Pages

06 December 2016

Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (16/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 1 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)




Bacalah lebih dulu: “bagian15

Apa Yang Dikehendaki Yesus Kristus adalah: “Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama Hingga Waktu Menuai “
Corpus Delicti Sebuah Pengajaran Kontra Terhadap Kebenaran Di Dalam Yesus”  


Ketika Yesus Kristus berkata: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai “(Matius 13:30) maka itu adalah hal Kerajaan Sorga (ouranōn- langit [dalam tingkat-tingkatnya]) di mana Bapa bertakhta dan  memerintah segenap alam ciptaan sehingga bergerak sebagai hamba-hamba yang melayani titah dan sabda-Nya kepada segenap semesta.  Tak senantiasa bahkan teramat langka bagi manusia untuk dapat menyaksikan bagaimana Allah di Kerajaan Sorga bertitah, salah satu yang termanis, saya percaya, adalah ini: “lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan (Matius 3:17)." Apa yang harus dipahami terlebih dahulu adalah ini, kerajaan sorga di sini harus dipahami sebagai pemerintahan  Allah atas alam semesta yang mendekati atau memasuki kehidupan dunia yang  berada di dalam taklukan iblis. Tetapi ketika dikatakan iblis memerintah dunia ini sebagai taklukan atau perbudakannya, itu bukan hendak menyatakan bahwa Kerajaan Sorga tidak memiliki otoritas dan kuasa atas pemerintahan dunia ini! Mengapa harus dikatakan demikian, karena kedatangan Kristus beserta titah-Nya atau sabda-Nya secara keseluruhan adalah pemerintahan kerajaan sorga, sebab Allah berkata: “inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Bukan hanya dikasihi tetapi adalah satu-satunya yang pikirannya adalah pikiran Allah, kehendaknya adalah kehendak Allah, perkataannya adalah perkataan Allah, dan perbuatannya adalah perbuatan Allah yang merupakan penggenapan dari keseluruhan pikiran, kehendak, perkataan dan perbuatan Allah itu sendiri. Kukasihi dan kepada-Nyalah Aku berkenan adalah totalitas kehadiran Allah di dunia sebagaimana Kristus hadir sebagai satu-satunya Pemerintah atas segenap alam semesta sebagaimana Allah adalah satu-satunya. Aku berkenan, juga menunjukan bahwa dalam pandangan kerajaan sorga ia  atau Yesus Kristus adalah pemerintah kerajaan sorga itu sendiri. Itu sebabnya ketika siapapun membaca: “Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:1-2) maka setiap kali membaca ‘Kerajaan Sorga” tidak akan pernah boleh dan tidak akan pernah ada ruang untuk meletakan Yesus sebagai komplementer tetapi mutlak adalah pemerintahan Allah yang sedang datang dan telah masuk ke dalam dunia. Itu sebabnya kala membahas “kerajaan sorga” secara semantik tanpa meletakan Yesus sebagai interpreter untuk memahami “kerajaan sorga” akan sangat menyesatkan. Tak terpisahkan diri Yesus dengan kedatangan kerajaan sorga, dan ini bukan sebuah pengkonsepsian tetapi tepat sebagaimana injil menyampaikannya berdasarkan nubuat purba yang memberitakan kedatangan kerajaan kekal ke dalam dunia ini:”Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya (Matius 3:3)." Nubuat ini sedang membicarakan nabi Yohanes Pembaptis, tetapi penubuatan sosok yang kelak diketahui adalah Yohanes Pembaptis itu sendiri bukanlah kabar baik itu sendiri atau bukanlah kerajaan sorga yang datang itu sebab sesungguhnya Yohanes Pembaptis adalah pemberita kabar baik dalam sebuah seruan nyaring di padang gurun  bagi dunia mengenai datangnya Tuhan. Seruan itu berbunyi persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Itulah Yesus sebagaimana adanya saat ia sudah datang di dunia ini berdasarkan nubuat kuno nabi Yesaya dan suara dari langit yang berkata “inilah Anak-Ku yang Kukasihi,kepada-Nyalah Aku berkenan.” Jadi bagaimana memandang Yesus Kristus di dunia ini, haruslah sama dengan bagaimana Allah  bertitah dari langit kepada dunia mengenai Yesus yang telah ada dalam nubuat kuno nabi-nabi-Nya di era purba. Siapakah Yesus Kristus di dunia ini sepenuhnya berada didalam balutan nubuat-nubuat para nabi kudus Allah dan inilah sesungguhnya eksistensi Yesus secara total dan Yesus senantiasa mengingatkan para muridnya dan juga orang-orang Yahudi sejak semula dan setelah kebangkitannya:



Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.


Yohanes 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.


Perhatikan bahwa Yesus tak pernah bermain-main dalam mempresentasikan dirinya sebagai yang telah ada dalam kekekalan dan ada di dunia sebagai penggenapan apa yang telah ditetapkan untuk terjadi di dalam dan melaluinya dan juga untuk menjadi satu-satunya yang menutup semua  ragam dan rupa penggenapan yang harus terjadi sebagaimana kerajaan langit telah bertitah:


Lukas 24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!


Jadi tentang siapakah Yesus pasti berkaitan dengan kebenaran Allah. Dan, jika ia adalah Allah yang kekal pada mulanya yaitu Anak Allah maka berdasarkan titah dari langit tadi, tak ada dasar bagi siapapun termasuk pendeta sekalipun yang sekaliber apapun dan semoralitas apapun, sekudus apapun ia nampaknya, seharum apapun semerbaknya, semanis apapun paras dan senyumnya, sewibawa apapun dirinya, dan bahkan seterpesona apapun anda  kepada siapapun pendetanya, tak pernah memiliki otoritas dan kuasa untuk mengoreksi dan menyabdakan ulang firman Yesus! Mengapa? Satu saja alasannya, sebab langit tak pernah bersabda bagi siapapun pendeta itu  dengan bunyi: inilah Anak-Ku yang Kukasihi,kepada-Nyalah Aku berkenan.




Kehidupan Dalam Kerajaan Allah Bukan Iblis, Dalam Allah Tidak Membinasakan Iblis Seketika dan Allah Menetapkan Satu Waktu Penuaian Yang Akan Menentukan Kesudahan Iblis

Biarlah Gandum dan lalang tumbuh bersama! Ini harus dipahami sejak semula sebagai:

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.”- Matius 13:24-26


Penjelasan Yesus ini begitu luar biasa sekaligus mencengangkan secara negatif bagi siapapun yang berupaya membangun apa yang menjadi pikiran Tuhan dan maksud Tuhan berdasarkan setiap persepsi inderawinya. Mengapa saya harus mengatakan persepsi inderawi? Karena bagi manusia “kerajaan Sorga” berdampingan dengan “nampaklah juga lalang itu” sebagai sebuah hal yang begitu kacau untuk dipercaya begitu saja apalagi dalam keniscayaan kinerja iblis yang begini:


Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya- Matius 13:27-28


Bagaimana mungkin musuh bisa begitu bebas bergerak membahayakan pertumbuhan benih baik sementara kerajaan Allah hadir?


Tetapi sementara siapapun berpikir negatif terhadap realitas semacam ini namun dalam kenegatifan yang demikian nampak nyata bagaimana pemerintahan kerajaan Allah itu bekerja sedemikian rupa menahan kinerja kuasa musuh sehingga apa yang terjadi adalah: sekalipun lalang nampak juga tumbuh bersama-sama dengan gandum, faktanya gandum itu tumbuh bahkan produktif hingga pada akhirnya menghasilkan buah yang seharusnya dihasilkannya. Sementara tanaman gandum itu tumbuh dan harus mengalami sedemikian rupa tekanan demi tekanan (sebab seorang musuh terus bekerja bebas), tanaman gandum tetap tumbuh bahkan bukan sekedar hidup namun produktif. Kita harus memahami bahwa situasi ini bukan sebuah situasi stabil atau konstan tapi pasti kian lama kian memburuk sebab memang lalang itu dibiarkan saja tumbuh, dan itu akan memburuk sebab lalang akan kian melebat, meninggi dan bisa begitu lebatnya tekanan yang dialami oleh tanaman gandum tersebut. Mengapa bisa menjadi begitu buruk atau kian memburuk? Karena inilah yang terjadi:


Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama- Matius 13:28-30

Perhatikan, di sini, Kerajaan Allah bekerja berdasarkan pemerintahan Allah bukan pemerintahan manusia. Kerajaan Allah mencegah berlangsungnya pemerintahan manusia sekalipun mereka adalah para abdi Allah, itu sebabnya di dalam umpama ini, Yesus berkata: “jangan, sebab mungkin gandum ikut tercabut WAKTU KAMU MENCABUT lalang itu.” Realitas  MUSUH bekerja di dalam ladang Allah memang bukan realitas menyenangkan tetapi sekaligus bukan sebuah realitas yang menunjukan Kerajaan Allah sedang tidak berdaya dihadapan iblis atau Kerajaan Allah sedang dikerjain atau dikadali oleh iblis. Bisakah anda membayangkan instruksi yang menunjukan bahwa bukan pemerintahan manusia sekalipun itu para abdi Allah tetapi pemerintahan SABDA KRISTUS yang memerintah dalam sebuah kedaulatan yang begitu menista iblis di dunia ini hingga ke tingkat yang tak terbayangkan untuk terjadi, yaitu: BIARKANLAH  keduanya TUMBUH bersama. Tahukah anda bahwa ketika Yesus berkata “keduanya TUMBUH” maka artinya bukan saja tanaman gandum tumbuh dan berbulir tetapi JUGA LALANG IKUT TUMBUH! Menunjukan dan menjelaskan mengapa kejahatan kian lama kian gelap, pekat dan mengerikan kemanusiaan setiap manusia yang puncak paling mengerikan dalam  dunia manusia adalah matinya kemanusiaan itu sendiri sebagai  salah satu buah kehidupan manusia yang berada di dalam pemerintahan iblis.


Ada 2 hal dengan demikian yang menjelaskan mengapa iblis hingga kini tetap eksis dan mengapa bukan seperti yang diajarkan oleh pendeta Erastus Sabdono bahwa Allah bercela dihadapan iblis terkait corpus delicti atau bukti kejahatan iblis yang harus disediakan anak-anak Allah, sebab Allah hingga kini tiada memilikinya! Pertama: pengakhiran karya iblis berkaitan dengan waktu penuaian oleh Tuhan. Ini sendiri pada “waktu penuaian” yang dinantikan Allah sedang menunjukan bahwa Allah tidak punya masalah apapun dan tak kuatir bahwa tuaiannya pada akhirnya tak bersisa satupun. Ini terjadi semata sementara gandum itu haruslah bertahan hidup di dunia nyata ini, Allah telah bersabda  atau bertitah pada dunia ini bahwa gandum tumbuh dan berbulir sekalipun lalang juga tumbuh lebat. Kedua: eksistensi iblis yang kian menguat seiring meningkatnya problem kejahatan-malapetaka di dunia ini, bukan sama sekali bukti Allah bercela tetapi Allah berdaulat atas problem kejahatan yang melebat dan kian  melebat hingga menampakan sebagai sebuah pembiaran oleh Allah(?) di mata kita? Karena itu semua terjadi sebagai tindakan Allah yang berkehendak agar inilah yang terjadi: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama!”




Tak ada sama sekali dalam diri Yesus sebuah kegelisahan; tak ada sama sekali dalam diri Yesus sebuah kecemasan; tak ada sama sekali dalam diri Yesus sebuah pesan atau amanat agar  setiap orang percaya mau menjadi corpus delicti ala pendeta Erastus sehingga dapat menjadi barang bukti yang menolong Allah untuk menghentikan sepak terjang iblis berdasarkan barang bukti pada manusia-manusia! Tak ada sama sekali! Ini harus dicamkan!


Sementara pendeta Erastus Sabdono mengajarkan agar anak-anak Allah menjadi corpus delicti alanya yaitu dapat menjadi taat dan hormat pada Bapa hingga kesudahan dalam keadaan sesukar apapun hingga yang maut sekalipun demi menjadi barang bukti yang menolong Allah di hadapan iblis, Yesus dalam pengajaran berupa perumpamaan malah menunjukan bahwa ajaran pendeta Erastus bukan sama sekali ajaran Yesus! Perhatikan baik-baik  kebenaran Yesus dalam ajaran perumpamaan berikut ini:

Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."- Matius 13:30


Aha…. Ternyata Yesus menunjukan Allah tak punya masalah seperti sangkaan  pendeta Erastus. Yesus tak membutuhkan terlebih dahulu corpus delicti sebagaimana dalam fantasi (sebab Yesus tak ajarkan itu) pengajarannya, sebaliknya: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar. Bagaimana dengan tanaman gandumnya? Dimasukannya ke dalam lumbung milik Allah sebab kepunyaan Allah dan segenap karya kerajaan kejahatan telah dibinasakan!


Kebenaran ini telah lebih dahulu diserukan oleh Yohanes Pembaptis di padang gurun:

Matius 3:1,12 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan:….. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."


Kita harus memahami bahwa injil menyajikan perumpamaan tentang kerajaan sorga ini, disajikan setelah injil menyajikan pernyataan Yesus yang berbunyi demikian:

Matius 12:25-30 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.


Coba perhatikan di sini, saat Yesus berkata Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah DATANG kepadamu. Bisakah anda melihat  siapa yang mendatangi siapa dan dengan demikian siapakah yang sedang berada di dalam problem di hadapan iblis? Allah atau manusia?? Sekali lagi perhatikan: “tetapi jika Aku MENGUSIR setan DENGAN KUASA ROH ALLAH, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah DATANG KEPADAMU.


Saya dan anda yang memiliki problem dihadapan iblis, bukan Yesus apalagi Allah! Bahkan saya dan anda tak mungkin mendatangi kerajaan Allah untuk membawakan bukti kuat untuk melawan iblis sehingga manusia dapat mengusir iblis yang sedang meneror Allah! Sebaliknya Kerajaan Allah telah datang untuk mendatangi manusia dan membebaskan manusia dari pemerintahan kerajaan iblis.


Perintah” biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” terjadi dalam realitas Kerajaan Allah telah dating dengan kuasa yang tak lagi perlu dipertanyakan kedudukannya dihadapan iblis. Baik pada perumpamaan  gandum dan lalang dan pengajaran Yesus tentang kuasanya  atas iblis dan kuasa kerajaan Allah atas iblis telah menjelaskan bahwa yang  memiliki problem terhadap iblis adalah manusia, bukan Allah! Jangan pernah membalikan realitas ini!


Sekarang kita tahu yang sebenarnya dan kita tahu Allah yang memerintah. Itu sebabnya kita menemukan sejumlah perintah yang memiliki tautan dengan “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama,” sebuah tautan yang menunjukan bagaimana bisa “aku bertahan” dan “aku dapat taat dan setia kepada Yesus hingga kesudahannya.” Kesudahan yaitu pada waktu tiba saatnya bagi Allah datang sebagai PENUAI dan iblis  tak berdaya di hadapan Allah untuk mencegah penghancuran yang kemasifannya tak satupun dapat memberikan kesaksian selain Anak Allah itu sendiri.


Mari kita perhatikan sejumlah perintah tersebut:

Matius 11:28-30 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."


Instruksi ini disampaikan bagi siapapun orang yang dipilih oleh Bapa untuk menjadi milik Kristus?


Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.- Matius 11:25-27



Bagaimana mungkin orang-orang pilihan harus mengalami keletihan dan kelesuan jika bukan karena realitas “biarlah  gandum dan lalang tumbuh bersama” sebagai sebuah keniscayaan yang harus berlangsung hingga tiba saatnya waktu PENUAIAN BAGI ALLAH!


Kalau anda ingin tahu apakah relasi Yesus terhadap setiap orang percaya, apakah memang seharusnya sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Erastus yaitu menjadi barang bukti untuk menolong Allah yang memang sedang bergantung pada manusia untuk mendakwa dan membinasakan iblis, secara tuntas terjawab dalam Matius 11:28-30. Apa yang ditemukan adalah: belajarlah pada Yesus terkait pemikulan kuk yang dipasangkan oleh Yesus yang sama sekali tak bertujuan untuk menjadi corpus delicti dan apalagi untuk menolong Allah! Yesus berkata bahwa setiap anak Allah yang berlajar padanya akan menghasilkan atau memiliki sebuah kehidupan: jiwamu akan mendapat ketenangan. Hal yang begitu minus atau bahkan tak ada dalam kamus pendeta Erastus sebab sampai kapanpun ia meyakini Allah bercela dihadapan iblis sampai-sampai membutuhkan pertolongan manusia! Pemikulan kuk pada Matius 11:28-30 dengan demikian harus dipahami sebagai sebuah kehidupan alami di dunia ini bagi setiap orang-orang pilihan Allah yaitu setiap orang yang mengikut Kristus dalam ketekunan dan kesetiaan hingga menutup mata dalam keadaan dunia yang menyenangkan atau dalam keadaan dunia yang memburu nyawanya karena iman kepada Yesus.




Senantiasa begitulah konteks kehidupan setiap anak-anak Allah, tak terlepaskan dari “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama”

“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup – Yohanes 8:12,"


Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.- Matius 5:13


Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.- Matius 5:14


Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.- Matius 5:15-16


Bagaimana kehidupan  dan apakah tujuan hidup setiap warga  Kerajaan Allah sementara di dunia ini, di dunia yang mana Allah tak memenuhi permintaan para abdinya untuk saat ini juga segera dibinasakan pemerintahan iblis  di dunia ini  nampak pada perintah-perintah Yesus di atas, yaitu: menjadi gandum yang bukan saja tetap bertahan tumbuh tetapi juga mampu berbulir atau menghasilkan  apa yang menjadi maksud Tuhan meletakan setiap anak-anak Tuhan di bumi ini, yaitu: menerangi semua orang.


Sama sekali bukan agar saya dan anda menjadi corpus delicti sehingga  Allah dapat mendakwa iblis dan Allah terselamatkan dari kondisi yang membuat-Nya tak berdaya di hadapan iblis!



Bersambung ke bagian 17  


Segala Kemuliaan  Hanya Bagi Allah

No comments:

Post a Comment