Oleh: Martin Simamora
YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam
Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-1)”
Bacalah
Terlebih Dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.F)”
Benarkah hukum Taurat
diberikan kepada bangsa Israel untuk
menunjukan standard kebenaran moral yang manusia sebelum jaman penggenapan
harus miliki. Dengan kata lain kebenaran hukum Taurat itu sama sekali berbeda
dan sama sekali terpisah dari kebenaran dalam Kristus, bahkan bangsa Israel dapat dilestarikan dengan hukum Torat? Sebagaimana yang
diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam “Keselamatan Di Luar Kristen“
pada paragraf akhir di halaman 18:
Mari pertama-tama
memperhatikan penjelasan rasul Paulus berikut ini:
Roma
2:17-29 Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada
hukum Taurat, bermegah dalam Allah, dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena
diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak, dan
yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka
yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum
dewasa, karena dalam hukum Taurat
engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. Jadi,
bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu
sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau
sendiri mencuri? Engkau yang berkata:
"Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik
akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala? Engkau
bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan
melanggar hukum Taurat itu? Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara
bangsa-bangsa lain." Sunat memang ada
gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum
Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. Jadi jika orang yang tak bersunat
memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan
orang yang telah disunat? Jadi jika orang yang tak bersunat
memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan
orang yang telah disunat? Sebab yang disebut Yahudi
bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat
yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi
sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam
hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan
dari manusia, melainkan dari Allah.
Bangsa Israel seharusnya dapat menjadi: penuntun orang buta dan terang bagi mereka
yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum
dewasa. Mengapa?Karena dalam
hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. Namun
yang terjadi sebaliknya: Engkau yang mengajar: "Jangan
mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri? Engkau
yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah?
Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah
berhala?
Apakah ini sebuah
situasi temporer pada sebuah waktu atau era? Apakah ini sebuah situasi pada
generasi-generasi tertentu Israel saja, dan apakah dengan demikian hukum Taurat
tak dapat bekerja menjadi pandu bagi Israel, sebab:” oleh karena kamulah nama Allah
dihujat di antara bangsa-bangsa lain?” Seperti
ada tertulis, apakah maksudnya?
Tak lain tak bukan bangsa ini di
antara bangsa-bangsa dunia ini secara konsisten dan secara meyakinkan telah
menunjukan dirinya tak pernah dapat diharapkan menjadi- sebagaimana dinyatakan oleh pdt. Erastus- “pilot project, yaitu manusia yang dikehendaki Allah sebelum
zaman Anugerah.” Ini bukan sebuah penghakiman berdasarkan analisa manusia,
tetapi penghakiman Allah atas manusia, sebagaimana penghakiman itu telah dituliskan oleh para
nabi, diantaranya adalah:
Jika
Bukan "Yedija," Maka Semuanya Binasa Berdasarkan Ketentuan Hukum Taurat
Peristiwa berikut ini
akan menjadi poros utama dan tunggal bagaimana bangsa Israel dapat lestari atau
langgeng, tidak dibinasakan akibat perbuatan dosa atau kejahatan mereka yang
melanggar segala ketetapan Taurat dan kehendak Tuhan atas mereka. Apakah kelestarian bangsa Israel dikarenakan hukum Taurat
dalam spektrumnya yang kompleks?
Mari kita melihatnya
dari sejarah keselamatan dalam
perjanjian lama yang merupakan sentral kemegahan janji Mesias atas bangsa ini
bagi dunia:
Nabi
Natan menyatakan penghakiman maut atas raja Daud:
2Samuel
12:7-23 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!
Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja
atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. Telah
Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam
pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan
seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu. Mengapa engkau
menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di
mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya
kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang
bani Amon. Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari
keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil
isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah
firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari
kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan
memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di
siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara
tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara
terang-terangan." Lalu berkatalah Daud
kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata
kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan
mati. Walaupun
demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista
TUHAN, pastilah anak yang
lahir bagimu itu akan mati." Walaupun demikian, karena engkau
dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir
bagimu itu akan mati." Lalu Daud memohon kepada Allah
oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Maka datanglah
kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai,
tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka. Pada
hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut
memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata:
"Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia
tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya:
anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!" Ketika
Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa
anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah
matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah." Ketika
Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa
anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah
matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah." Berkatalah
pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini?
Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi
sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!" Jawabnya:
"Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa
tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi
sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku
mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan
kembali kepadaku."
Apakah
yang dapat dilihat dalam peristiwa ini? Satu saja, bahwa seharusnya Daud pun
telah dibinasakan! Perhatikan ini:
2Samuel
12:5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada
Natan: "Demi TUHAN yang hidup:
orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
2Samuel
12:7 Kemudian berkatalah
Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN,
Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah
yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
Daud
Sang Raja tahu pasti bahwa si orang kaya yang begitu semena-mena terhadap si
miskin harus di hukum mati! Tetapi yang tak diketahui oleh Daud bahwa
dirinyalah orang yang harus dihukum mati itu. Ini bukan sekedar masalah
perilaku yang salah dan perilaku yang benar, bukan sekedar masalah perilaku adil atau tak adil terhadap sesama
manusia, tetapi ini adalah perbuatan yang menista atau menghujat Tuhan dalam
pandangan Tuhan! Bukan saja Daud yang karena perbuatannya akan dibinasakan
Tuhan, tetapi keturunan-keturunannya:” Mengapa
engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang
Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi
isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.
Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir
dari keturunanmu sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu,
untuk menjadi isterimu- ayat 9-10.”
Bukan
saja Daud yang akan dibinasakan, tetapi juga keturunannya akan diburu oleh
pedang-maut? Berapa generasi yang akan diburu oleh maut? Dua generasikah? Tigakah? Empatkah? Tujukah?
Tidak? Maut atau pedang akan memburu generasi-generasinya sampai
selama-lamanya. Dan itu harus dipahami dalam peristiwa ini:” dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh
oleh pedang bani Amon. Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir,”
atau dengan kata lain kematian dalam peristiwa berdarah telah menjadi destini pada setiap keturunannya tanpa
satupun yang dapat mengubahkan ketetapan Tuhan ini.
Hukum
Taurat tidak sama sekali melestarikan Daud Sang Raja dan keturunan-keturunannya.
Padahal dari trah Daud akan datang Sang
Mesias itu:
Yohanes
7:42 Karena Kitab Suci mengatakan,
bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem,
tempat Daud dahulu tinggal."
Mazmur
89:4 Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun
takhtamu turun-temurun."
Jika
Daud harus dibinasakan dan keturunan-keturunannya akan diburu maut, lalu
bagaimana mungkin dari Daud akan datang Mesias? Apakah karena nabi Natan
memerintahkan raja Daud untuk melakukan serangkaian ketentuan yang diatur dalam
hukum Taurat sehingga dapat menghapuskan dosanya, memberikan pengampunan,
mendatangkan pendamaian yang dapat memadamkan murka Allah atasnya? Tidak sama
sekali, tetapi inilah yang terjadi:
2Samuel
12:13 Lalu
berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata
kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak
akan mati.
Apakah
yang menyelamatkan atau meluputkan atau melestarikan Daud? Hukum Tauratkah?
Bukan sama sekali, tetapi tindakan sepihak Allah untuk melepaskan Daud
dari kebinasaan dalam sebuah cara yang menghapuskan dakwaan-dakwaan
yang diteriakan oleh hukum Taurat yang secara sempurna menyingkapkan
keberdosaan Daud,sekalipun begitu tersembunyinya:”Sebab engkau telah
melakukannya secara tersembunyi-ayat12.”
Sementara
Tuhan sudah memilih untuk melepaskan Daud dari kebinasaan, tetapi Tuhan menetapkan
kebinasaan bagi anak yang dikandung mantan isteri Uria, Batsybea:
2Samuel
12:14-15 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista
TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." Kemudian
pergilah
Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas
isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit.
Nabi yang menyatakan
pengampunan atas Daud, kini harus pergi untuk melayani kehendak Tuhan, namun kali ini agar TUHAN menulahi anak
yang dilahirkan mantan isteri Uria itu. Kejahatan terencana untuk membunuh dan
memenuhi keinginan mata atas kemolekan tubuh isteri orang lain, lalu
menidurinya dan isteri cantik orang lain itu, pun mengandung. Itu dilakukannya
dengan kuasanya sebagai seorang raja yang begitu berkuasa:
2Samuel
11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat
pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang
mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.
2Samuel
11:4-5 Sesudah itu Daud menyuruh orang
mengambil dia. Perempuan itu datang
kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia.
Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian
pulanglah perempuan itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah perempuan itu dan
disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku
mengandung."
2Samuel
11:14-17 Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan
perantaraan Uria. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab
dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Pada waktu Yoab
mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada
lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang kota itu
keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari
tentara, dari anak buah Daud; juga
Uria, orang Het itu, mati.
Dan
perbuatan ini sungguh menista Tuhan! Mengapa begitu nista, karena pada dasarnya
ia adalah raja yang begitu berkuas dan Tuhan telah membuatnya begitu berkuasa,
mengapa merasa tetap tak berkecukupan? Jika merasa tak berkecukupan mengapa
harus mengambil isteri orang? Harus bersiasat begitu busuk untuk membunuh
suaminya yang adalah panglima perangnya sendiri? Perhatikan betapa Tuhan begitu
terlukai melihat yang diurapi-Nya sendiri tak meminta kepada-Nya jikalau ia
merasa tak juga cukup dengan semua yang dimilikinya:
2Samuel
12:7-8 Kemudian
berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman
TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan
Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. Telah
Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam
pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya
itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.
Kalau
engkau mengingini sesuatu yang bergitu gelap dan begitu berdarah, itu adalah
sebuah kekejian yang tak terampunkan bagi Tuhan:
2Samuel
12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di
mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang;
isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh
pedang bani Amon.
Dalam menghadapi
ketetapan Tuhan atas anak hasil hubungan gelapnya dengan isteri orang lain,
Daud tidak berpasrah diri. Ia datang menghampiri Tuhan bermohon belas kasih. Di
sini Daud tidak lagi berpikir mengenai hukum Taurat: apakah hukum yang
seharusnya menimpa seorang pezinah dan perzinahan itu sendiri. Mengapa? Karena
jika merujuk pada hukum Taurat, anak hasil perzinahan haruslah dibinasakan:
Imamat
20:10 Bila seorang laki-laki berzinah
dengan isteri orang lain, yakni berzinah dengan isteri sesamanya manusia, pastilah keduanya dihukum mati,
baik laki-laki maupun perempuan yang berzinah itu.
Ulangan
22:22 Apabila seseorang kedapatan tidur
dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang telah tidur dengan
perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kauhapuskan
yang jahat itu dari antara orang Israel.
Perhatikan
baik-baik. Seharusnya Daud dan juga Batsyeba harus dihukum mati, dengan kata
lain termasuk bayinya. Namun selain Daud yang mendapatkan pelepasan dari kebinasaan, Batsyeba pun demikian, karena
yang Tuhan kutuki hanyalah bayi yang ada di dalam kandungan mantan isteri
almarhum Uria. Perhatikan permohonan Daud ini:
2
Samuel 12:6 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan
apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman
itu ia berbaring di tanah.
Bisakah
usaha keras Daud mengubah hati Tuhan, mendatangkan pengampunan? Bisakah pertobatan
dan penyesalan yang begitu menghancurkan hati mendatangkan belas kasih Tuhan,
pengampunan Tuhan? Tepat sebagaimana Daud telah dilepaskan dari kematian karena
semata-mata kehendak atau tindakan sepihak Tuhan untuk menyelamatkannya dari
kebinasaan atau kasih karunia Allah, maka demikian juga sebaliknya, tanpa kasih
karunia,segigih apapun dan sepenuh jiwa manusia itu bermohon, berikhtiar pada
Tuhan, semua itu tidak ada gunanya. Itu tak mengubah ketetapan Tuhan:
2Samuel
12:18 Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud
takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka
berkata: "Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya,
tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan
kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!"
Apa
yang telah Tuhan kutuk sebagaimana ketetapannya atas manusia-manusia yang berdosa,
tak ada manusia yang berkuasa mengubahkannya, selain bila Tuhan menarik manusia-manusia
yang dikehendaki-Nya itu keluar dari kebinasaan dan datang dan beriman kepada Yesus dalam kehidupan-Nya.
Jika demikian,
bagaimana mungkin dari Daud akan ada satu keturunan yang dapat menjadi generasi
penerus yang akan memastikan dari bangsa
Israel, Mesias datang? Apakah dengan hukum Taurat? Sebetulnya pada poin Imamat
20:10 jika diaplikasikan maka sebetulnya baik Daud dan Batsyeba sudah harus
binasa. Di sini hukum Taurat tidak bisa dibatalkan dan tadi sudah dinyatakan
bagaimana kebinasaan atau kematian adalah upah dari dosa Daud, bahkan itu
berlaku hingga selama-lamanya, atas keturunan Daud!
Sehingga
dalam kasus ini, jangan coba berpikir bahwa berzinah tidak masalah karena kasih
karunia menyelamatkan. Jangan pernah sebab itu adalah perbuatan maut, dan Tuhan
sebelum memberikan kasih karunia itu bersabda demikian:
2Samuel
12:9-10 Mengapa
engkau
menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria,
orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi
isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. Oleh
sebab itu, pedang tidak akan
menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena
engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het
itu, untuk menjadi isterimu.
Maut
adalah sahabatmu jika anda berpikir berzinah [dan dengan demikian juga untuk setiap hal yang merupakan dosa bagi Tuhan] itu tak masalah karena anda dalam
kasih karunia-Nya. Perbuatan jahatmu adalah sebuah penghinaan Tuhan dan pedang
akan memburumu bahkan keturunanmu sampai selama-lamanya!
Jadi
jangan pernah sama sekali untuk berpikir ringan atas dosa dan perbuatan dosa dalam kehidupan kasih karunia itu.
Daud dan Batsyeba
tidak dilestarikan oleh hukum Taurat tetapi oleh kasih karunia:
►Tuhan
melepaskan Daud dari
maut atau kebinasaan
►Tuhan
menulahi bayi yang
dikandung Batsyeba, namun sama sekali tidak menulahi dirinya
Dalam hal ini bukan
sama sekali IA merestui perzinahan. Tidak sama sekali. Upah kematian yang
paling menyakitkan bagi seorang ayah dan ibu telah Tuhan derakan pada mereka:
anak terkasih mereka telah ditulahi-Nya. Perhatikan TUHAN sendiri MENULAHINYA.
Doa seorang ayah yang bermohon pada-Nya tak dapat sedikit saja menyurutkan
pijar kekudusan kasih-Nya! Tidak ada satu tanda atau basis bagi pengajaran yang
bagaimanapun untuk menyatakan dosa perzinahan diperbolehkan Tuhan, atau dosa
yang ringan. Anda mau keturunamu
selama-lamanya diburu oleh pedang? Hati-hati mempermainkan atau menyalahgunakan
kasih karunia, seolah-olah kekudusan sudah lenyap!
Bukan hukum Taurat
yang melestarikan Israel; bukan hukum Taurat yang melestarikan Daud dan
Batsyeba; bukan hukum Taurat yang melestarikan atau mengawetkan penggenapan
janji keselamatan akan datang dari satu-satunya keturunan Abraham yang kelak
merupakan dari trah Daud. Lalu apa? Satu saja: Kasih Allah yang agung telah
bertindak bukan saja melepaskan Daud dan Batsyeba dari kebinasaan tetapi dalam
IA MELAKUKANNYA SEMATA-MATA demi kegenapan maksud-Nya atas bagaimana
keselamatan itu harus berlangsung:
2Samuel
12:24-25 Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri
perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak
laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi
anak ini. dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija,
oleh karena TUHAN.
Dari
2 anak manusia yang berada dibawah
penghukuman-Nya: kebinasaan [Imamat20:10; Ulangan 22:22] telah terbit
KASIH ALLAH. Setelah anak sebelumnya DITULAHINYA, kini anak berikutnya
DIKASIHINYA. Daud memberi nama anak itu Salomo; TUHAN memberi nama anak itu YEDIJA, yang artinya oleh karena TUHAN.
Semua ini atau kelangsungan trah Daud, kelangsungan generasi
bangsa Israel dan keamanan penggenapan janji seorang Mesias dari keturunan Abraham dan yang akan seperti Musa
dari saudara sebangsanya, bukan karena satu saja ada manusia Israel yang begitu sempurna
dapat melakukan tuntutan hukum Taurat. Tidak
sama sekali, tetapi KARENA TUHAN MENGASIHI.
Yedija, sosok ini
akan begitu penting dan sentral bagi lahirnya Mesias dihadapan Israel. Yedija
atau Salomo akan menjadi salah satu poin dalam garis keturunan yang akan
membangun Bait Allah dan juga melahirkan Mesias. Perhatikan bahwa Bait Allah
dapat berdiri bahkan bukan Karena kesempurnaan Salomo dihadapan Allah.
Berdasarkan hukum Taurat [Imamat 20:10] ia sendiri seharusnya sudah binasa
bersama ibunya, akibat kelahirannya yang
terjadi dalam sebuah hubungan yang menista Allah. Hanya karena TUHAN mengasihi
Salomo maka ia boleh ada dan bahkan membangun bait Allah. Itu sebabnya
kelayakan Salomo membangun bait Allah berdasarkan pemilihan Allah:
1Tawarikh28:6-7
Ia telah berfirman kepadaku: Salomo, anakmu, dialah yang akan mendirikan
rumah-Ku dan pelataran-Ku sebab Aku telah memilih dia menjadi anak-Ku dan Aku akan
menjadi bapanya. Dan Aku akan mengokohkan
kerajaannya sampai selama-lamanya, jika ia bertekun melakukan segala perintah
dan peraturan-Ku seperti sekarang ini.
Salomo atau Yedija memang benar-benar “karena
Tuhan bertindak mengasihi atau meluputkannya dari kebinasaan akibat dosa
perzinahan kedua orang tuanya.” Dalam pandangan Tuhan, berdasarkan hukum Taurat
maka sebetulnya ia sudah tak berbapa dan beribu, karena seharusnya sudah binasa
atau mati akibat dosa perzinahan tersebut, itu sebabnya kehidupan yang dimiliki
oleh Salomo adalah berdasarkan tindakan Allah, yaitu: “Aku telah memilih dia menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi bapanya.”
Ini lebih dari sekedar bernyawa, lebih dari sekedar hidup dan lebih dari
sekedar bertuhan tetapi hidup dalam dan bagi Tuhan. Ini adalah kehidupan yang
dimiliki Salomo bukan berdasarkan kepantasan kebangsaan atau kelahiran karena
pada dasarnya terkutuk untuk mati; ini adalah kehidupan yang dimiliki Salomo
bukan berdasarkan kekudusannya, tidak sama sekali. Kehidupan ini dapat dimiliki karena “YEDIJA” atau “karena
Allah bertindak” memilih dia menjadi anak-Nya dan IA menjadi bapanya. Sebuah
relasi yang tak terpisahkan karena sebuah persekutuan antara ayah dan anak.
Dalam kehidupan persekutuan yang berdasarkan tindakan Allah dan bukan berdasarkan
ketaatan pada hukum Taurat, lahirlah janji yang dahsyat ini: “Aku
akan mengokohkan kerajaannya sampai selama-lamanya, jika ia bertekun melakukan
segala perintah dan peraturan-Ku seperti sekarang ini.” Ketaatan Salomo
terhadap Tuhan bukan dalam dasar hubungan dengan hukum Taurat, tetapi
berdasarkan Tuhan telah memilih dia menjadi anak-Nya dan TUHAN menjadi bapanya.
Yang belakangan atau TUHAN menjadi bapanya, itulah sebuah jaminan bahwa relasi
keduanya tak akan pernah lagi berdasarkan hukum Taurat sekalipun saat itu hukum
Taurat memerintah. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya baik ayah dan ibunya
sebagaimana seharusnya dirinya sendiri harus dibinasakan, hanya karena Tuhan
memutuskan untuk memberikan kasih karunia atas Daud, Batsyeba dan Salomo,
tetapi tidak untuk “saudara tuanya” yang telah ditulahi TUHAN, maka ia bisa menjadi
anak-Nya dan IA menjadi bapanya. Tetap dalam hal ini, dalam kasih karunia, IA
tetap menuntut ketaatan. Apakah maksudnya, maksudnya kehidupan sebagaimana
seharusnya seorang anak Tuhan, hidup mengasihi dan melakukan apa yang
dikehendaki Bapanya. Relasi ini tak akan bisa dihancurkan oleh ketidaktaatan
terhadap hukum Taurat, sebagaimana juga ketidaktaatan Daud pada hukum Taurat
tak dapat menghancurkannya!
Perhatikan hal
berikut ini:
2Samuel
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!
Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja
atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
Karena
sebuah tindakan Tuhan:
2Samuel
12:3 Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN
telah menjauhkan dosamu itu: engkau
tidak akan mati.
Tuhan
tidak menghapuskan perhitungan dosa itu sementara IA melakukan penghukuman atas
segala ketaktaatan. Ini bukan sama sekali pola dalam hukum Taurat, bahkan menurut hokum pengampunan
dan penghapusan serta pendamaian berdasarkan kurban binatang beserta darahnya.
Apakah Salomo begitu berbeda daripada Daud?
Tidak juga atau sama
saja. Ia pun adalah manusia pemberontakan yang menjijikan bagi Allah, tetapi perhatikan bagaimana
pemberontakan yang menjijikan Allah itu tak membuat kelestarian bangsa Israel
menjadi binasa atau punah, sehingga janji kedatangan Sang Mesias dari bangsa
ini dapat gagal sepenuhnya:
IRaja-Raja 11:4-13Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu
mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh
hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo
mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan
sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di
mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud,
ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan
bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur
Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga
dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan
korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Demikian
juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang
mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. dan
yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti
allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu,
yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah
Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu
dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu
ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah
Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak
seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu
oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."
Seperti Daud ayahnya,
demikianlah Salomo anaknya. Ini hal yang
mengerikan karena jika demikian maka kebinasaan adalah keniscayaan bagi Salomo.
Mari kita melihat sejenak Salomo:
“Demikian juga dilakukannya bagi semua
isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban
sembelihan kepada allah-allah mereka. Demikian juga
dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan
korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. dan yang telah
memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain,
akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN”
Apakah
yang pasti menimpa Salomo? Perhatikan bagaimana Allah begitu murka dengan
segala bentuk persembahan dan penyembahan kepada allah-allah:
Keluaran
32:2-10Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting
emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan
bawalah semuanya kepadaku." Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan
anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun. Diterimanyalah
itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah
dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!" Ketika Harun melihat itu,
didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya:
"Besok hari raya bagi TUHAN!" Dan keesokan harinya pagi-pagi maka
mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu
duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan
bersukaria. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah,
turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak
lakunya. Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang
Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan
kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata:
Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir." Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat
bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Oleh sebab itu biarkanlah
Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka,
tetapi
engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."
Secara
pasti, jika menuntut pada hukum Taurat, maka Salomo atau Yedija harus
dibinasakan dalam murka-Nya.
Namun dalam murka-Nya
yang dahsyat itu, TUHAN secara sepihak dalam kedaulatan-Nya untuk menggenapi
kehendak-Nya, IA melakukan hal ini:
●Penghukuman
tak segera terjadi, tapi akan berlangsung di era anaknya sendiri:
1Raja-Raja
11:12 Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya
oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya.
●Kerajaannya
atau kelangsungan Israel tidak akan
dibinasakan sepenuhnya sehingga lenyap dari muka bumi dalam kemurkaan-Nya:
1Raja-Raja
11:13 Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari
padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku
Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."
Mengapakah itu bisa terjadi?
Karena peran hukum Taurat yang memandu Salomo dan anaknya? Mengapakah TUHAN
tidak mengoyakan semua kerajaan tetapi dalam murka-Nya yang menyala-nyala memutuskan untuk menyisakan satu suku kepada anak atau
keturunan Salomo? Apakah itu karena hukum Taurat
yang menahan Tuhan untuk melakukannya? Tentu tidak sama sekali, sebab justru hukum
Taurat sejak semula telah memastikan
kebinasaan Daud dan seluruh generasi Israel. Hanya karena “YEDIJA” saja
maka kerajaan Israel tidak binasa dan
generasi Israel akan lenyap. Apakah tindakan “Karena TUHAN” itu? Inilah:
“Satu
suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena
Yerusalem yang telah Kupilih.”
Janji dan pengurapan
TUHAN atas Daud itu berdasarkan kehendak dan kemauan Allah berdasarkan pilihan:
1Samuel
16:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau
berdukacita karena Saul? Bukankah ia
telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan
minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang
Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah
Kupilih seorang raja bagi-Ku."
Perhatikan baik-baik:
Pemilihan atas Daud oleh Tuhan tidak mengakibatkan penolakan kala ia jatuh
menista Allah. Daud tak pernah mengalami penolakan, sebaliknya melalui
nabi Natan mendapatkan kasih karunia Allah yang begitu kudus. Ini sungguh
berbeda dengan Saul yang dikatakan-Nya telah ditolak-Nya sekalipun Saul memang
dipakai Tuhan untuk membebaskan umat-Nya dari penindasan Filistin: ”Tetapi TUHAN telah menyatakan kepada Samuel, sehari sebelum kedatangan
Saul, demikian: Besok kira-kira waktu ini Aku
akan menyuruh kepadamu seorang laki-laki dari tanah Benyamin; engkau akan
mengurapi dia menjadi raja atas umat-Ku Israel dan ia akan menyelamatkan
umat-Ku dari tangan orang Filistin. Sebab Aku telah memperhatikan sengsara
umat-Ku itu, karena teriakannya telah sampai kepada-Ku. Ketika Samuel melihat Saul, maka
berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu;
orang ini akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku-
1 Samuel 9:15-17"
Apakah yang
membuat Saul ditolak dan Daud tidak
ditolak- bahkan takta kerajaan Daud bertahan
selama-lamanya? Apakah karena Daud lebih baik daripada Saul: lebih kudus, lebih
taat kepada Tuhan, lebih sungguh-sungguh dalam meratapi kesalahan-kesalahannya
dihadapan Tuhan atau pertobatan Saul palsu tetapi pertobatan Daud sejati.
Begitukah? Itukah yang menyebabkan perbedaan pada keduanya? Tidak sama sekali,
tetapi inilah sebagaimana nabi Samuel menyatakan apakah yang TUHAN nyatakan:
2Samuel
7:13-17 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan
takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan
menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia
dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak
manusia. Tetapi kasih
setia-Ku tidak akan hilang dari padanya,
seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari
hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk
selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."
Tepat
seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada
Daud.
Satu-satunya penyebab
yang membedakan Daud terhadap Saul, bukan karena satupun kebaikan pada diri
Daud, sudah diketahui begitu jelas bahwa Daud adalah seorang yang seharusnya
sudah dibinasakan karena dosa. Dengan kata lain, seharusnya ia tak ada
perbedaan sedikit saja dengan Saul. Apa yang membedakannya adalah TUHAN
sendiri:
►terhadap Saul:
IA melenyapkan kasih setia-Nya
►terhadap Daud
IA berjanji: kasih setia-Nya tidak akan hilang
Kasih setia di sini adalah “unconditional”
atau tak bersyarat sama sekali. Tak ada satupun kejadian atau perbuatan yang
dilakukan oleh Daud yang dapat melenyapkan kasih setia Tuhan, bahkan didalam
kemurkaan-Nya yang menyala-nyala menentang Daud
yang begitu menjijikan dalam dosa-dosanya.
Daud
sendiri tidak boleh dipahami sebagai orang yang tidak mengenal kebenaran
kehidupan didalam Tuhan dan dalam kekudusan, sebab ia sendiri adalah salah satu penulis Kitab Mazmur
atau Tehilim yang merupakan Kitab yang memastikan transmisi Torah berlangsung
atau tak terputuskan, seperti ini misalnya:
Mazmur1:1-3
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak
berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi
yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan
malam. Tetapi
yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan
malam.
Mazmur
37:1-4 Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati
kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera
lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah
kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,
dan
bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang
diinginkan hatimu.
Mazmur
23:1-4 Mazmur
Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang
tenang; Ia
menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun
aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau
besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Mazmur
32:1-9 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah
manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan
TUHAN, dan yang
tidak berjiwa penipu! Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi
lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam
tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh
teriknya musim panas. Sela Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku
tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
Sebab
itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui;
sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya. Engkaulah
persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau
mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela Aku hendak
mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku
hendak ember nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu. Janganlah
seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus
dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak,
ia tidak akan mendekati engkau.
Mazmur103:1-
Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap
batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Dia
yang mengampuni segala kesalahanmu, yang
menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari
lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
Sehingga dalam kasih
karunia, Daud sangat tahu sekali betapa kekudusan adalah sebuah kehidupan dalam
persekutuan dengan Tuhan merupakan hal yang tetap dikehendaki Allah, walau itu
bukan merupakan syarat keselamatan jiwanya!Tetapi kehidupan sejati seorang yang
diselamatkan-Nya.
Apakah
hukum Taurat yang melestarikan bangsa Israel sehingga
tidak binasa dan dapat melahirkan Mesias? Bukan sama sekali, tetapi KARENA
TUHAN - YEDIJA. Sehingga menjadi jelas bagi kita kala rasul Paulus menuliskan: “Seperti ada
tertulis: "Sebab oleh karena kamulah
nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain," itu hendak menunjukan bahwa
bangsa Israel dapat tetap ada di muka bumi dan pada akhirnya Mesias telah datang
melalui bangsa ini, bukan karena dilestarikan oleh hukum Taurat, bukan
karena berdasarkan hukum tersebut, sebagaimana
ada tertulis dan telah kita lihat bersama-sama, sebaliknya, melalui hukum itu hanya menunjukan bangsa
itu hanya mampu membuat bangsa-bangsa lain menghujat nama Allah oleh karena
pemberontakan Israel itu begitu konsisten disepanjang sejarah semua manusia,
sehingga mustahil menjadi “pilot project manusia yang dikehendaki Allah di era atau zaman
sebelum anugerah,” baik dahulu dan sekarang ini.
Bersambung
ke bagian 6.G-2
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not
transform the cross
[dari seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment