Pages

27 October 2016

Mengenali Penyesatan Di Sekitar Kita

Mengapa Mentaati Yesus Bukan Opsional(4)
 “Lesson 28: Why Obedience Is Not Optional (Luke 6:46-49)”

Alih bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu:”bagian 3

Sebelum banjir, kedua rumah terlihat sama bagi pengamat biasa, tetapi ada sebuah perbedaan  yang teramat luas antara keduanya setelah banjir melanda. Satu rumah tetap tegak berdiri dan yang lain telah hancur luluh lantak. Perbedaannya terdapat dalam bagian yang tersembunyi, pondasinya. Pondasi sangat tidak menarik mata, tetapi bagian tersebut secara mutlak penting jika anda menginginkan sebuah bangunan untuk bertahan pada jangka waktu yang panjang. Pondasi ketaatan memampukan seorang Krsiten untuk berdiri kokoh ketika berbagai problem dan tantangan hidup melanda.



Apa sajakah sejumlah banjir yang tak terelakan menguji iman kita? Ada  ujian-ujian yang kita semua hadapi—kekecewaan-kekecewaan, berbagai kemunduran, sakit penyakit, kehilangan orang-orang yang dikasihi, kehilangan sebuah pekerjaan, dikecewakan oleh keluarga atau sahabat, dan lain sebagainya. Ada banjir-banjir tertentu yang yang berlangsung seiring semakin bertambah tua—kehilangan kesehatan dan kekuatan, menjadi terpenjarakan oleh keterbatasan-keterbatasan tubuh kita. Dan tentu saja ada kematian diri kita sendiri yang mendekati kita secara pasti dan tanpa lelah. Semua ujian-ujian ini apakah kita benar-benar murid Yesus Kristus atau hanya sekedar  pengikut Kristus yang setia hanya jika keadaan baik-baik saja dan menyenangkan yang tidak tulus dalam iman kita.


Lebih jauh lagi, ada banjir berupa penggodaan-penggodaan yang mendatangi kita dari dunia ini, daging dan iblis. Dunia yang jahat ini, dibawah pemerintahan Setan, menekan kita tanpa letih, kerap dalam cara-cara yang begitu tersamar sehingga kita tak menyadarinya. Itu bisa jadi dorongan-dorongan dalam dirimu untuk curang dalam sebuah ujian di sekolah, untuk mencuri, untuk memuaskan hasrat amoralitas, untuk mengarahkan pikiran-pikiran pada kenikmatan-kenikmatan sesaat kekayaan. Ketika buruh harian baru-baru ini memenangkan lotre judi terbesar di dunia, banyak dari kita digoda oleh pemikiran bernafsu untuk memiliki dan menguasai kekayaan dan kekuasaan, “Apa yang akan aku lakukan jika aku memenangkan semua uang itu?” Beberapa orang bisa digiring pada godaan membeli sebuah tiket lotere, beharap mengklaim kekayaan.


Poinnya  adalah,  jika anda tidak di sepanjang waktu membangun ketaatan pada Yesus setiap hari, membawa setiap pemikiran yang menyanderamu pada-Nya, mengaku dan meninggalkan semua dosa yang diketahui, anda sedang membangun kehidupanmu di atas pasir, Ketika godaan-godaan tak terelakan ini datang, semua godaan tersebut akan menyapu bersih semua bentuk pengakuan iman yang telah anda nyatakan.


Tentu saja ujian final yang  semua harus menghadapinya adalah mati dan berdiri dihadapan Allah. Ia tahu setiap hal diri kita (Ibrani 4:13), Jika kita selama ini munafik, menampilkan yang baik dihadapan orang-orang lain, mengaku sebagai orang-orang Kristen, tetapi sementara dalam semua itu hidup dalam ketaktaatan, semacam ini akan berakhir pada kehancuran dalam banjir penghakiman Allah.  Alkitab secara  luar biasa jelas menyatakan bahwa hari tersebut pasti dan final. Setiap orang di bumi tidak akan bisa membodohi Allah di sorga. Hanya mereka yang hidup dalam ketaatan pada firman Allah, secara konstan memeriksa diri sendiri dengan firman, menghakimi dosa-dosa kita dengan firman sehingga tidak menjadi sebuah kehidupan yang diwajarkan tak jahat sama sekali, berupaya bagaimana menyenangkan Tuhan, akan berdiri tegak. Mereka yang telah berkata,”Tuhan,Tuhan,” tetapi yang tidak berupaya untuk mentaati-Nya, akan dihancurkan selamanya dan pada akhirnya.


Hal tersebut menuntun pada alasan final yang Yesus sampaikan bahwa ketaatan bukan opsional. Itu bukan opsional karena ketaatan adalah ujian sesungguhnya pada pengaku berimam pada Kristus, itu bukan opsional karena ketaatan merupakan satu-satunya pondasi yang akan bertahan kuat terhadap berbagai berbagai uji pada waktu dan kekekalan.


Bersambung ke bagian 5

Segala Kemuliaan Hanya Bagi Tuhan

No comments:

Post a Comment