atas iblis. karena ia:

-dapat menghakimi pekerjaan-pekerjaan iblis adalah jahat saat itu juga tanpa perlu terlebih dahulu menjadi corpus delicti sehubungan dengan Allah bercela dihadapan iblis.


-dalam pengajarannya menyatakan ”biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” dengan hasil akhirnya: Allah menuai gandumnya dan   Allah membinasakan lalangnya.   



Bersambung ke bagian 18  


Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah

No comments:

Post a Comment